Penyebab Kemiskinan Aspek Kemiskinan

- 17 - besar adalah buruh tani yang tidak memiliki tanah sendiri. Kalaupun ada yang memiliki tanah, luasnya tidak seberapa dan tidak cukup untuk membiayai kebutuhan hidup yang layak. b. Penduduk miskin pada umumnya adalah penganggur atau setengah penganggur . Kalau ada pekerjaan sifatnya tidak teratur, atau pekerjaan tersebut tidak memberi pendapatan yang memadahi bagi tingkat hidup yang wajar. Mereka ini ada, baik di perkotaan maupun di perdesaan. c. Penduduk miskin biasanya berusaha sendiri dengan menyewa peralatan dari orang lain . Sifat usaha ini kecil atau usaha rumah tangga dan sangat terbatas karena tidak adanya modal untuk mendukung usahanya. Banyak dijumpai di perkotaan, tetapi dapat juga dijumpai di perdesaan. d. Kebanyakan penduduk miskin tidak berpendidikan atau berpendidikan rendah . Rendahnya pendidikan sering berdampak pada kurangnya kesempatan untuk memperoleh jumlah yang cukup akan bahan kebutuhan pokok, perumahan, fasilitas kesehatan, air minum, pendidikan, angkutan dan komunikasi serta fasilitas kesejahteraan sosial lainnya. Dari ciri-ciri tersebut, dapat disimpulkan bahwa hidup dalam kemiskinan bukan hanya hidup dalam kekurangan uang dan tingkat pendapatan yang rendah, tetapi juga banyak hal lain, seperti: tingkat kesehatan, pendidikan rendah, perlakuan tidak adil dalam hukum, kerentanan terhadap ancaman tindak kriminal, ketidakberdayaan menghadapi kekuasaan, dan ketidakberdayaan dalam menentukan jalan hidupnya sendiri. Emil Salim dalam Alfian, dkk 1980: 35 juga telah mengungkapkan bahwa hal-hal yang tidak dimiliki oleh Penduduk Miskin, adalah: i Mutu tenaga kerja yang tinggi; ii Jumlah modal yang memadahi; iii Luas tanah dan sumber alam yang cukup; iv ketrampilan dan keahlian yang cukup tinggi; v kondisi fisik jasmaniah dan rohaniah yang cukup baik; serta vi lingkungan hidup yang memungkinkan perubahan dan kemajuan.

4. Penyebab Kemiskinan

Nasikun 2001 dalam Suryawati 2005: 123 telah menyoroti beberapa sumber dan proses penyebab terjadinya kemiskinan, yaitu: - 18 - a. Pol i cy Induces Pr ocesses : proses pemiskinan yang dilestarikan, direproduksi melalui pelaksanaan suatu kebijakan induced of policy di antaranya adalah kebijakan antikemiskinan, tetapi realitanya justru melestarikan kemiskinan. b. Soci o-Economi c Dual i sm : negara eks-koloni mengalami kemiskinan karena pola produksi kolonial, yaitu petani menjadi marjinal karena tanah yang paling subur dikuasai oleh petani skala besar dan berorientasi ekspor. c. Popul at i on Gr owt h : perspektif yang didasari pada teori Malthus bahwa pertambahan penduduk seperti deret ukur sedang pertambahan pangan seperti deret hitung. d. Recour ces Management and t he Envi r onment : adanya unsur mis management sumber daya alam dan lingkungan, seperti manajemen pertanian yang asal tebang akan menurunkan produktivitas. e. Nat ur al Cycl es and Pr ocesses : kemiskinan terjadi karena siklus alam. Misalnya, tinggal di lahan kritis, di mana lahan ini jika turun hujan akan terjadi banjir tetapi jika musim kemarau akan kekurangan air, sehingga tidak memungkinkan produktivitas yang maksimal dan terus-menerus. f. T he Mar gi nal i zat i on of Woman : peminggiran kaum perempuan karena perempuan masih dianggap sebagai golongan kelas kedua, sehingga akses dan penghargaan hasil kerja yang diberikan lebih rendah dari laki-laki. g. Cul t ur al and Et hni c Fact or s : bekerjanya faktor budaya dan etnik yang memelihara kemiskinan. Misalnya, pola hidup konsumtif para petani dan nelayan ketika panen raya, serta adat istiadat yang konsumtif saat upacara adat atau keagamaan. h. Expl ot at i ve Int er medi at i on : keberadaan penolong yang menjadi penodong, seperti rentenir lintah darat. i. Int er nal Pol i t i cal Fr agment at i on and Ci vi l St r at fe : suatu kebijakan yang diterapkan pada suatu daerah yang fragmentasi politiknya kuat, dapat menjadi penyebab kemiskinan. j. Int er nat i onal Pr ocesses : bekerjanya sistem-sistem internasional kolonialisme dan kapitalisme membuat banyak negara menjadi semakin miskin. - 19 - Selain beberapa faktor di atas, penyebab kemiskinan di masyarakat disebabkan oleh keterbatasan aset yang dimiliki, yaitu Nasikun 2001 dalam Suryawati, 2005: 123: a. Nat ur al Asset s : seperti tanah dan air, karena sebagian besar masyarakat hanya menguasai lahan yang kurang memadai untuk mata pencahariannya. b. Human Asset s : menyangkut kualitas sumber daya manusia yang relatif masih rendah tingkat pendidikan, pengetahuan, keterampilan maupun tingkat kesehatan dan penguasaan teknologi. c. Physi cal Asset s : minimnya akses ke infrastruktur dan fasilitas umum, seperti: jaringan jalan, listrik, dan komunikasi. d. Fi nanci al Asset s : berupa tabungan saving, serta akses untuk memperoleh modal usaha. e. Soci al Asset s : berupa jaringan, kontak dan pengaruh politik, dalam hal ini kekuatan bargaining position dalam pengambilan keputusan-keputusan politik. Merujuk pada dokumen Bappenas 2005: 70 tentang Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan, penyebab kemiskinan bersumber dari ketidakberdayaan dan ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi hak-hak dasar; kerentanan masyarakat menghadapi persaingan, konflik dan tindak kekerasan; lemahnya penanganan masalah kependudukan; ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender; dan kesenjangan pembangunan yang menyebabkan masih banyaknya wilayah yang dikategorikan tertinggal dan terisolasi. Masalah kemiskinan juga memiliki spesifikasi yang berbeda antar wilayah perdesaan, perkotaan, serta permasalahan khusus di kawasan pesisir dan kawasan tertinggal. Ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi hak-hak dasar secara umum berkaitan dengan kegagalan kepemilikan aset terutama tanah dan modal; terbatasnya jangkauan layanan dasar terutama kesehatan dan pendidikan; terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung; rendahnya produktivitas dan tingkat pembentukan modal masyarakat; lemahnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan publik; pemanfaatan sumberdaya alam yang berlebihan, tidak berwawasan lingkungan dan kurang melibatkan - 20 - masyarakat; kebijakan pembangunan yang bersifat sektoral, berjangka pendek dan parsial; serta lemahnya koordinasi antarinstansi dalam menjamin penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar.

5. Program-Program Penanggulangan Kemiskinan