- 20 -
masyarakat; kebijakan pembangunan yang bersifat sektoral, berjangka pendek dan parsial; serta lemahnya koordinasi antarinstansi dalam
menjamin penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar.
5. Program-Program Penanggulangan Kemiskinan
Selama pemerintahan Orde Baru ORBA telah ada beberapa program yang dicanangkan untuk menanggulangi kemiskinan, yang
antara lain dalam bentuk: Program Inpres Desa Tertinggal IDT, Tabungan Kesejahteraan Keluarga TAKESRA dan juga Kredit Usaha
Kesejahteraan Keluarga KUKESRA. IDT memiliki sasaran penduduk miskin yang ada di desa-desa tertinggal, sedang TAKESRA dan
KUKESRA memiliki sasaran penduduk miskin yang berada di luar lokasi desa-desa tertinggal. Sasarannya dibatasi pada keluarga yang
masuk dalam kategori Keluarga Prasejahtera KP dan Keluarga Sejahtera I KS-I, hasil survei yang dilakukan oleh Badan
Kesejahteraan Keluarga Berencana Nasional BKKBN. Sejak tahun 1994, BKKBN mengembangkan indikator untuk
mengukur tingkat kesejahteraan keluarga dengan menggunakan indikator ekonomi, indikator kesehatan, indikator gizi, dan indikator
sosial. Hasil dari penelitian tersebut dapat memetakan kesejahteraan dalam tingkatan dan ketegori: i Keluarga Prasejahtera KP, ii
Keluarga Sejahtera I KS-I, iii Keluarga Sejahtera II KS-II, dan iv Keluarga Sejahtera III Plus KS-III Plus. Keluarga yang masuk kategori
miskin adalah KP dan KS-I. Gambaran selengkapnya, antara lain dapat dilihat pada Sulistiani 2004: 35 dan juga Tim Crescent 2003: 5-6.
Sementara, terkait dengan perbedaan kebijakan-kebijakan dalam penanggulangan kemiskinan IDT, P3DT, PPK, P2KP, PDMDKE, PARUL,
dan PSEM, dapat dilihat pada Sumodiningrat 2007: 72-6 [Tabel 4]. Upaya
penanggulangan kemiskinan
yang dilakukan
oleh pemerintah, khususnya oleh pemerintah daerah, dilakukan melalui
dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD. SPKD merupakan dokumen strategi penanggulangan kemiskinan daerah yang
digunakan sebagai rancangan kebijakan pembangunan daerah di bidang penanggulangan kemiskinan dalam proses penyusunan RPJMD
pada tahun-tahun selanjutnya. Penyusunan SPKD dilakukan di setiap daerah, baik di provinsi, kabupaten maupun kota. Pihak yang
- 21 -
bertanggungjawab dalam menyusun SPKD adalah Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan TKPK Daerah. Selanjutnya, melalui
TKPK Daerah dibentuk Tim Penyusun SPKD yang keanggotaannya melibatkan berbagai elemen dari lintas pelaku multi-stakeholders.
SPKD merupakan
representasi dari
strategi dan
prinsip penanggulangan kemiskinan nasional. Secara konseptual, substansi
SPKD harus disesuaikan dengan kondisi faktual di masing-masing daerah sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh daerah.
Strategi penanggulangan kemiskinan sebagaimana yang telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden Perpres No. 15 Tahun 2010,
mempuyai tujuan: i mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin, ii meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat
miskin, iii mengembangkan dan menjamin keberlanjutan Usaha Mikro dan Kecil UMK, dan iv membentuk sinergi kebijakan dan program
penanggulangan kemiskinan. Sementara, prinsip utama dalam penanggulangan kemiskinan yang komprehensif, ditempuh melalui: i
perbaikan dan pengembangan sistem perlindungan sosial, ii pningkatan akses pelayanan dasar, iii pemberdayaan kelompok
masyarakat miskin, dan iv pembangunan yang inklusif. Dalam hal penangggulangan kemiskinan di bidang ekonomi, maka
segenap upaya harus dilakukan agar kaum miskin tetap mendapatkan bagian dari kue perencanaan baca: PDRB atau Produk Domestik
Bruto yang
merupakan hasil
pelaksanaan program-program
pembangunan. Dengan identifikasi penduduk miskin sudah merujuk nama dan alamat by name by address, akan ditemukan umur
penduduk miskin yang bisa dikategorikan ke dalam: i Usia belum produktif 0-14 tahun. ii Usia produktif 15- 55 tahun, dan iii
usia di atas produktif di atas 55 tahun. Sasaran pelaksanaan program-program pembangunan sebaiknya disesuaikan dengan
kelompok umur, di mana untuk kelompok usia produktif harus lebih
diutamakan. Kerangka
pelaksanaan kebijakan
penanggulangan kemiskinan dari bidang ekonomi, selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut.
- 22 -
Gambar 2.1 K erangka
K ebijakan Penanggulangan
K emiskinan di
Bidang Ekonomi
B. Profil Kemiskinan