Pemerintahan Profil Kabupaten Aceh Tamiang

55 Tabel 5 Jumlah Rumah Tangga Di Kabupaten Aceh Tamiang Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2010 No Lapangan Pekerjaan Jumlah Rumah Tangga 1. Pertanian 34.050 2. Pertambangan 794 3. Industri 1.697 4. Kointruksi 2.789 5. Perdagangan 7.266 6. Jasa-jasa 12.324 Sumber: Aceh Tamiang Dalam Angka, 2010 diolah

2.2.4 Pemerintahan

Pada awalnya, pemerintahan di Benua Tamiang ini adalah berbentuk Kesultanan yang diperintah oleh seorang sultan. Dalam kegiatan pemerintahan sehari- harinya, ia dibantu oleh seorang mangkubumi yang bertugas mengawasi jalannya pemerintahan dan bertanggung jawab sepenuhnya kepada sultan. Dalam bidang hukum, diangkat seorang Qadhi Besar yang bertugas mengawasi pelaksanaan hukum, baik oleh pemerintah sendiri maupun oleh lembaga-lembaga penegak hukum. Di tingkat pemerintahan daerah, sultan dibantu oleh tiga sistem kepemimpinan, yaitu: 1. Datuk-datuk Besar yang memimpin daerah-daerah kedatuan 2. Datuk-datuk Delapan Suku yang memimpin daerah-daerah suku perkauman 3. Raja-raja Imam yang memimpin para imam di daerah-derah dan sekaligus 56 bertindak sebagai penegak hukum di daerah. Dalam bidang keamanan dan pertahanan kesultanan, juga dibentuk laskar- laskar rakyat yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab seorang panglima. Panglima ini juga membawahi tujuh panglima daerah, yaitu Panglima Birin, Panglima Gempal Alam, Panglima Nayan, Panglima Kuntum Menda, Panglima Ranggas, Penglima Megah Burai, dan Panglima Nakuta Banding khusus untuk di laut. Tingkat kepemimpinan yang paling bawah di kelaskaran ini adalah Pang yang ada di setiap kampung di daerah-daerah kekuasaan Kesultanan Benua Tamiang. Sementara sejak masa kesultanan berakhir daerah ini termasuk dalam wilayah Aceh Timur yang dipimpin oleh seorang bupati, bupati adalah sebutan untuk seorang pemimpin daerah ditingkat kabupatenkota, yang bertugas untuk memimpin birokrasi, menggerakkan jalannya roda pemerintahan dan dijadikan tempat perlindungan, pelayanan publik serta pembangunan. Awalnya, pemilihan pemimpin daerah ini dipilih oleh DPRD, akan tetapi karena adanya perubahan yang terjadi pada masa reformasi tahun 1998 maka pemilihan umum kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat. Pilkada langsung di Indonesia pertama kali dilaksanakan pada tahun 2005 dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Kemudian daerah ini memisahkan diri dengan membentuk kabupaten Aceh Tamiang, sejak berdirinya Aceh Tamiang yang diresmikan pada 2 Juli 2002 berdasarkan UU No.4 tahun 2002, daerah ini dipimpin oleh Bupati Ishak Djuned yang notabene merupakan bupati Aceh Timur, lalu Ishak Djuned menunjuk Abdul Latief yang merupakan karyawan PDAM kota Langsa sebagai PJ Bupati Aceh Tamiang dan 57 berhasil kembali memimpin Aceh Tamiang periode 2007-2012 pada pemilihan umum kepala daerah tahun 2007 bersama wakilnya Awaluddin. Lalu pada pemilihan umum kepala daerah yang berlangsung tahun 2012 lalu, pasangan Hamdan Sati-Iskandar Zulkarnain berhasil memimpin Aceh Tamiang dengan periode 2012-2017 sebagai bupati dan wakil bupati. 13

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Partai politik Parpol adalah wadah bagi warga negara untuk menyalurkan aspirasi politiknya secara konstitusional. Hal ini merupakan perwujudan dari azas demokrasi yang dianut negara-negara yang menerapkan sistem demokrasi dalam menjalankan dan melaksanakan roda pemerintahannya. Keberadaan Parpol sebagai salah satu sendi dalam Negara Demokrasi, seperti Indonesia, merupakan sesuatu yang mutlak dan cukup penting untuk mengelola hak dan kewajiban setiap warga negara. Parpol merupakan sarana bagi warga negara untuk turut serta atau berpartisipasi dalam proses pengelolaan negara. Sebagai lembaga politik, partai bukan sesuatu yang dengan sendirinya ada. Kelahirannya mempunyai sejarah cukup panjang, meskipun juga belum cukup tua. Bisa dikatakan Parpol merupakan organisasi yang baru dalam kehidupan manusia, jauh lebih muda dibandingkan dengan organisasi negara Budiardjo, 2008: 397. Dalam konteks Demokrasi di Republik Indonesia, selain Parpol yang bersifat Nasional saat ini, 2014, seperti Partai Golkar, Nasional Demokrat Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa PKB, Partai Amanat Nasional PAN, Partai Demokrat, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDIP, Partai Hati Nurani Rakyat Hanura, Partai Keadilan Sejahtera PKS, Partai Bulan Bintang PBB, Partai Persatuan Pembangunan PPP, Partai Kebangkitan dan Pembangunan Indonesia PKPI dan Partai Gerakan Indonesia Raya Gerindra, juga ikut berpartisipasi Partai Lokal Parlok, yang berasal dari Provinsi Aceh dalam setiap Pemilihan Umum PEMILU