Gambaran Umum Pemilihan Kepala Daerah Aceh Tamiang 2012

94 Hasil lengkap perolehan suara Pilkada Aceh Tamiang putaran 2 untuk masing- masing kecamatan sebagai berikut : TABLE 7 No Kecamatan H.Hamdan Sati,ST Dra.Iskandar Zulkarnain, MAP Agus salim H.Abdus Samad, SE 1 Kota Kuala Simpang 4.140 3.103 2 Rantau 9.628 5.552 3 Sekrak 1.852 1.277 4 Seruway 6.479 5.410 5 Karang Baru 11.007 6.228 6 Kejuruan Muda 7.955 6.174 7 Tamiang Hulu 5.073 3.137 8 Bandar Pusaka 2.972 2.750 9 Bendahara 5.334 4.381 10 Banda Mulia 2.671 2.537 11 Tenggulun 3.093 3.826 12 Manyak Payed 4.584 8.172 Diperoleh dari : suara-tamiang.com

4.1 Gambaran Umum Pemilihan Kepala Daerah Aceh Tamiang 2012

Berangkat dari pemikiran Axel Hadenius, yang mengatakan bahwa suatu pemlihan umum termasuk pemilukada secara langsung disebut demokratis jika memiliki “makna”. Istilah bermakna merujuk pada 3 kriteria, yaitu keterbukaan, ketepatan dan keefektifan pemilu. 95 Putaran kedua dari Pilkada di Aceh Tamiang yang berlangsung pada tanggal 12 September 2012 merupakan tahap penyelesaian dari Pilkada putaran pertama yangdilaksanakan pada tanggal 9 April 2012. Kedua putaran Pilkada tersebut mengokohkan komitmen rakyat Aceh untuk menyebarluaskan dan memperkuat proses perdamaian. Hari pemilihan berlangsung dengan damai dan teratur, dimana para pemilih berpartisipasi dalam jumlah yang cukup baik meski dalam putaran kedua terjadi penurunan jumlah pemilih, ditandai dengan tidak adanya pelaporan masalah yang begitu besar di Aceh Tamiang. Karena yang diketahui sebelumnya bahwa saat penyelenggaraan pilkada terdapat intervensi dari elemen-elemen militer serta tuduhan intimidasi oleh kedua kandidat menjelang hari pemungutan suara. Masyarakat Aceh Tamiang kembali mengunjungi tempat-tempat pemungutan suara pada 12 September 2012 untuk memilih wakilnya, para pemilih telah kembali untuk memasukkan kartu pemilihan ke dalam kotak suara untuk memilih Bupati dan wakil Bupati yang pada putaran pertama tidak berhasil meraih kuota 30 untuk dapat memimpin di Pilkada putaran pertama. Proses pemilihan yang telah berlangsung secara damai dan tertib di kabupaten tersebut semakin memperkuat anggapan bahwa rakyat Aceh Tamiang telah sepakat untuk menciptakan perdamaian dan demokrasi di provinsi Aceh, setelah dilanda 30 tahun lebih konflik yang meninggalkan ribuan korban, gempa bumi yang dahsyat dan tsunami. Dua kandidat dari jalur yang berbeda, dimana pasangan yang diusung dari koalisi partai PAN, PBR, PBA dan PKS bertarung melawan rivalnya dari pasangan yang diusung dari Partai Aceh. Mereka berlomba untuk mempimpin dan menduduki posisi nomor 1 di Kabupaten Aceh Tamiang yakni pasangan Hamdan Sati dan Iskandar Zulkarnain, sebagai salah satu pasangan kandidat Agussalim dan Abdussamad sebagai lawannya. Namun, beberapa perkembangan selama persiapan 96 menjelang Pilkada telah membawa kembali kenangan pahit akan konflik yang telah berakhir. Seperti keluhan masyarakat di Aceh Tamiang tentang adanya intimidasi dari GAM selama persiapan Pilkada dan masa kampanye. Seperti ancaman yang terjadi di daerah-daerah pedalaman yakni kecamatan Tenggulun, Sekrak, Tamiang Hulu dan Bandar Pusaka oleh oknum tak dikenal, memaksa masyarakat untuk memilih calon yang diusung dari salah satu Partai yang bertarung Partai Aceh, demikian pula pengaduan dari sejumlah masyarakat yang berdomisili di Desa Paya Raja Kecamatan Banda Mulia yang mengaku diancam oleh pendukung salah satu partai yang berkompetisi agar memilih calon yang mereka usung, jika tidak memilihnya maka keselamatan keluargalah dijadikan sebagai taruhannya. Hal ini di ungkapkan langsung oleh Saudara Muhammad Arifin : Sebelum pemilihan kepala daerah yang dulu bang, saya sering dapat sms terror yang mengatakan usahakan keluargamu memilih partai aceh kalau tidak keselamatan keluargamu ada di tanganmu selain itu bang sering kali orang luar datang ke kampung kami beramai-ramai mengancam masyarakat sini bang. 22 Bentuk ancaman seperti itu memang sering terjadi jika musim pilkada digelar, seperti halnya pilkada yang berlangsung disejumlah daerah lainnya di Aceh. Kekerasan serta intimidasi seolah tak berujung menyelimuti kabupaten Aceh Utara, Aceh Tengah, Aceh Timur dsb, saat menjelang pemilihan bupatiwalikota tahun 2012 lalu, begitu pula saat pemilihan gubernur Aceh yang juga berlangsung tahun 2012. Banyaknya kasus kekerasan dan penembakan oleh orang tak dikenal kepada simpatisan pendukung Irwandi Yusuf, Irwandi sendiri merupakan peserta calon gubernur dari jalur independen yang telah mengundurkan diri dari Partai Aceh. 22 Wawancara langsung dengan Muhammad arifin, masyarakat Desa Paya Raja Kecamatan Banda Mulia 97 Terlepas dari hal itu, jika berbicara tentang pilkada Aceh maka masyarakat akan berpandangan bahwa bukan Aceh namanya jika tidak ada konflik. Seolah konflik dan kekerasan akan selalu melekat pada pemilu Aceh menyebabkan daerah ini dinyatakan gagal dalam menjalankan demokrasi yang sebagaimana semestinya. Begitu pula halnya yang terjadi pada penyelenggaraan pilkada Aceh Tamiang, meski ancaman dan intimidasi terjadi di daerah ini. Akan tetapi tidak terlalu berat jika dibanding dengan daerah lainnya, artinya bahwa bentuk ancaman dan intimidasi masih bisa ditangani atau diatasi oleh Panitia Pengawas Pemilu Panwaslu Aceh Tamiang sehingga tidak sampai kepada tindak pidana yang harus diselesaikan hingga ke Mahkamah Konstitusi, begitulah penuturan mantan ketua KIP Aceh Tamiang, Ir. Izuddin. Lebih lanjut Beliau mengatakan bahwa pelaksanaan pilkada Aceh Tamiang berjalan dengan baik, meski ancaman dan teror bermunculan disana sini namun tidak menghalangi jalannya pelaksanaan pilkada saat itu, jika dibanding dengan pilkada tahun 2006 tentunya pilkada kali ini jauh lebih baik. Hal tersebut dikerenakan pada saat pilkada tahun 2006 terjadi pelanggaran di salah satu TPS Tempat Pemungutan Suara yang terdapat di Kecamatan Kejuruan Muda, dimana terjadi pembongkaran kotak suara sebelum pelaksanaan pilkada berlangsung sehingga menyebabkan pilkada harus ditunda dalam beberapa waktu, belum lagi bencana alam banjir bandang yang menimpa daerah ini dipenghujung tahun 2006. Pilkada 2012 kali ini memang tidak serumit pilkada 2006, tapi setidaknya cukup mengejutkan masyarakat kala hasil dari putaran pertama menyebutkan pasangan dari Hamdan Sati-Iskandar dan Agussalim-Abdussamad maju pada putaran kedua. Mengingat calon lainnya juga merupakan saingan berat, seperti pasangan nomor urut 1 H. M. Jhoni Evita, SE dan Drs. Buyung Arifin, MM yang semula 98 diprediksi akan menang saat pilkada, adalah seorang pengusaha terkenal dengan wakilnya yang merupakan pensiunan Pertamina sehingga nama mereka cukup dikenal baik oleh masyarakat Tamiang, selain itu ada pasangan nomor urut 11 Drs. H. Jamaluddin T. Muku, Msi dan Drs. Suaib Arabi, MAP yang juga merupakan seorang pengusaha yang eksistensinya begitu baik dimata masyarakat membuat namanya juga tidak dapat disepelekan, adapula wakil bupati periode 2007-2012 yang kembali ikut bertarung yakni pasangan nomor urut 7 H. Awaluddin, SH, SpN, MH-Ir. Saiful Anwar, tentu masyarakat sudah mengetahui bagaimana kinerjanya sehingga calon tersebut juga tidak dapat dikesampingkan. Begitu pula dengan pasangan nomor urut 5 H. T.Yusni-Ismail yang merupakan calon dari koalisi partai Golkar, PPP, PDIP, dan PNBK sehingga namanya cukup dikenal baik oleh masyarakat tamiang. Namun demikian hasil pemilu tetaplah harus dihormati, siapa-siapa yang akan menang tentu masyarakat harus bisa menerima karena prediksi hanyalah sebuah perkiraan, belum tentu yang diperkirakan bisa terjadi seperti yang diharapkan. Karena itulah 2 pasangan yang terpilih untuk maju ke putaran kedua ini juga tidak dapat diremehkan begitu saja, keduanya juga memiliki citra yang cukup baik ditengah masyarakat dan memiliki pendukung yang tak sedikit pula. Seperti Hamdan Sati yang merupakan seorang pengusaha kelapa sawit dengan wakilnya Iskandar Zulkarnain yang merupakan kepala Bappeda Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, sedangkan lawannya sendiri terbantu oleh citra dari sang wakil Abdussamad yang merupakan kepala BPD Bank Pembangunan Daerah Aceh Tamiang dan diusung dari Partai Aceh pula yang merupakan partai lokal namun cukup mendapatkan tempat istimewa di mata masyarakat Aceh dibanding partai nasional. 99

a. Politik Hamdan Sati