Frekuensi Data Penelitian Crosstab Data Penelitian

LAMPIRAN OUTPUT DATA HASIL PENELITIAN

a. Frekuensi Data Penelitian

Kel. umur Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 18-27 23 33.8 33.8 33.8 28-37 14 20.6 20.6 54.4 38-47 10 14.7 14.7 69.1 48-57 17 25.0 25.0 94.1 58-60 4 5.9 5.9 100.0 Total 68 100.0 100.0 Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid laki-laki 47 69.1 69.1 69.1 perempuan 21 30.9 30.9 100.0 Total 68 100.0 100.0 Jenis OAT Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid isoniazid, rifampisin, etambutol, pirazinamid, streptomisin 26 38.2 38.2 38.2 isoniazid, rifampisin, etambutol, pirazinamid 37 54.4 54.4 92.6 isoniazid, rifampisin 5 7.4 7.4 100.0 Total 68 100.0 100.0 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Durasi penggunaan OAT Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 0-1 bulan 3 4.4 4.4 4.4 1-2 bulan 6 8.8 8.8 13.2 2-3 bulan 8 11.8 11.8 25.0 3-4 bulan 5 7.4 7.4 32.4 4-5 bulan 3 4.4 4.4 36.8 5-6 bulan 8 11.8 11.8 48.5 6 bulan 35 51.5 51.5 100.0 Total 68 100.0 100.0 hasil fungsi pendengaran Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid normal 47 69.1 69.1 69.1 tuli sensorineural 21 30.9 30.9 100.0 Total 68 100.0 100.0 keluhan pendengaran dan vestibular yang dirasakan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Vertigo 3 4.4 4.4 4.4 Tinnitus 18 26.5 26.5 30.9 vertigo dan tinnitus 3 4.4 4.4 35.3 vertigo dan gangguan pendengaran 3 4.4 4.4 39.7 tinitus dan gangguan pendengaran 8 11.8 11.8 51.5 vertigo, tinitus, dan gangguan pendengaran 11 16.2 16.2 67.6 tidak ada 22 32.4 32.4 100.0 Total 68 100.0 100.0 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

b. Crosstab Data Penelitian

Jenis OAT oraloral+injeksi hasil fungsi pendengaran Crosstabulation hasil fungsi pendengaran Total normal tuli sensorineural Jenis OAT oraloral+injeksi oral OAT Count 42 42 within hasil fungsi pendengaran 89.4 .0 61.8 oral+injeksi OAT Count 5 21 26 within hasil fungsi pendengaran 10.6 100.0 38.2 Total Count 47 21 68 within hasil fungsi pendengaran 100.0 100.0 100.0 Uji Chi square : Jenis OAT oraloral+injeksi Hasil fungsi pendengaran Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent Jenis OAT oraloral+injeksi hasil fungsi pendengaran 68 100.0 .0 68 100.0 Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. 2-sided Exact Sig. 2-sided Exact Sig. 1-sided Pearson Chi-Square 49.080 a 1 .000 Continuity Correction b 45.369 1 .000 Likelihood Ratio 58.613 1 .000 Fishers Exact Test .000 .000 N of Valid Cases 68 a. 0 cells ,0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,03. b. Computed only for a 2x2 table Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Nama Umur JK P2 P1 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 JenisOAT Warsito 58-60 LK HRZES 6bulan ya tidak sesudah Vertigo, tinitus, gangguan pendengaran tidak ya tidak SNHL Oral+injeksi Husein L 48-57 LK HRZES 6bulan ya tidak sesudah Tinitus, gangguan pendengaran tidak ya Tidak SNHL Oral+injeksi Sri T 28-37 PR HRZES 6bulan ya tidak sesudah Tinitus, gangguan pendengaran tidak ya Ya SNHL Oral+injeksi Joseph S 48-57 LK HRZES 6bulan ya tidak sesudah Vertigo, tinitus, gangguan pendengaran tidak ya tidak SNHL Oral+injeksi Budi E 18-27 LK HRZES 6bulan ya tidak sesudah Vertigo, tinitus, gangguan pendengaran tidak ya tidak SNHL Oral+injeksi Ramli S 38-47 LK HRZES 6bulan ya tidak sesudah Vertigo, tinitus, gangguan pendengaran Ya ya tidak SNHL Oral+injeksi Candra T 18-47 LK HRZES 6bulan ya tidak sesudah Tinitus, gangguan Tidak ya tidak SNHL Oral+injeksi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara pendengaran Tualim 38-47 LK HRZES 6bulan ya tidak sesudah Tinitus, gangguan pendengaran Ya ya tidak SNHL Oral+injeksi Mayes S 28-37 LK HRZES 6bulan ya tidak sesudah Vertigo, gangguan pendengaran Ya ya tidak SNHL Oral+injeksi Cerry AM 28-37 LK HRZES 6bulan ya tidak sesudah Tinitus, gangguan pendengaran Ya tidak tidak SNHL Oral+injeksi Rahuddin 58-60 LK HRZES 6bulan ya tidak sesudah Vertigo, tinitus, gangguan pendengaran Ya ya tidak SNHL Oral+injeksi Karta G 38-47 LK HRZES 6bulan ya tidak sesudah Tinitus, gangguan pendengaran Ya ya tidak SNHL Oral+injeksi Sihite 38-47 LK HRZES 6bulan ya tidak sesudah Vertigo, tinitus, gangguan pendengaran Ya ya tidak SNHL Oral+injeksi Syawalud 48-57 LK HRZES 5-6bulan ya tidak Tidak ada Tidak ada Ya ya tidak N Oral+injeksi Repelita 38-47 PR HRZES 6bulan ya tidak sesudah Vertigo, tidak Tidak tidak SNHL Oral+injeksi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara tinitus, gangguan pendengaran Berman S 28-37 LK HRZES 6bulan ya tidak sesudah Vertigo, tinitus, gangguan pendengaran tidak Tidak tidak SNHL Oral+injeksi Wasinton 48-57 LK HRZES 6bulan ya tidak sesudah Vertigo, tinitus, gangguan pendengaran Ya ya tidak SNHL Oral+injeksi Naomi G 28-37 PR HRZES 6bulan ya tidak sesudah Vertigo Ya ya tidak N Oral+injeksi Martua S 48-57 LK HRZES 6bulan ya tidak sesudah Tinitus Ya ya tidak N Oral+injeksi Sheres S 48-57 LK HRZE 5-6bulan ya tidak Tidak ada Tidak ada tidak Tidak tidak N oral Yan L 18-37 LK HRZE 5-6bulan ya tidak Tidak ada Tidak ada tidak tidak tidak N oral Aninda S 18-27 PR HRZE 4-5bulan ya tidak sesudah Tinitus tidak Tidak tidak N oral Reni A 28-37 PR HRZE 3-4bulan ya tidak sesudah Tinitus tidak Tidak tidak N oral Dameria 58-60 PR HRZE 5-6bulan ya tidak sesudah Tinitus Ya Ya tidak N oral Risa 18-27 PR HRZE 6bulan ya tidak sesudah Tinitus Tidak Tidak tidak N oral Rianta S 18-27 LK HRZE 2-3bulan ya tidak Tidak ada Tidak ada Tidak Tidak tidak N oral Sukastra 38-47 LK HRZE 1-2bulan ya tidak Tidakad Tidak ada Ya Ya tidak N oral Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Sri M 18-27 PR HRZE 6bulan ya tidak sesudah Tinitus tidak Tidak tidak N oral Bagus A 18-27 LK HRZE 6bulan ya tidak sesudah Tinitus tidak Tidak tidak N oral Ridzen M 28-37 LK HRZE 3-4bulan ya tidak Tidak ada Tidak ada tidak Tidak tidak N oral Irwansah 18-27 LK HRZE 2-3bulan ya tidak Tidak ada Tidak ada tidak Tidak tidak N oral Jainal A 38-47 LK HRZES 6bulan ya tidak sesudah Vertigo, gangguan pendengaran tidak Tidak tidak SNHL Oral+injeksi Suwandi 48-57 LK HRZE 2-3bulan ya tidak Tidak ada Tidak ada Ya Tidak tidak N oral Hotmanus 38-47 LK HRZE 6bulan ya tidak Sesudah Tinitus Tidak Tidak tidak N oral Putri A 18-27 PR HRZE 6bulan ya tidak Tidak ada Tidak ada Ya Ya tidak N oral Aninda A 18-27 PR HRZE 2-3bulan ya tidak Tidak ada Tidak ada Tidak Tidak tidak N oral Josua 18-27 LK HRZE 1-2bulan ya tidak Tidak ada Tidak ada tidak Tidak tidak N oral Ema S 48-57 PR HRZE 5-6bulan ya tidak Sesudah Tinitus tidak Tidak tidak N oral Hidayat 38-47 LK HRZE 3-4bulan ya tidak Tidak ada Tidak ada tidak Tidak tidak N oral Selamat 48-57 LK HR 4-5bulan ya tidak Sesudah Tinitus Ya Ya tidak N oral Ferdinan 28-37 LK HRZE 2-3bulan ya tidak Tidak ada Tidak ada ya Tidak tidak N oral Julkar S 48-57 LK HR 5-6bulan ya tidak Tidak Tidak ada tidak Tidak tidak N oral Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara ada Okto S 18-27 LK HRZE 1-2bulan ya tidak Tidak ada Tidak ada tidak Tidak tidak N oral Ade P 18-27 PR HRZE 1-2bulan ya tidak Tidak ada Tidak ada Ya Tidak tidak N oral Sri A 28-37 PR HRZE 3-4bulan ya tidak Tidak ada Tidak ada Ya Tidak tidak N oral Lola S A 18-27 PR HRZE 2-3bulan ya tidak sesudah Tinitus Tidak Ya tidak N oral Marini 48-57 PR HR 4-5bulan ya tidak sesudah Tinitus, gangguan pendengaran Tidak Ya tidak N oral Guntur R 18-27 LK HRZE 5-6bulan ya tidak sesudah Vertigo Ya Ya tidak N oral Liana P 38-47 PR HRZE 6bulan ya tidak sesudah Vertigo, tinitus Ya Tidak tidak N oral Flora S 48-57 PR HRZE 2-3bulan ya tidak sesudah Tinitus Ya Ya tidak N oral Rudi 18-27 LK HRZE 3-4bulan ya tidak sesudah Tinitus Ya Ya tidak N oral Daratika 18-27 PR HR 6bulan ya tidak sesudah Tinitus Tidak Ya tidak N oral Stevan 18-27 LK HRZE 0-1bulan ya tidak Tidak ada Tidak ada Ya Tidak tidak N oral B Sinaga 58-60 LK HRZE 1-2bulan ya tidak sesudah Vertigo, tinitus Ya Ya tidak N oral Deni Asr 28-37 LK HR 6bulan ya tidak sesudah Vertigo, tinitus Ya Tidak tidak N oral Ridzan 28-37 LK HRZE 0-1bulan ya tidak sesudah vertigo Ya Ya tidak N oral Bagus 18-27 LK HRZE 0-1bulan ya tidak Tidak Tidak ada Tidak Tidak tidak N oral Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara ada Djiwa B 48-57 LK HRZE 1-2bulan ya tidak Tidak ada Tidak ada Ya Ya tidak N oral Rizky A 18-27 PR HRZE 2-3bulan ya tidak Tidak ada Tidak ada ya Tidak tidak N oral Agar L 48-57 LK HRZE 6bulan ya tidak Tidak ada Tidak ada Ya Ya tidak N oral Irwansya 18-27 LK HRZE 5-6bulan ya tidak sesudah Tinitus Tidak Tidak tidak N oral Sahat S 18-27 LK HRZE 6bulan ya tidak sesudah Tinitus Tidak Tidak tidak N oral Ali 48-57 LK HRZES 6bulan ya tidak sesudah Vertigo, tinitus, gangguan pendengaran Tidak Tidak tidak SNHL Oral+injeksi A Sinaga 48-57 LK HRZES 6bulan ya tidak sesudah Vertigo, tinitus, gangguan pendengaran Ya Ya tidak SNHL Oral+injeksi Beriman 48-57 LK HRZES 6bulan ya tidak sesudah Tinitus, gangguan pendengaran Ya Ya tidak SNHL Oral+injeksi N.Tampub 28-37 PR HRZES 6bulan ya tidak sesudah Tinitus Ya Ya tidak N Oral+injeksi R Silito 28-37 LK HRZES 6bulan ya tidak sesudah Vertigo, gangguan pendengaran Tidak Tidak tidak SNHL Oral+injeksi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara stanggan 28-37 PR HRZES 6bulan ya tidak sesudah tinitus Tidak Tidak tidak N Oral+injeksi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Alsagaff, H., Mukty, H.A., 2010. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Airlangga University Press. Chambers, H.F., 2007. Senyawa Antimikroba Makrolida. Dalam: Hardman, J. G. Dasar Farmakologi Terapi. Jakarta: EGC, 1230-1231. Chambers, H.F., 2010. Obat Antimikobakterium. Dalam: Katzung, B.G. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi kesepuluh. Jakarta: EGC, 796-803. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011. TBC Masalah Kesehatan Dunia. Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat, Direktorat Promosi Kesehatan. Available from: http:www.depkes.go.idindex.phpberitapress- release1444-tbc-masalah-kesehatan-dunia.html . [Accesed 09 April 2013]. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2012. Pengendalian Kasus Tuberkulosis Harus Berkualitas Untuk Mencegah Terjadinya TB-MDR. Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat, Direktorat Promosi Kesehatan. Available from: http:www.depkes.go.idindex.phpberitapress- release1922-pengendalian-kasus-tuberkulosis-harus-berkualitas-untuk- mencegah-terjadinya-tb-mdr.html . [Accesed 09 April 2013]. Djojodibroto, R.D., 2009. Respirologi Respiratory Medicine. Jakarta: EGC. Duggal, P., Sarkar, M., 2007. Audiologic Monitoring of Multi-Drug Resistant Tuberculosis Patients on Aminoglycoside Treatment With Long Term Follow- Up. Medical College, Tanda, Kangra, Himachal Pradesh, India. Available from: http:www.biomedcentral.com1472-681575 . [Accesed 08 April 2013]. Ghazali, M.V, et al., 2011. Studi Cross-Sectional. Dalam: Sastroasmoro, S., dan Ismael, S. 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi keempat. Jakarta: Sagung Seto, 130-145. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Hershfield, E., 1999. Tuberculosis: 9. Treatment. In: Fanning, A. Canadian Medical Association 161 4: 405-11. Katijah, K., Anniah, M., Precious, M.N., 2009. Ototoxic Effects of Tuberculosis Treatments: How Aware Are Patients?. African Journal of Pharmacy and Pharmacology, 3 8: 391-399. Available from: http:www.academicjournals.orgajpppdf20pdf2009AugustKatijah20e t20al..pdf . [Accesed 08 April 2013]. Kowalak, J.P., 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2009. Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis TB. Available from: http:www.hukor.depkes.go.idup_prod_kepmenkesKMK20No.20364 20ttg20Pedoman20Penanggulangan20Tuberkolosis2028TB29.pd f . [Accesed 25 Mei 2013]. Miyoso, D.P., Mewengkang, L.N., Aritomoyo, D., 1985. Diagnosis Kekurangan Pendengaran. Cermin Dunia Kedokteran. Dalam: Supramaniam, S., 2011. Prevalensi Gangguan Pendengaran pada Siswa SMA Swasta Raksana di Kota Medan Tahun 2010. Available from: http:repository.usu.ac.idbitstream123456789215504Chapter20II.pdf . [Accesed 27 Mei 2013]. Rab, H.T., 2010. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Trans Info Media. Ratnasari, N.Y., 2012. Hubungan Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup pada Penderita Tuberkulosis Paru TB Paru di Balai Pengobatan Penyakit Paru BP4 Yogyakarta Unit Minggiran. Dalam: Jurnal Tuberkulosis Indonesia, 2012. Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia PPTI. Jakarta 8: 12-16. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Reiter, R.J., Tan, D-X., Korkmaz, A., Fuentes-Broto, L., 2011. Drug-Mediated Ototoxicity and Tinnitus: Alleviation With Melatonin. Journal of Physiology and Pharmacology 2011. Available from: http:www.jpp.krakow.pljournalarchive04_11pdf151_04_11_article.pdf . [Accesed 27 Mei 2013]. Santosa, Y.I., 2010. Ototoksisitas. Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung. Sastroasmoro, S., 2011. Pemilihan Subyek Penelitian. Dalam: Sastroasmoro, S., dan Ismael, S. 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi keempat. Jakarta: Sagung Seto, 88-103. Sherwood, L., 2001. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Edisi kedua. Jakarta: EGC. Sihombing, H., et al., 2012. Pola Resistensi Primer pada Penderita TB Paru Kategori I di RSUP H. Adam Malik Medan. Jurnal Respirologi Indonesia 2012 32: 138-45. Soepardi, E.A., 2007. Pemeriksaan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala, dan Leher. Dalam: Soepardi, E.A., Iskandar, N., Bashiruddin, J., Restuti, D.R., 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala, dan Leher. Edisi keenam. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1-9. Soetirto, I., Hendarmin, H., Bashiruddin, J., 2007. Gangguan Pendengaran dan Kelainan Telinga. Dalam: Soepardi, E.A., Iskandar, N., Bashiruddin, J., Restuti, D.R., 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala, dan Leher. Edisi keenam. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 10-22. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Sturdy, A., et al., 2011. Multidrug-Resistant Tuberculosis MDR-TB Treatment in UK: a Study of Injectable Use and Toxicity in Practice. Journal of Antimicrobial Chemotherapy 2011 66: 1815-1820. Surbakti, K., 2007. Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru BTA Positif Yang Selesai Mengikuti Program Pengobatan Strategi DOTS di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2005-2007. Dalam : Sitepu, M.Y., 2009. Karakteristik Penderita TB Paru Relapse Yang Berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru BP4Medan Tahun 2000-2007. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan: 64-65. Wahyuni, A.S., 2008. Statistika Kedokteran Disertai Aplikasi dengan SPSS. Jakarta Timur: Bamboedoea Communication. Dalam: Bangun, L.G., 2012. Gambaran dan Prevalensi Keluhan Gangguan Kulit pada Pekerja Bengkel Kendaraan Bermotor di Kecamatan Medan Baru, Medan Selayang, dan Medan Johor Tahun 2012. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, 27-30. Widyastuti, I., 2011. Medan Terbesar TB Paru. Available from: http:www.waspada.co.idindex.php?option=com_contentview=articleid =174580:medan-terbesar-penderita-tb-parucatid=14:medanItemid=27 . [Accesed 26 Mei 2013]. World Health Organization, 2009. Treatment of Tuberculosis Guidelines. 4 th ed. Available from: http:www.who.inttbpublications20109789241547833en . [Accesed 25 April 2013]. Xie, J., Talaska, A.E., Schacht, J., 2011. New Developments in Aminoglycoside Therapy and Ototoxic. University of Michigan, Ann Arbor. Available from: http:www.ncbi.nlm.nih.govpmcarticlesPMC3169717pdfnihms299275.pd f . [Accesed 08 April 2013]. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Zubaidi, Y., 2007. Tuberkulostatik dan Leprostatik. Dalam: Gunawan, S.G., Setiabudy, R., Elysabeth. Farmakologi dan Terapi. Edisi kelima. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta: 597-611. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Jumlah Penularan Tuberkulosis Paru Dalam Satu Keluarga Dengan Melakukan Penelusuran Kontak Di Kecamatan Medan Tembung 2013

0 30 112

Hubungan Hilangnya Gejala Klinis Tuberkulosis Paru Dengan Kepatuhan Pengobatan di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

1 72 109

Angka Kejadian Hepatotoksisitas pada Penderita Tuberkulosis Paru Pengguna Obat Anti Tuberkulosis Lini Pertama Di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2010

12 121 83

Gambaran kadar gula darah pada penderita Tuberkulosis Paru di Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan Tahun 2009

19 127 45

Hubungan Pemakaian Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dengan Gangguan Pendengaran pada Penderita Tuberkulosis (TB) Paru di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013

0 0 13

Hubungan Pemakaian Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dengan Gangguan Pendengaran pada Penderita Tuberkulosis (TB) Paru di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013

0 0 2

Hubungan Pemakaian Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dengan Gangguan Pendengaran pada Penderita Tuberkulosis (TB) Paru di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013

0 1 4

Hubungan Pemakaian Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dengan Gangguan Pendengaran pada Penderita Tuberkulosis (TB) Paru di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013

0 0 23

Hubungan Pemakaian Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dengan Gangguan Pendengaran pada Penderita Tuberkulosis (TB) Paru di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013

0 0 5

Hubungan Pemakaian Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dengan Gangguan Pendengaran pada Penderita Tuberkulosis (TB) Paru di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013

0 0 17