LAMPIRAN
OUTPUT DATA HASIL PENELITIAN
a. Frekuensi Data Penelitian
Kel. umur
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative Percent
Valid 18-27
23 33.8
33.8 33.8
28-37 14
20.6 20.6
54.4 38-47
10 14.7
14.7 69.1
48-57 17
25.0 25.0
94.1 58-60
4 5.9
5.9 100.0
Total 68
100.0 100.0
Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative Percent
Valid laki-laki
47 69.1
69.1 69.1
perempuan 21
30.9 30.9
100.0 Total
68 100.0
100.0
Jenis OAT
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative Percent
Valid isoniazid, rifampisin, etambutol,
pirazinamid, streptomisin 26
38.2 38.2
38.2 isoniazid, rifampisin, etambutol,
pirazinamid 37
54.4 54.4
92.6 isoniazid, rifampisin
5 7.4
7.4 100.0
Total 68
100.0 100.0
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Durasi penggunaan OAT
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0-1 bulan
3 4.4
4.4 4.4
1-2 bulan 6
8.8 8.8
13.2 2-3 bulan
8 11.8
11.8 25.0
3-4 bulan 5
7.4 7.4
32.4 4-5 bulan
3 4.4
4.4 36.8
5-6 bulan 8
11.8 11.8
48.5 6 bulan
35 51.5
51.5 100.0
Total 68
100.0 100.0
hasil fungsi pendengaran
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative Percent
Valid normal
47 69.1
69.1 69.1
tuli sensorineural 21
30.9 30.9
100.0 Total
68 100.0
100.0
keluhan pendengaran dan vestibular yang dirasakan
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative Percent
Valid Vertigo
3 4.4
4.4 4.4
Tinnitus 18
26.5 26.5
30.9 vertigo dan tinnitus
3 4.4
4.4 35.3
vertigo dan gangguan pendengaran 3
4.4 4.4
39.7 tinitus dan gangguan pendengaran
8 11.8
11.8 51.5
vertigo, tinitus, dan gangguan pendengaran
11 16.2
16.2 67.6
tidak ada 22
32.4 32.4
100.0 Total
68 100.0
100.0
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
b. Crosstab Data Penelitian
Jenis OAT oraloral+injeksi hasil fungsi pendengaran Crosstabulation
hasil fungsi pendengaran Total
normal tuli sensorineural
Jenis OAT oraloral+injeksi oral OAT
Count 42
42 within hasil fungsi
pendengaran 89.4
.0 61.8
oral+injeksi OAT Count
5 21
26 within hasil fungsi
pendengaran 10.6
100.0 38.2
Total Count
47 21
68 within hasil fungsi
pendengaran 100.0
100.0 100.0
Uji Chi square : Jenis OAT oraloral+injeksi Hasil fungsi pendengaran
Case Processing Summary
Cases Valid
Missing Total
N Percent
N Percent
N Percent
Jenis OAT oraloral+injeksi hasil fungsi pendengaran
68 100.0
.0 68
100.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. 2-sided Exact Sig. 2-sided
Exact Sig. 1-sided Pearson Chi-Square
49.080
a
1 .000
Continuity Correction
b
45.369 1
.000 Likelihood Ratio
58.613 1
.000 Fishers Exact Test
.000 .000
N of Valid Cases 68
a. 0 cells ,0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,03. b. Computed only for a 2x2 table
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Nama Umur
JK P2
P1 P3
P4 P5
P6 P7
P8 P9
P10 JenisOAT
Warsito 58-60
LK HRZES
6bulan ya tidak sesudah
Vertigo, tinitus,
gangguan pendengaran
tidak ya
tidak SNHL Oral+injeksi
Husein L 48-57
LK HRZES
6bulan ya tidak sesudah
Tinitus, gangguan
pendengaran tidak
ya Tidak
SNHL Oral+injeksi
Sri T 28-37
PR HRZES
6bulan ya tidak sesudah
Tinitus, gangguan
pendengaran tidak
ya Ya
SNHL Oral+injeksi
Joseph S 48-57
LK HRZES
6bulan ya tidak sesudah
Vertigo, tinitus,
gangguan pendengaran
tidak ya
tidak SNHL Oral+injeksi
Budi E 18-27
LK HRZES
6bulan ya tidak sesudah
Vertigo, tinitus,
gangguan pendengaran
tidak ya
tidak SNHL Oral+injeksi
Ramli S 38-47
LK HRZES
6bulan ya tidak sesudah
Vertigo, tinitus,
gangguan pendengaran
Ya ya
tidak SNHL Oral+injeksi
Candra T 18-47
LK HRZES
6bulan ya tidak sesudah
Tinitus, gangguan
Tidak ya
tidak SNHL Oral+injeksi
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
pendengaran Tualim
38-47 LK
HRZES 6bulan
ya tidak sesudah Tinitus,
gangguan pendengaran
Ya ya
tidak SNHL Oral+injeksi
Mayes S 28-37
LK HRZES
6bulan ya tidak sesudah
Vertigo, gangguan
pendengaran Ya
ya tidak
SNHL Oral+injeksi
Cerry AM 28-37
LK HRZES
6bulan ya tidak sesudah
Tinitus, gangguan
pendengaran Ya
tidak tidak
SNHL Oral+injeksi
Rahuddin 58-60
LK HRZES
6bulan ya tidak sesudah
Vertigo, tinitus,
gangguan pendengaran
Ya ya
tidak SNHL Oral+injeksi
Karta G 38-47
LK HRZES
6bulan ya tidak sesudah
Tinitus, gangguan
pendengaran Ya
ya tidak
SNHL Oral+injeksi
Sihite 38-47
LK HRZES
6bulan ya tidak sesudah
Vertigo, tinitus,
gangguan pendengaran
Ya ya
tidak SNHL Oral+injeksi
Syawalud 48-57
LK HRZES
5-6bulan ya tidak
Tidak ada
Tidak ada Ya
ya tidak
N Oral+injeksi
Repelita 38-47
PR HRZES
6bulan ya tidak sesudah
Vertigo, tidak Tidak
tidak SNHL Oral+injeksi
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
tinitus, gangguan
pendengaran Berman S
28-37 LK
HRZES 6bulan
ya tidak sesudah Vertigo,
tinitus, gangguan
pendengaran tidak Tidak
tidak SNHL Oral+injeksi
Wasinton 48-57
LK HRZES
6bulan ya tidak sesudah
Vertigo, tinitus,
gangguan pendengaran
Ya ya
tidak SNHL Oral+injeksi
Naomi G 28-37
PR HRZES
6bulan ya tidak sesudah
Vertigo Ya
ya tidak
N Oral+injeksi
Martua S 48-57
LK HRZES
6bulan ya tidak sesudah
Tinitus Ya
ya tidak
N Oral+injeksi
Sheres S 48-57
LK HRZE
5-6bulan ya tidak
Tidak ada
Tidak ada tidak Tidak
tidak N
oral
Yan L 18-37
LK HRZE
5-6bulan ya tidak
Tidak ada
Tidak ada tidak
tidak tidak
N oral
Aninda S 18-27
PR HRZE
4-5bulan ya tidak sesudah
Tinitus tidak Tidak
tidak N
oral Reni A
28-37 PR
HRZE 3-4bulan
ya tidak sesudah Tinitus
tidak Tidak tidak
N oral
Dameria 58-60
PR HRZE
5-6bulan ya tidak sesudah
Tinitus Ya
Ya tidak
N oral
Risa 18-27
PR HRZE
6bulan ya tidak sesudah
Tinitus Tidak Tidak
tidak N
oral Rianta S
18-27 LK
HRZE 2-3bulan
ya tidak Tidak
ada Tidak ada
Tidak Tidak tidak
N oral
Sukastra 38-47
LK HRZE
1-2bulan ya tidak
Tidakad Tidak ada
Ya Ya
tidak N
oral
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Sri M 18-27
PR HRZE
6bulan ya tidak sesudah
Tinitus tidak Tidak
tidak N
oral Bagus A
18-27 LK
HRZE 6bulan
ya tidak sesudah Tinitus
tidak Tidak tidak
N oral
Ridzen M 28-37
LK HRZE
3-4bulan ya tidak
Tidak ada
Tidak ada tidak Tidak
tidak N
oral Irwansah
18-27 LK
HRZE 2-3bulan
ya tidak Tidak
ada Tidak ada
tidak Tidak tidak
N oral
Jainal A 38-47
LK HRZES
6bulan ya tidak sesudah
Vertigo, gangguan
pendengaran tidak Tidak
tidak SNHL Oral+injeksi
Suwandi 48-57
LK HRZE
2-3bulan ya tidak
Tidak ada
Tidak ada Ya
Tidak tidak
N oral
Hotmanus 38-47
LK HRZE
6bulan ya tidak Sesudah
Tinitus Tidak Tidak
tidak N
oral Putri A
18-27 PR
HRZE 6bulan
ya tidak Tidak
ada Tidak ada
Ya Ya
tidak N
oral Aninda A
18-27 PR
HRZE 2-3bulan
ya tidak Tidak
ada Tidak ada
Tidak Tidak tidak
N oral
Josua 18-27
LK HRZE
1-2bulan ya tidak
Tidak ada
Tidak ada tidak Tidak
tidak N
oral Ema S
48-57 PR
HRZE 5-6bulan
ya tidak Sesudah Tinitus
tidak Tidak tidak
N oral
Hidayat 38-47
LK HRZE
3-4bulan ya tidak
Tidak ada
Tidak ada tidak Tidak
tidak N
oral Selamat
48-57 LK
HR 4-5bulan
ya tidak Sesudah Tinitus
Ya Ya
tidak N
oral Ferdinan
28-37 LK
HRZE 2-3bulan
ya tidak Tidak
ada Tidak ada
ya Tidak
tidak N
oral Julkar S
48-57 LK
HR 5-6bulan
ya tidak Tidak
Tidak ada tidak Tidak
tidak N
oral
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ada Okto S
18-27 LK
HRZE 1-2bulan
ya tidak Tidak
ada Tidak ada
tidak Tidak tidak
N oral
Ade P 18-27
PR HRZE
1-2bulan ya tidak
Tidak ada
Tidak ada Ya
Tidak tidak
N oral
Sri A 28-37
PR HRZE
3-4bulan ya tidak
Tidak ada
Tidak ada Ya
Tidak tidak
N oral
Lola S A 18-27
PR HRZE
2-3bulan ya tidak sesudah
Tinitus Tidak
Ya tidak
N oral
Marini 48-57
PR HR
4-5bulan ya tidak sesudah
Tinitus, gangguan
pendengaran Tidak
Ya tidak
N oral
Guntur R 18-27
LK HRZE
5-6bulan ya tidak sesudah
Vertigo Ya
Ya tidak
N oral
Liana P 38-47
PR HRZE
6bulan ya tidak sesudah
Vertigo, tinitus
Ya Tidak
tidak N
oral Flora S
48-57 PR
HRZE 2-3bulan
ya tidak sesudah Tinitus
Ya Ya
tidak N
oral Rudi
18-27 LK
HRZE 3-4bulan
ya tidak sesudah Tinitus
Ya Ya
tidak N
oral Daratika
18-27 PR
HR 6bulan
ya tidak sesudah Tinitus
Tidak Ya
tidak N
oral Stevan
18-27 LK
HRZE 0-1bulan
ya tidak Tidak
ada Tidak ada
Ya Tidak
tidak N
oral B Sinaga
58-60 LK
HRZE 1-2bulan
ya tidak sesudah Vertigo,
tinitus Ya
Ya tidak
N oral
Deni Asr 28-37
LK HR
6bulan ya tidak sesudah
Vertigo, tinitus
Ya Tidak
tidak N
oral Ridzan
28-37 LK
HRZE 0-1bulan
ya tidak sesudah vertigo
Ya Ya
tidak N
oral Bagus
18-27 LK
HRZE 0-1bulan
ya tidak Tidak
Tidak ada Tidak Tidak
tidak N
oral
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ada Djiwa B
48-57 LK
HRZE 1-2bulan
ya tidak Tidak
ada Tidak ada
Ya Ya
tidak N
oral
Rizky A 18-27
PR HRZE
2-3bulan ya tidak
Tidak ada
Tidak ada ya
Tidak tidak
N oral
Agar L 48-57
LK HRZE
6bulan ya tidak
Tidak ada
Tidak ada Ya
Ya tidak
N oral
Irwansya 18-27
LK HRZE
5-6bulan ya tidak sesudah
Tinitus Tidak Tidak
tidak N
oral Sahat S
18-27 LK
HRZE 6bulan
ya tidak sesudah Tinitus
Tidak Tidak tidak
N oral
Ali 48-57
LK HRZES
6bulan ya tidak sesudah
Vertigo, tinitus,
gangguan pendengaran
Tidak Tidak tidak
SNHL Oral+injeksi
A Sinaga 48-57
LK HRZES
6bulan ya tidak sesudah
Vertigo, tinitus,
gangguan pendengaran
Ya Ya
tidak SNHL Oral+injeksi
Beriman 48-57
LK HRZES
6bulan ya tidak sesudah
Tinitus, gangguan
pendengaran Ya
Ya tidak
SNHL Oral+injeksi
N.Tampub 28-37
PR HRZES
6bulan ya tidak sesudah
Tinitus Ya
Ya tidak
N Oral+injeksi
R Silito 28-37
LK HRZES
6bulan ya tidak sesudah
Vertigo, gangguan
pendengaran Tidak Tidak
tidak SNHL Oral+injeksi
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
stanggan 28-37
PR HRZES
6bulan ya tidak sesudah
tinitus Tidak Tidak
tidak N
Oral+injeksi
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Alsagaff, H., Mukty, H.A., 2010. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Airlangga University Press.
Chambers, H.F., 2007. Senyawa Antimikroba Makrolida. Dalam: Hardman, J. G. Dasar Farmakologi Terapi. Jakarta: EGC, 1230-1231.
Chambers, H.F., 2010. Obat Antimikobakterium. Dalam: Katzung, B.G. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi kesepuluh. Jakarta: EGC, 796-803.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011. TBC Masalah Kesehatan Dunia. Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat, Direktorat Promosi
Kesehatan. Available from: http:www.depkes.go.idindex.phpberitapress-
release1444-tbc-masalah-kesehatan-dunia.html . [Accesed 09 April 2013].
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2012. Pengendalian Kasus Tuberkulosis Harus Berkualitas Untuk Mencegah Terjadinya TB-MDR.
Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat, Direktorat Promosi Kesehatan. Available
from: http:www.depkes.go.idindex.phpberitapress-
release1922-pengendalian-kasus-tuberkulosis-harus-berkualitas-untuk- mencegah-terjadinya-tb-mdr.html
. [Accesed 09 April 2013]. Djojodibroto, R.D., 2009. Respirologi Respiratory Medicine. Jakarta: EGC.
Duggal, P., Sarkar, M., 2007. Audiologic Monitoring of Multi-Drug Resistant Tuberculosis Patients on Aminoglycoside Treatment With Long Term Follow-
Up. Medical College, Tanda, Kangra, Himachal Pradesh, India. Available from:
http:www.biomedcentral.com1472-681575 . [Accesed 08 April
2013]. Ghazali, M.V, et al., 2011. Studi Cross-Sectional. Dalam: Sastroasmoro, S., dan
Ismael, S. 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi keempat. Jakarta: Sagung Seto, 130-145.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Hershfield, E., 1999. Tuberculosis: 9. Treatment. In: Fanning, A. Canadian Medical Association 161 4: 405-11.
Katijah, K., Anniah, M., Precious, M.N., 2009. Ototoxic Effects of Tuberculosis Treatments: How Aware Are Patients?. African Journal of Pharmacy and
Pharmacology, 3
8: 391-399.
Available from:
http:www.academicjournals.orgajpppdf20pdf2009AugustKatijah20e t20al..pdf
. [Accesed 08 April 2013]. Kowalak, J.P., 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2009. Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis
TB. Available
from: http:www.hukor.depkes.go.idup_prod_kepmenkesKMK20No.20364
20ttg20Pedoman20Penanggulangan20Tuberkolosis2028TB29.pd f
. [Accesed 25 Mei 2013]. Miyoso, D.P., Mewengkang, L.N., Aritomoyo, D., 1985. Diagnosis Kekurangan
Pendengaran. Cermin Dunia Kedokteran. Dalam: Supramaniam, S., 2011. Prevalensi Gangguan Pendengaran pada Siswa SMA Swasta Raksana di
Kota Medan
Tahun 2010.
Available from:
http:repository.usu.ac.idbitstream123456789215504Chapter20II.pdf .
[Accesed 27 Mei 2013]. Rab, H.T., 2010. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Trans Info Media.
Ratnasari, N.Y., 2012. Hubungan Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup pada Penderita Tuberkulosis Paru TB Paru di Balai Pengobatan Penyakit Paru
BP4 Yogyakarta Unit Minggiran. Dalam: Jurnal Tuberkulosis Indonesia, 2012. Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia PPTI. Jakarta 8:
12-16.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Reiter, R.J., Tan, D-X., Korkmaz, A., Fuentes-Broto, L., 2011. Drug-Mediated Ototoxicity and Tinnitus: Alleviation With Melatonin. Journal of Physiology
and Pharmacology
2011. Available
from: http:www.jpp.krakow.pljournalarchive04_11pdf151_04_11_article.pdf .
[Accesed 27 Mei 2013].
Santosa, Y.I., 2010. Ototoksisitas. Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung.
Sastroasmoro, S., 2011. Pemilihan Subyek Penelitian. Dalam: Sastroasmoro, S., dan Ismael, S. 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi
keempat. Jakarta: Sagung Seto, 88-103. Sherwood, L., 2001. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Edisi kedua. Jakarta:
EGC. Sihombing, H., et al., 2012. Pola Resistensi Primer pada Penderita TB Paru
Kategori I di RSUP H. Adam Malik Medan. Jurnal Respirologi Indonesia 2012 32: 138-45.
Soepardi, E.A., 2007. Pemeriksaan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala, dan Leher. Dalam: Soepardi, E.A., Iskandar, N., Bashiruddin, J., Restuti, D.R.,
2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala, dan Leher. Edisi keenam. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 1-9. Soetirto, I., Hendarmin, H., Bashiruddin, J., 2007. Gangguan Pendengaran dan
Kelainan Telinga. Dalam: Soepardi, E.A., Iskandar, N., Bashiruddin, J., Restuti, D.R., 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok,
Kepala, dan Leher. Edisi keenam. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 10-22.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Sturdy, A., et al., 2011. Multidrug-Resistant Tuberculosis MDR-TB Treatment in UK: a Study of Injectable Use and Toxicity in Practice. Journal of
Antimicrobial Chemotherapy 2011 66: 1815-1820. Surbakti, K., 2007. Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru BTA Positif Yang
Selesai Mengikuti Program Pengobatan Strategi DOTS di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2005-2007. Dalam : Sitepu, M.Y., 2009.
Karakteristik Penderita TB Paru Relapse Yang Berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru BP4Medan Tahun 2000-2007. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan: 64-65. Wahyuni, A.S., 2008. Statistika Kedokteran Disertai Aplikasi dengan SPSS.
Jakarta Timur: Bamboedoea Communication. Dalam: Bangun, L.G., 2012. Gambaran dan Prevalensi Keluhan Gangguan Kulit pada Pekerja Bengkel
Kendaraan Bermotor di Kecamatan Medan Baru, Medan Selayang, dan Medan Johor Tahun 2012. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,
27-30. Widyastuti,
I., 2011.
Medan Terbesar
TB Paru.
Available from:
http:www.waspada.co.idindex.php?option=com_contentview=articleid =174580:medan-terbesar-penderita-tb-parucatid=14:medanItemid=27
. [Accesed 26 Mei 2013].
World Health Organization, 2009. Treatment of Tuberculosis Guidelines. 4
th
ed. Available from:
http:www.who.inttbpublications20109789241547833en .
[Accesed 25 April 2013]. Xie, J., Talaska, A.E., Schacht, J., 2011. New Developments in Aminoglycoside
Therapy and Ototoxic. University of Michigan, Ann Arbor. Available from: http:www.ncbi.nlm.nih.govpmcarticlesPMC3169717pdfnihms299275.pd
f . [Accesed 08 April 2013].
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Zubaidi, Y., 2007. Tuberkulostatik dan Leprostatik. Dalam: Gunawan, S.G., Setiabudy, R., Elysabeth. Farmakologi dan Terapi. Edisi kelima. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta: 597-611.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep