BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tuberkulosis Paru
2.1.1. Definisi
Tuberkulosis paru adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis Djojodibroto, 2009. Basil ini berbentuk
batang, bersifat aerob, mudah mati pada air mendidih, dan mudah mati apabila terkena sinar ultraviolet. Basil tuberkulosis tahan hidup berbulan-bulan pada suhu
kamar dan dalam ruangan yang lembab Alsagaff dan Mukty, 2010. Kuman ini dapat hidup terutama di paru atau di berbagai organ tubuh lainnya yang
mempunyai tekanan parsial oksigen yang tinggi. Kuman ini juga mempunyai kandungan lemak yang tinggi pada membrana selnya sehingga menyebabkan
bakteri ini menjadi tahan terhadap asam Rab, 2010.
2.1.2. Epidemiologi
WHO menyatakan bahwa TB saat ini telah menjadi ancaman global. Diperkirakan 1.9 milyar manusia atau sepertiga penduduk dunia terinfeksi
penyakit ini. Setiap tahun terjadi sekitar sembilan juta penderita baru TB dengan kematian sebesar tiga juta orang. Di negara berkembang kematian mencakup 25
dari keseluruhan kasus Ratnasari, 2012. Sepanjang tahun 2010, sebanyak 73.8 penderita TB paru BTA + di Sumatera Utara. Berdasarkan survey, dari jumlah
tersebut, kota Medan merupakan yang terbesar jumlah penderitanya. Data yang dilaporkan melalui Penanggulangan dan Pemberantasan Penyakit P2P
mengatakan, sebanyak 15.614 orang positif Tuberculosis TB paru BTA + di Sumatera Utara. Sedangkan estimasi berjumlah 21.148 orang Widyastuti, 2011.
2.1.3. Patogenesis dan Patologi
Penyakit tuberkulosis ditularkan melalui udara secara langsung dari penderita TB kepada orang lain. Droplet yang mengandung basil TB yang
dihasilkan dari batuk dapat melayang di udara hingga kurang lebih dua jam tergantung pada kualitas ventilasi ruangan. Jika droplet tadi terhirup oleh orang
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
lain yang sehat, droplet tersebut akan terdampar pada dinding sistem pernafasan. Pada tempat terdamparnya, basil tuberkulosis akan membentuk suatu fokus primer
berupa tempat pembiakan basil tuberkulosis tersebut dan tubuh penderita akan memberikan reaksi inflamasi Djojodibroto, 2009.
Didalam alveoli yang kemasukan kuman terjadi penghancuran lisis bakteri yang dilakukan oleh makrofag dan dengan terdapatnya sel langhans, yakni
makrofag yang mempunyai inti di perifer, maka mulailah terjadi pembentukan granulasi. Keadaan ini disertai pula dengan fibrosis dan kalsifikasi yang terjadi di
lobus bawah paru. Proses infeksi yang terjadi di lobus bawah paru yang disertai dengan pembesaran dari kelenjar limfe yang terdapat di hilus disebut dengan
kompleks Ghon yang sebenarnya merupakan permulaan infeksi yang terjadi di alveoli atau di kelenjar limfe hilus. Kuman tuberkulosis akan mengalami
penyebaran secara hematogen ke apeks paru yang kaya dengan oksigen dan kemudian berdiam diri dorman untuk menunggu reaksi yang lebih lanjut Rab,
2010.
2.1.4. Gejala Klinis