lain yang sehat, droplet tersebut akan terdampar pada dinding sistem pernafasan. Pada tempat terdamparnya, basil tuberkulosis akan membentuk suatu fokus primer
berupa tempat pembiakan basil tuberkulosis tersebut dan tubuh penderita akan memberikan reaksi inflamasi Djojodibroto, 2009.
Didalam alveoli yang kemasukan kuman terjadi penghancuran lisis bakteri yang dilakukan oleh makrofag dan dengan terdapatnya sel langhans, yakni
makrofag yang mempunyai inti di perifer, maka mulailah terjadi pembentukan granulasi. Keadaan ini disertai pula dengan fibrosis dan kalsifikasi yang terjadi di
lobus bawah paru. Proses infeksi yang terjadi di lobus bawah paru yang disertai dengan pembesaran dari kelenjar limfe yang terdapat di hilus disebut dengan
kompleks Ghon yang sebenarnya merupakan permulaan infeksi yang terjadi di alveoli atau di kelenjar limfe hilus. Kuman tuberkulosis akan mengalami
penyebaran secara hematogen ke apeks paru yang kaya dengan oksigen dan kemudian berdiam diri dorman untuk menunggu reaksi yang lebih lanjut Rab,
2010.
2.1.4. Gejala Klinis
Menurut Rab 2010, tanda-tanda klinis yang tampak dari penyakit tuberkulosis adalah terdapatnya keluhan berupa:
Batuk Sputum mukoid atau purulen
Nyeri dada Hemoptisis
Demam dan berkeringat, terutama pada malam hari Berat badan berkurang
Anoreksia Malaise
Ronki basah di apeks paru Wheezing mengi yang terlokalisir
Perjalanan penyakit dan gejalanya bervariasi tergantung pada umur dan keadaan penderita saat terinfeksi. Gejala umum berupa demam dan malaise.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Demam dapat mencapai 40
o
-41
o
C dan bersifat hilang timbul. Malaise yang terjadi dalam jangka waktu panjang berupa pegal-pegal, rasa lelah, anoreksia, nafsu
makan berkurang, serta penurunan berat badan. Gejala respiratorik berupa batuk kering maupun batuk produktif. Batuk ini sering bersifat persisten karena
perkembangan penyakitnya lambat. Gejala sesak napas timbul jika terjadi pembesaran nodus limfa pada hilus yang menekan bronkus, atau terjadi efusi
pleura, ekstensi radang parenkim atau miliar Djojodibroto, 2009.
2.1.5. Diagnosis
Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari, yaitu sewaktu - pagi - sewaktu SPS. Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan
dengan ditemukannya kuman TB BTA. Pada program TB nasional, penemuan BTA melalui pemeriksaan dahak mikroskopis merupakan diagnosis utama
Menkes RI, 2009. Menurut Kowalak 2011, diagnosis juga dapat ditegakkan melalui:
1. Foto rontgen toraks memperlihatkan lesi nodular, bercak-bercak
infiltrat terutama pada lobus atas paru, pembentukan kavitas, jaringan parut, dan timbunan kalsium.
2. Tes kulit tuberkulin mengungkapkan infeksi hingga taraf tertentu
tetapi tidak menunjukkan aktivitas penyakit. 3.
Sediaan apus dengan pewarnaan dan pemeriksaan kultur pada sputum, cairan serebrospinal, cairan drainase dari abses atau cairan
pleura memperlihatkan bakteri basil tahan asam yang sensitif-panas, tidak bergerak, dan bersifat aerob.
4. CT scan atau MRI memungkinkan evaluasi kerusakan pada paru dan
dapat memastikan diagnosis yang sulit ditegakkan. 5.
Bronkoskopi memperlihatkan inflamasi dan perubahan pada jaringan paru. Pemeriksaan ini dapat pula dilakukan untuk mendapatkan
sputum jika pasien tidak dapat mengeluarkan spesimen sputum dalam jumlah cukup.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2.1.6. Pengobatan Tuberkulosis