BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335MenkesSKVII1990 dan sesuai dengan SK
Menkes No. 502MenkesSKIX1991, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik juga sebagai Pusat Rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi
Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik terletak di Jalan Bunga Lau
No. 17 Km. 12 Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Paru bagian infeksi yang
berada di lantai dua gedung Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
5.1.2. Deskripsi Data Penelitian Data penelitian yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang
diambil langsung dari pasien TB paru di Poliklinik Paru bagian infeksi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang berjumlah 68 responden
dengan karakteristik sebagai berikut: Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Penderita TB Paru Berdasarkan Kelompok
Umur
Kelompok Umur Frekuensi n
Persentase
18-27 tahun 23
33.8 28-37 tahun
14 20.6
38-47 tahun 10
14.7 48-57 tahun
17 25.0
58-60 tahun 4
5.9
Total 68
100.0 Berdasarkan Tabel 5.1. didapati bahwa jumlah penderita TB paru pada
rentang usia 18-27 tahun sebanyak 23 orang 33,8 dan pada rentang usia 58-60 tahun sebanyak 4 orang 6,9
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Penderita TB Paru Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi n
Persentase
Laki-laki 47
69.1 Perempuan
21 30.9
Total
68 100.0
Berdasarkan tabel 5.2. didapati bahwa jumlah laki-laki yang menderita TB paru adalah 47 orang 69,1 dan perempuan sebanyak 21 orang 30,9.
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Penderita TB Paru Berdasarkan Jenis OAT yang Digunakan
Jenis OAT Frekuensi n
Persentase
Oral + injeksi OAT
Isoniazid, rifampisin,
etambutol, pirazinamid,
streptomisin
26 38.2
Oral OAT Isoniazid,
rifampisin, etambutol,
pirazinamid
37 54.4
Isoniazid,
rifampisin
5 7.4
Total 68
100.0
Berdasarkan Tabel 5.3. didapati bahwa jumlah penderita TB paru yang menggunakan obat oral dan injeksi OAT isoniazid, rifampisin, etambutol,
pirazinamid, streptomisin adalah sebanyak 26 orang 38,2, dan jumlah penderita TB paru yang hanya menggunakan obat oral OAT adalah sebanyak 42
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
orang 61,4 dengan jumlah masing-masing untuk penderita TB paru yang menggunakan obat isoniazid, rifampisin, etambutol, pirazinamid sebanyak 37
orang 54,4 dan penderita TB paru yang menggunakan obat isoniazid, rifampisin sebanyak 5 orang 7,4.
Tabel 5.4. Distribusi Penderita TB Paru Berdasarkan Durasi Penggunaan OAT
Durasi Penggunaan OAT Frekuensi n
Persentase
0-1 bulan 3
4.4 1-2 bulan
6 8.8
2-3 bulan 8
11.8 3-4 bulan
5 7.4
4-5 bulan 3
4.4 5-6 bulan
8 11.8
6 bulan 35
51.5
Total 68
100.0
Berdasarkan Tabel 5.4. didapati bahwa jumlah pasien TB paru dengan lama pengobatan 6 bulan sebanyak 35 orang 51,5 dan paling sedikit dengan
lama pengobatan 0-1bulan sebanyak 3 orang 4,4.
Tabel 5.5. Distribusi Penderita TB Paru Berdasarkan Fungsi Pendengaran
Fungsi Pendengaran Frekuensi n
Persentase
Normal 47
69.1 Tuli sensorineural
21 30.9
Total 68
100.0
Berdasarkan Tabel 5.5. didapati bahwa fungsi pendengaran penderita TB paru dalam keadaan normal sebanyak 47 orang 69,1 dan penderita TB paru
yang mengalami tuli sensorinueral sebanyak 21 orang 30,9.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.6. Distribusi Penderita TB Paru Berdasarkan Keluhan yang Berhubungan Dengan Pendengaran dan Vestibular
Keluhan Pendengaran dan Vestibular Frekuensi n
Persentase
Vertigo 3
4.4 Tinnitus
18 26.5
Vertigo dan tinnitus 3
4.4 Vertigo dan gangguan pendengaran
3 4.4
Tinitus dan gangguan pendengaran 8
11.8 Vertigo, tinitus, dan gangguan
pendengaran 11
16.2
Tidak ada keluhan 22
32.4
Total
68 100.0
Berdasarkan Tabel 5.6. didapati jumlah penderita TB paru yang memiliki keluhan gangguan pendengaran dan vestibular sebesar 46 orang 67,6 dengan
keluhan yang terbanyak adalah tinnitus sebanyak 18 orang 26,5 dan tidak ada keluhan sebanyak 22 orang 32,4.
Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Penderita TB Paru Berdasarkan Pemakaian OAT dan Gangguan Pendengaran
Hasil Fungsi Pendengaran
Total
Normal Tuli
sensorineural
Jenis OAT
OAT Oral N
42 42
61.8 .0
61.8 OAT
Oral+injeksi N
5 21
26 7.4
30.9 38.2
Total
N 47
21 68
69.1 30.9
100.0
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 5.7. didapati bahwa dari 42 orang 61,8 jumlah penderita TB paru yang menggunakan OAT oral, fungsi pendengaran semua orang tersebut
61,8 dalam batas normal. Sedangkan 26 orang 38,2 penderita TB paru yang menggunakan OAT oral dan injeksi, ada sebanyak 21 orang 30,9 yang
fungsi pendengarannya dalam keadaan tuli sensorineural.
Tabel 5.8. Hubungan Pemakaian OAT dengan Gangguan Pendengaran pada Penderita TB Paru Berdasarkan Uji Chi square
Jenis OAT Hasil Fungsi Pendengaran
N p
Tuli sensorineural Normal
n n
OAT oral+injeksi
21 30.9
5 7.4
26 38.2
0.000 OAT oral
.0 42
61.8 42
61.8
Total 21
30.9 57
69.1 68
100.0
Berdasarkan Tabel 5.8. didapati bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pemakaian OAT dengan gangguan pendengaran pada penderita TB paru
dengan nilai p = 0.000 p0.05.
5.2. Pembahasan