Anak Buah Kapal ABK dan Toke Ketergantungan Anak Buah Kapal ABK Terhadap Toke

62 Contohnya, Ketika ikan tangkapan berjumlah 200 Kg sampai ke pelabuhan, maka toke akan menjual ikan kepada orang yang mau membeli ikan pemilik modal dengan harga Rp. 20.000Kg, dengan komposisi jika dijual 200 Kg dengan anak buah kapal sebanyak 10 orang. Dengan ketentuan pembagian untuk anak buah kapal dihargai dengan Rp. 15.000Kg 200 Kg x Rp. 20.000 = 4.000.000 Toke menentukan harga untuk anak buah kapal dengan 15.000Kg. Hasil dari penjumlaan Rp. 15.000Kg x 200 Kg = Rp. 3.000.000, dimana total tersebut adalah jumlah uang untuk nantinya akan dipotong dengan biaya keperluan selama melaut, dan sisanya baru dibagikan kepada anak buah kapal sebagai gaji mereka. Dari total hasil Rp. 3.000.000 tersebut maka toke akan menguranginya lagi untuk membayar keperluan selama melaut sebesar Rp. 800.000. sehingga sisa dari keuntungan yang akan dibagikan kepada anak buah kapal adalah Rp. 2.200.000 dan dibagikan kepada 10 orang anak buah kapal, maka satu orang anak buah kapal mendapatkan upah sebanyak Rp. 220.000orang. Sementara itu Toke sebagai pemilik kapal mengantongi keuntungan Rp. 1000.000.

3.3.2.1. Anak Buah Kapal ABK dan Toke

Anak buah kapal ABK sebagai orang yang hanya mempunyai sumber daya tenaga kerja harus bekerja pada Toke pemilik kapal dan peralatan tangkap yang terkadang juga berperan sebagai Tekong nahkoda kapal dengan pendapatan yang diperoleh dengan sistem bagi hasil dari seluruh hasil tangkapan setelah dikurangi biaya-biaya operasional. Nelayan di daerah Desa Bogak ini umumnya menggunakan Pukat Teri dan Jaring Udang untuk menangkap ikan dan udang. Universitas Sumatera Utara 63 Nelayan biasanya berangkat melaut dari pukul 3 pagi sampai pukul 5 sore biasanya sekali melaut nelayan dapat memperoleh 5 - 20 Kg UdangKepiting yang dijual dalam keadaan segar kepada pengepul. Tangkapan Udang Kelong dan Swallow rata-rata diperoleh sekali melaut Rp. 200.000 – Rp. 800.000. Setelah dikurangi biaya-biaya, penjualan hasil tangkapan langsung dibagi biasanya dibagi 7 dan toke mendapat 2-3 bagian dan setiap nelayan buruh mendapat 1 bagian.

3.3.2.2. Ketergantungan Anak Buah Kapal ABK Terhadap Toke

Ketergantungan anak buah kapal terhadap Toke sebenarnya diakibatkan berbagai hal yang saling berhubungan, seperti mata rantai pancing yang mereka pakai di laut. Rendahnya pendapatan mengakibatkan hasil yang diperoleh oleh anak buah kapal sekali melaut hanya dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari yang kadang-kadang juga tidak dapat memenuhi. Hal ini membuat anak buah kapal harus berhutang. Di sisi lain ketergantungan anak buah kapal yang sangat tinggi terhadap Tekong, juga disebabkan kondisi alam pesisir yang sulit untuk mengembangkan usaha di sektor lainnya. Secara terpaksa para anak buah kapal menjadi satu-satunya pekerjaan yang bisa digeluti, dan akhirnya ketergantungan terhadap Toke pun tidak dapat dihindari. Sementara itu beberapa hambatan yang dialami oleh para nelayan diantaranya adalah : 1. Tantangan Alam Tantangan alam yang dihadapi nelayan antara lain pasang, angin dan gelombang laut. Ketiga kondisi ini mengakibatkan nelayan tidak dapat melaut. Universitas Sumatera Utara 64 Jika terjadi demikian, dalam satu hari itu sama sekali anak buah kapal tidak memperoleh apa-apa. Terpaksa jalan satu-satunya adalah kembali berhutang, baik pada Toke maupun kepada pemilik warung yang menjual kebutuhan. 2. Toke Sering Tidak Melaut Toke sering tidak melaut disebabkan antara lain karena mesin kapal rusak, kapal bocor, jaring rusakdicuri orang. Masalah ini adalah masalah yang paling sering dihadapi oleh Toke dan secara langsung juga pasti berimbas kepada anak buah kapalnya. Hal ini sering terjadi, bahkan ketika sudah berada di tengah laut, mengakibatkan mereka harus kembali ke darat tanpa memperoleh hasil sedikitpun. Hal yang lebih parahnya lagi adalah seringnya Toke malas untuk melaut karena ketika mempertimbangkan kondisi cuaca nantinya hasil tangkapan juga akan sedikit, padahal biaya operasional yang harus dikeluarkan sangat besar terutama untuk bahan bakar yang digunakan pada mesin kapal.

3.3.2.3. Upaya Mengatasi Masalah Yang Dihadapi Anak Buah Kapal ABK