33
2.1.2. Kelerengan
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan lahan adalah kemiringan lahan lereng. Wilayah Kabupaten Batu Bara mempunyai topografi
yang bervariasi, yakni kondisi landai, datar, bergelombang, curam dan terjal. Pada sebagian wilayah utara arah pesisir memiliki kondisi kemiringan yang relative
tidak bervariasi yaitu landai dan datar.
2.1.3. Ketinggian lahan
Ketinggian Lahan dimaksud adalah ketinggian permukaan lahan rata-rata di atas permukaan laut. Wilayah Kabupaten Batu Bara berada pada ketinggian 0
sampai dengan 100 meter di atas permukaan laut. Wilayah Kabupaten Batu Bara didominasi dengan ketinggian 7 – 25 meter di atas permukaan laut dan untuk
ketinggian lahan yang terkecil yakni 0 – 7 meter di atas permukaan laut. Memiliki kedalam efektif tanah yang dangkal 20-50 cm, sedang tanah lahan kering
umunya memiliki kedalaman tanah sangat dalam 90 cm. Drainase tanah di lokasi pengamatan juga bervariasi dari berdrainase baik
hingga sangat terhambat. Drainase sangat terhambat umunya terdapat pada lahan sawah dan tambak, sedangkan drainase baik hingga agak baik terdapat pada tanah
lahan kering. Namun demikaian, pada lahan kering di beberapa lokasi pengamatan ada yang memiliki drainase agak terhambat muka air dangkal,
kadang-kadang
Universitas Sumatera Utara
34
tergenang beberapa lama. Hal ini terutama terjadi pada lahan dekat pantai atau sungai yang muka air tanahnya terpengaruh oleh pasang surut air laut.
2.1.4. Klimatologi
Kabupaten Batu Bara memiliki iklim tropis dimana kondisi iklimnya hampir sama dengan Provinsi Sumatera Utara. Menurut catatan Pos Perkebunan
Sei Bejangkar, pada tahun 2007 terdapat 95 hari hujan dengan curah hujan sebesar 1.376 mm. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan Nopember yaitu sebesar 233
mm dengan hari hujan sebanyak 12 hari. Sedangkan Curah hujan terendah terjadi pada bulan Februari sebesar 18 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 2 hari.
Rata-rata curah hujan tahun 2007 mencapai 144,67 mmbulan.
2.1.5. Hidrologi