88
Tempat Pelelangan Ikan ini adalah dengan pelayanan yang diberikan diharapkan produktivitas penjualan hasil tangkapan nelayan akan meningkat.
Tempat Pelelangan Ikan sebagai sarana satu kesatuan dari wilayah perairan, juga wilayah daratan dan sarana-sarana yang ada di basis penangkapan,
baik alamiah maupun buatan. Selain itu, Tempat Pelelangan Ikan di Desa Bogak merupakan pusat pengembangan ekonomi perikanan baik dilihat dari aspek
produksi, pengolahan maupun pemasarannya. Keberadaan Tempat Pelelangan Ikan dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan produksi ikan pemasukan
devisa, membuka lapangan kerja dan peningkatan pendapatan, peningkatan penyediaan ikan segar dan peningkatan pendapatan pemerintah lokal. Selain itu,
pelabuhan perikanan juga mempunyai peranan penting dengan segala fasilitasnya sebagai penunjang bagi nelayan.
Tempat Pelelangan Ikan di Desa Bogak merupakan salah satu pusat pembongkaran dan tempat transaksi hasil tangkapan di Kabupaten Batu Bara.
Selain itu, tempat pelelangan ikan merupakan pusat pengembangan ekonomi perikanan ditinjau dari aspek produksi, pengolahan, dan pemasaran, baik berskala
lokal, nasional maupun internasional.
3.9. Tempat Pelelangan Ikan sebagai Wadah Transaksi
Tempat Pelelangan Ikan TPI di Desa Bogak merupakan tempat pelelangan ikan yang dianggap keberadaannya sudah tua dan dibangun sebelum
terbentuknya Kabupaten Batu Bara. Tempat Pelelangan Ikan di Desa Bogak
Universitas Sumatera Utara
89
dalam operasionalnya didukung oleh sarana dan prasarana, di antaranya adalah pelabuhan dan bangunan secara fisik
. Foto 2: tempat transaksinya hasil tangkapann Sejak awal pendirian, Tempat Pelelangan Ikan Desa Bogak berawal dari
fenomena yang berkembang dengan banyaknya perahu yang parkir di sungai yang menghubungkan antara daratan dan lautan. Keberadaan pelabuhan itulah yang
menjadikan nelayan semakin ramai memarkirkan perahunya dan sekaligus menjual hasil tangkapannya.
Agus Ruswandi dan Dewi Gartikastrategi 2013 mengatakan bahwa Keberadaan pelabuhan bagi komunitas nelayan, merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat terpisahkan agar dapat memasarkan hasil tangkapannya pada wilayah di mana mereka bermukim. Berdasarkan temuan di lapangan sebagian besar
Universitas Sumatera Utara
90
nelayan yang memasarkan hasil tangkapannya adalah nelayan yang bermukim di sekitar Desa Bogak, walaupun ada beberapa nelayan yang berasal dari luar
Kecamatan. Keberadaan Tempat Pelelangan Ikan merupakan sarana yang sangat
menguntungkan bagi nelayan yang tidak memiliki ikatan kontrak dengan Toke. Lain halnya bagi nelayan yang memiliki ikatan kontrak dengan pemilik modal,
maka mekanisme penjualan hasil tangkapannya sepenuhnya diatur oleh pemilik modal. Bagi nelayan ikatan pemilik modal telah memberikan modal awal dan
sisanya akan di berikan kembali setelah hasil tangkapan didapat.
Universitas Sumatera Utara
91
BAB IV RITUAL JAMU LAUT DI KABUPATEN BATUBARA
4.1 Asal Usul Tradisi Jamu Laut
Ritual Jamu Laut merupakan salah satu jenis upacara tolak bala atau juga menunjukan rasa syukur yang terdapat pada masyarakat Pesisir, di beberapa
wilayah di Provinsi Sumatera Utara. Ritual ini sudah berlangsung sejak lama dan masih dilestarikan hingga saat ini namun diselaraskan dengan ajaran agama Islam
yang dianut sebagian besar masyarakat Pesisir di Kabupaten Batu Bara. Setiap Masyarakat pesisir di berbagai daerah di Provinsi Sumatera Utara
memiliki upacara ritual yang masih dipercayai oleh masyarakatnya dan dihubungkan dengan kepercayaan yang bersifat gaib. Dan ini juga terdapat pada
masyarakat Pesisir di sekitaran kawasan wisata Pantai bunga di desa Bogak Kabupaten Batu Bara memiliki sebuah Ritual yang ada sejak lama. Ritual ini
masih dilakukan oleh masyarakat Pesisir di Kabupaten Batu Bara Pelaksanaan Ritual yang kerap dibayangkan sebagai upacara yang bersifat
keramat karena para pendukungnya mengikuti dengan khidmat dan meyakininya sebagai sesuatu yang bersifat magis. Dalam upacara adat disertai dengan berbagai
perasaan dan perlengkapan simbolis. Terdapat pula rangkaian perangkat lambang- lambang yang berupa benda atau materi, kegiatan fisik, hubungan tertentu,
kejadian-kejadian, isyarat-isyarat, dan berbagai situasi tertentu dalam proses pelaksanaannya Syaifuddin, 2005
Universitas Sumatera Utara