53
• Kapal Jaring Udang
Kapal yang digunakan juga hanya memiliki ukuran kecil dengan panjang sekita 7 meter, tinggi 2 meter, lebar 3 meter, dengan muatan maksimal mencapai
200 Kg. Mesin yang dipakai pada kapal juga hanya mesin dompeng yang memiliki 1 piston.
Dengan alat-alat yang digunakan cukup sederhana proses penangkapan ikan pun tidak dapat berlangsung lama dan jarak yang relatif tidak begitu jauh.
3.2.1 Tahap Persiapan Nelayan Tradisional untuk melaut
Kegiatan Nelayan Tradisional yang dilakukan dalam aktifitas melaut adalah meliputi persiapan kapal dan peralatan yang akan digunakan untuk melaut.
Dalam persiapan kapal sendiri Nelayan Tradisional. Ada pun persiapan yang akan Nelayan Tradisional dilakukan sebagai
berikut : •
Membersikan bagian dalam kapal dan mengecek bagaimana keadaan kapal apakah ada kebocoran pada bagian kapal.
• Kemudian memeriksa peralatan alat tangkap seperti jaring yang akan
digunakan dengan melihat keadaan jaring apakah ada kerusakan pada jaring atau tidak, jika terdapat kerusakan pada jaring maka nelayan akan
memperbaiki jaring udang. Namun, jika kerusakan dilihat cukup parah maka nelayan akan membatalakan kegiatan melautnya untuk memperbaiki
jaring udang yang rusak tersebut.
Universitas Sumatera Utara
54
Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Sarbaini sebagai Nelayan Tradisional “kalau kita tahapan sebelum melautnya ya meluat keadaan
perlengkapan bisa di pakai atau tidak rusak apa gak. Kapalnya juga dilihat keadaannya layak gak buat melaut ya itu kita cek semua. Ya
kalau ada yang rusak perbaiki dulu la, gak mungkin dibawa aja susah nanti pas uda melautnya”
Semua hal yang dilakukan oleh Nelayan Tradisional tersebut dilakukan agar dalam setiap kegiatan untuk melaut tidak sia-sia dengan adanya kerusakan
pada peralatan penangkapan ikan.
3.2.2 Permodalan Nelayan Tradisional
Modal merupakan hal penting dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan di laut, yang bertujuan sebagai acuan awal untuk mendapatkan keutungan
dalam kegiatan penangkapan ikan. modal yang dimaksudkan dalam Nelayan Tradisional yaitu dari segi peralatan untuk penangkapan ikan. Peralatan Nelayan
Tradisional sebagian besar merupakan alat tangkap sewaan, dan terkadang juga kapal merupakan kapal sewaan. Dengan adanya penyewaan alat tangkap tersebut
tentu saja mempermudah nelayan untuk yang tidak memiliki alat untuk melaut. Namun, juga ini menjadi pengurangan pendapatan nelayan yang menggunakan
alat sewaan tersebut. sistem pembayaran alat penangkap tersebut adalah sistem bulanan, jika nelayan yang menyewa ingin memperpanjang pemakaian alat maka
setiap bulannya nelayan harus membayar dengan harga yang sudah ditentukan
oleh pemilik alat. Hal ini juga dikatan oleh Bapak Yusuf
“... Nelayan Tradisional disini kebanyakan make jaring sewaan kadang – kadang pun kapalnya nyewa, tp kalau itu jarang. Kalau
yang nyewa ini harga sewannya diluar dari perawatan jadi selama makai nelayan yang punya tanggung jawab. Bayarnya sebulan
sekali la...”
Universitas Sumatera Utara
55
Di luar dari pembayaran sewa alat, kerusakan alat yang digunakan oleh nelayan merupakan tanggung jawab penyewa, begitu juga dengan perawatan alat
tangkapnya, sama dengan halnya pada penyewaan kapal. Namun, pada penyewaan kapal nelayan tradisional di Desa Bogak sangat jarang, bahkan hampir
tidak ada lagi Nelayan Tradisional yang menyewa kapal. Hal ini dikarenakan hampir semua Nelayan Tradisional sudah memiliki kapal sendiri untuk melakukan
aktifitas melautnya. Dengan demikian, Nelayan Tradisional yang menggunakan jasa penyewaan alat tangkap akan memotong keuntungannya dari hasil melaut.
Seperti yang diutarakan Bapak Sarbaini “kalau alat-alat yang di sewa macam saya gini ya gitu untungnya
jadi kurang mau beli modalnya belum ada tapi bersyukurlah masih punya kapal sendiri . . .”
3.3. Nelayan Modern