Pembuatan Ikan Asin Pengolahan Hasil Tangkapan 1. Proses Penyortiran Ikan

75

3.6.2. Pembuatan Ikan Asin

Kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh ikan telah dirasakan sangat menghambat usaha pemasaran hasil perikanan. Bahkan tidak jarang menimbulkan kerugian besar, terutama pada saat produksi ikan melimpah. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan daya simpan, dan daya awet produk perikanan pada pascapanen melalui proses pengolahan maupun pengawetan. Proses pengolahan dan pengawetan ikan merupakan salah satu bagian penting dari mata rantai industri perikanan Afrianto, 1989. Industri kecil hasil laut mempunyai peran yang sangat penting karena memberi nilai tambah melalui proses penanganan dan pengolahan, peningkatan pendapatan masyarakat, penyerapan tenaga kerja serta peningkatan pendapatan daerah itu sendiri. Disamping itu industri kecil hasil laut yang merupakan kegiatan yang memanfaatkan bahan baku dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui renewable resources sehingga merangsang usaha nelayan, tidak menggunakan bahan baku impor dan memiliki peluang pasar domestik maupun ekspor. Industri kecil diharapkan akan membuka lapangan kerja sehingga dapat mengatasi masalah pengangguran. Dengan berkembangnya industri kecil diharapkan serapan tenaga kerja semakin meningkat diikuti dengan meningkatnya pendapatan keluarga. Akan tetapi industri kecil masih tetap memiliki masalah yang berkaitan dalam perkembangannya, misalnya modal, bahan baku, tenaga kerja, pengangkutan transportasi dan pemasaran Sumaatmadja, 1998. Pengolahan industri kecil yang cukup besar dan melibatkan masyarakat desa pantai di wilayah pesisir diharapkan peranannya dalam pengembangan Universitas Sumatera Utara 76 wilayah. Pengembangan tersebut akan tercermin dari peningkatan pendapatan masyarakat desa pantai serta mendorong penyerapan tenaga kerja dan kesempatan berusaha. Kebijakan umum pembangunan kelautan dan perikanan adalah diantaranya mengembangkan dan memperkokoh usaha penanganan dan pengelola serta pemasaran hasil perikanan. Kebijakan itu diambil dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kelautan dan perikanan sesuai UU Nomor 31 tahun 2004 tentang perikanan Pasal 3 yang bertujuan untuk: i. Meningkatkan taraf hidup nelayan dan pembudidaya ikan kecil, ii. Meningkatkan penerimaan devisa negara, iii. Mendorong perluasan dan kesempatan kerja, iv. Meningkatkan ketersediaan dan konsumsi sumber protein ikan, v. Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya ikan, vi. Meningkatkan prduktivitas, mutu, nilai tambah dan daya saing, vii. Meningkatkan ketersediaan bahan baku untuk industri pengolahan ikan, viii. Mencapai pemanfaatan sumberdaya ikan, lahan pembudidayaan ikan dan lingkungan sumberdaya ikan secara optimal, serta ix. Menjamin kelestarian sumberdaya ikan dan lahan pemudidayaan ikan dan tataruang. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dalam peningkatan produksi serta pembenahan dalam ketersediaan bahan baku, pelatihan pelaku usaha kerja, penyediaan modal kerja dalam berbagai bentuk skim kredit, kebijakan pendampingan, dan usaha perlindungan. Begitu juga dengan Kabupaten Batubara yang memiliki jumlah perusahaan industri besar, sedang, dan kecil berjumlah 31 perusahaan BPS, 2012. Universitas Sumatera Utara 77 Industri di Kabupaten Batubara saat ini berkembang dengan sangat pesat, hal ini dapat terlihat dari banyaknya variasi industri yang ada di Kabupaten Batubara di antaranya yaitu industri belacan, industri anyaman bambu, industri tahu, industri ikan asin dan sebagainya. Dalam industri pengolahan ikan asin sangatlah mendukung dalam proses berkembangnya perindustrian Kabupaten Batubara tertama di Desa Bogak. Untuk menjaga suatu produk yang dihasilkan oleh suatu industri agar tetap disukai oleh pelanggan, maka produk yang dihasilkan harus selalu dijaga kualitasnya. Salah satu teknik dalam menjaga kualitas suatu produk ikan asin adalah dengan melalui proses penggaraman dan pengeringan ikan. Desa Bogak merupakan salah satu daerah yang memiliki industri ikan asin yang di lakukan oleh beberapa pengusaha pengasinan ikan. Industri kecil di desa ini memberikan andil besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan keluaraga namun masih mengalami kurangnya pembinaan, dan masih kurangnya modal karena akses terhadap sumber–sumber keuangan sangat terbatas. Untuk itu digunakan faktor–faktor produksi belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu perlu dikaji keadaan faktor–faktor industri dan karakteristik tenaga kerja industri ikan asin di Desa Bogak. A. Peralatan Usaha Pengolahan Ikan Asin Peralatan yang digunakan dalam proses produksi ikan asin secara umum adalah peralatan yang sederhana dan merupakan milik pribadi sehingga produsen Universitas Sumatera Utara 78 ikan asin tidak perlu menyewa peralatan. Peralatan yang digunakan antara lain sebagai berikut : 1. Pisau Alat ini digunakan untuk membelah ikan yang akan diasinkan. 2. Ember ikan, Alat ini digunakan pada saat pencucian. Ikan yang telah dibelahdigarami kemudian dicuci dengan menggunakan ember yang telah diisi air. 3. Keranjang ikan, alat ini digunakan untuk menampung ikan yang telah dicuci bersih. 4. Bak rendam, alat ini digunakan untuk merendam ikan yang digarami. Alat ini merupakan wadah yang terbuat dari kayu. 5. Blongdrum plastic, alat ini digunakan untuk mengangkut ikan segar dari TPI atau dapat juga digunakan untuk merendam ikan yang digarami. 6. Widig, alat ini terbuat dari anyaman bambu yang digunakan untuk menjemur ikan yang telah digarami. Alat ini berukuran sekitar 150 cm x 70 cm. B. Proses Produksi Ikan Asin Kegiatan produksi usaha pengolahan ikan asin di Kabupaten Batubara merupakan kegiatan usaha yang dilakukan setiap hari. Bahan baku utama dalam usaha pengolahan ikan asin adalah ikan segar yang diperoleh dengan cara membeli di TPI Tempat Pelelangan Ikan dan langsung diperoleh dari Nelayan Universitas Sumatera Utara 79 yang habis melaut. Jenis ikan yang banyak diasinkan di Desa Bogak ini adalah Ikan Gembung, Ikan pari dan Ikan Pertakus. Bahan baku yang digunakan harus berupa ikan segar karena hal ini akan mempengaruhi kualitas produksi ikan asin. Dalam proses kegiatan produksi ikan asin ini juga di pengaruhi dengan hasil tangkapan nelayan. Jika hal ini terjadi kegiatan produksi ikan asin akan dikurangi sambil menunggu hasil tangkapan nelayan kembali normal. Usaha pengolahan ikan asin di Kabupaten Batu Bara khususnya di desa Bogak dilakukan secara alami yaitu menggunakan sinar matahari dalam proses pengeringan. Langkah-langkah dalam proses produksi ikan asin dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Ikan segar yang telah dibeli kemudian dibelah, dibersihkan isi perutnya dan dibuang kepalanya. Akan tetapi, ada juga jenis ikan yang tidak perlu dibelah seperti Gembung yang berukuran kecil. Proses pembelahan ikan sangat memerlukan keterampilan agar diperoleh bentuk ikan asin yang baik dan menarik secara penampakan visual, yaitu yang menghasilkan hasil belahan ikan yang rapi dan contohnya seperti pada Ikan Pari, yang dapat dibentuk menyerupai bunga sehingga lebih menarik. 2. Ikan yang telah dibelah kemudian dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan sisa-sisa isi perut atau kotoran yang lain. 3. Proses selanjutnya adalah penggaraman. Ikan digarami dan direndam dalam bak rendam selama kurang lebih tiga hari. Jumlah garam yang Universitas Sumatera Utara 80 digunakan adalah sepertiga dari berat ikan. Pada saat perendaman sebaiknya ikan ditata rapi agar ikan yang dibelah tidak kembali menutup. 4. Setelah kurang lebih 3 hari ikan direndam, ikan dicuci kembali dengan air bersih agar tidak ada sisa-sisa garam yang menempel pada ikan. Pencucian dilakukan dengan cara ikat disikat dan dibilas dengan air. Perlakuan ini dilakukan kurang lebih selama tiga kali berturut-turut karena diharapkan ikan benar-benar telah bersih. 5. Ikan yang telah bersih dicuci, kemudian ditata rapi di atas bilah, lalu dijemur selama 1-2 hari. Jika ikan asin telah kering, ikan asin dapat dikemas agar dapat langsung dijual.

3.6.3. Pengolahan Ikan Teri