VI.6 Perbandingan Hasil Perencanaan
Metode perencanaan perkerasan desain tebal perkerasan kaku
diperhitungkan dengan metode PCA dan FAA. Pada perencaan perkerasan kaku dengan metode PCA dan FAA secara manual menggunakan kurva. Perencanaan
didasarkan pada pesawat B747-400ER dan modulus subgrade sangat baik dengan nilai 300 MNm
3
. Hasil dari metode PCA menunjukan tebal perkerasan 14,8 ichi dan metode FAA 12 inchi. Ketidaksamaan nilai pada metode FAA disebabkan
pada metode FAA dengan program FAARFIELD proses perhitungan secara otomatis memperkirakan kerusakan dari masing masing jenis pesawat, sedangkan
pada FAA manual hanya memperkikan kerusakan dari pesawat desain saja. Perencanaan desain tebal perkerasan kaku dengan metode PCA
menggunakan program AIRPAVE 11. Hasil tebal perkerasan kaku didasarkan pada pesawat desain yang membutuhkan tebal perkerasan terbesar yaitu B-747-
400ER. Perencanaan desain tebal perkerasan kaku dengan metode FAA menggukan program FAARFIELD. Hasil didapat dengan data annual departure
masing-masing pesawat yang mengakibatkan kerusakan terbesar. Kedua metode Perencanaan dilakukan dengan kombinasi Modulus Tanah
dasar atau Modulus of subgrade k value. Dari hasil perencanaan terlihat tebal perkerasan kaku dengan metode PCA mengahsilkan tebal beton yang lebih besar
dibanding dengan metode FAA berdasakan kombinasi nilai k seperti terlihat pada grafik 6.1
Universitas Sumatera Utara
Grafik 6.1 Perbandingan Tebal Perkerasan Terhadap Modulus Dari grafik diatas terlihat bahwa metode desain perkerasan kaku dengan
metode PCA memberikan perbedaan ketebalan yang signifikan terhadap nilai modulus subgrade k sedangkan metode FAA tidak memberikan perbedaan tebal
perkerasan yang signifikan terhadap perubahan modulus. Rata- rata perubahan tebal slab beton terhadap efek perubahan modulus subgrade pada metode PCA
yaitu 1,333 inch sedangkan pada metode FAA hanya 0.233 inch.
Selisih Modulus
Selisih Tebal Subgrde
PCA FAA
50 -0.9
-0.2 60
-0.8 -0.17
60 -1.4
-0.31 110
-1.7 -0.37
110 -2.3
-0.51 170
-3.1 -0.68
Tabel Selisih Modulus Terhadap Tebal Slab Beton
Universitas Sumatera Utara
Pada table diatas dapat dilihat bahwa perbedaan modulus yang sama tidak mengakibatkan selisih tebal slab beton juga sama. Hal ini menandakan bahwa
parameter yang berpengaruh terhadap perkerasan tidak hanya pembebanan saja tetapi beberapa faktor lain seperti lalulintas rencana dan konfigurasi roda
kendaraan wajib di pertimbangkan
NO Parameter
FAA PCA
1
A ir
caf t
K o
n fi
g u
ras i
S u
m b
u ,
T e
k an
an B
an ,
B e
ra t
P e
sa w
at
Sama Standard Sama Standard
2
P ro
p e
rt ie
s M
a te
ri a
l B
ah a
n P
e rk
e ra
san
Hanya Penyesuaian Satuan Hanya Penyesuaian Satuan
Universitas Sumatera Utara
3
M e
to d
e P
e rh
it u
n g
a n
1. Hanya
pesawat yang
memiliki daya rusak terbesar yang
dihitung tebal
perkerasannya 2.
Memperhitungkan pertumbuhan lalulintas
3. Di
hitung berdasarkan
frekwensi lintasan 1.
Seluruh pesawat dihitung tebal
perkerasan yang
butuhkan, dan di tentukan berdasarkan pesawat yang
membutuhkan perkerasan
yang paling tebal 2.
Tidak memperhitungkan pertumbuhan lalulintas
3. Dihitung berdasarkan criteria
retak lelah dapat dilihat pada output
Tabel Perbandingan Paarameter yang terdapat pada program Tabel diatas menyajikan penggunaan parameter pada tiap program yang
menggambarkan bagaimana instansi tersebut menentukan tebal slab beton yang akan diirencanakan.Maka dari pembahasan diaatas dapat dikemukakan pendapat
tentang kelebihan dan kekurangan metode FAA dengan PCA yaitu sebagai berikut:
No FAA
PCA Kelebihan
Kekurangan Kelebihan
Kekurangan
1 Tebal perkerasan
yang dihasilkan lebih tipis
- -
Tebal perkeraan yang dihasilkan
lebih besar
2 -
Tidak sensitive terhadap kekuatan
tanah dasar Sanagat sensitive
terhadap kekuatan tanah dasar
-
3 Memperhitungkan
pertumbuhan lalulintas
- -
Hanya memperhitungkan
lalulintas aktual
4 Penentuan tebal
perkerasan dengan pesawat mewakili
sehingga perhiungan tidak
dilkukan berulang -
- Seluruh pesawat
dihitung tebal perkerasannya
sehingga terjadi pengulangan proses
perhitungan
Tabel: Kelebihan dan Kekurangan Kedua metode
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN
1. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merencanakan struktur
perkerasan perkerasan pada lapangan terbang adalah Besarnya karakter dari beban pesawat yang akan didukung, volume lalu lintas,
konsentrasi lalu lintas di daerah tertentu, dan kekuatan tanah subgrade dan kualitas bahan yang membentuk struktur perkerasan
2. Pesawat terbang yang diperki merupakan komponen penting untuk
merencanakan perkerasan lapangan terbang. Karakteristik pesawat udara yang menjadi pertimbangan desain lapangan terbang adalah
berat pesawat udara, dimensi pesawat udara dan konfigurasi sumbu roda pesawat udara.
3. Susunan lapisan pada perkerasan kaku yaitu tanah dasar, lapis pondasi
dan lapisan perkerasan kaku. Perkerasan kaku menggunakan PCC pada lapisan permukaannya. Sifat-sifat beton yang menjadi pertimbangan
desain adalah kuat lentur dan kelelahan beton. perkerasan kaku harus di desain dan memenuhi daya tahan yang memadai, kekuatan lentur
yang memadai, tahan lama dan permukaan skid-resistant 4.
Metode FAA dengan kurva mengkonversi keberangkatan tahunan setiap pesawat kepada keberangkatan tahunan pesawat desain. Metode
FAA dengan menggunakan program FAARFIELD memperhitungkan keberangkatan tahunan setiap pesawat dalam lalulintas campuran.
Metode PCA dengan kurva memperhitungkan kerusakan dari jalur lintasan untuk setiap jenis pesawat, tegangan yang dihasilkan dari
masing-masing pesawat diperhitungkan satu persatu dengan kurva
Universitas Sumatera Utara
untuk setiap jenis pesawat. Metode PCA dengan menggunakan program
AIRPAVE 11
lebih mudah
karena tidak
lagi memperhitungkan dengan kurva untuk setiap jenis pesawat karena
secara otomatis program akan mengiterasi pesawat yang menghasilkan tegangan terbesar .
5. Perencanaan tebal desain perkerasan kaku metode PCA dilakukan
menggunakan program AIRPAVE 11 dan Perencanaan tebal desain perkerasan kaku metode FAA dilakukan dengan menggunakan
program FAARFIELD. Kedua metode Perencanaan dilakukan dengan kombinasi Modulus Tanah dasar atau Modulus of subgrade k value
dengan nilai 140, 200, 250, dan 300. 6.
Hasil perencanaan tebal perkerasan kaku dengan metode PCA memberikan tebal yang lebih besar dibandingkan dengan metode FAA.
Perbedaan ketebalan rata-rata untuk kombinasi nilai k adalah 3 inci. Perbedaan ini karena metode PCA mengasumsi jalur lintasan roda dari
masing masing jenis pesawat udara yang beroperasi sesuai dengan sumbu rodanya. Sedangkan pada metode FAA mengasumsi voleme
keberangkatan tahuanan dari masing-masing jenis pesawat.
Universitas Sumatera Utara
BAB II FAKTOR FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PERENCANAAN PERKERASAN PADA LAPANGAN TERBANG
Horonjeff 1993:146 dalam buku perencanaan dan perancangan bandar udara “perencanaan suatu bandar udara adalah suatu proses yang sedemikian
rumitnya sehingga analisis suatu kegiatan tanpa memperhitungkan pengaruhnya pada yang kegiatan lain tidak akan menghasilkan penyelesaian yang mem
uaskan” Basuki, 2008: Lapangan terbang merupakan fasilitas yang kompleks dan saling
behubungan namun memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Menurut Horonjeff et al. 2010:259 Dua faktor utama yang berkontribusi
terhadap ketebalan desain lapisan perkerasan lapangan udara adalah tanah dasar serta volume dan berat lalu lintas yang menggunakan perkerasan. Sedangkan
menurut FAA pada AC 1505320-6E 2009:13 menyatakan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perencanaan perkerasan
“Besarnya karakter dari beban pesawat yang akan didukung, volume lalu lintas, konsentrasi lalu lintas di daerah
tertentu, dan kekuatan tanah subgrade dan kualitas bahan yang membentuk struktur perkerasan
”. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan faktor-faktor yang perlu diperhatiakan dalam perencanaan perkerasan
lapangan terbang sebagai berikut : Beban pesawat, Volume lalu lintas pesawat, lalu lintas didaerah tertentu dan kekuatan tanah dasar.
I.1 Beban Pesawat
Berbeda dengan jalan raya, lapangan terbang digunakan untuk menanggung beban kendaraan berupa pesawat terbang yang lebih berat dari kendaraan pada
jalan raya. Struktur perkerasan pada lapangan terbang didesain agar dapat
Universitas Sumatera Utara