91
prosedur perencanaan PCA menurut packard dalam Design of concrete pavement PCA adalah :
k nilai ditentukan oleh plate-loading test atau dengan korelasi untuk tanah dasar data uji tanah
Perkiraan untuk masa depan, serta kondisi saat ini, kondisi operasi dan beban dibuat dan faktor keamanan konservatif yang sesuai dipilih.
Ketegangan yang bekerja akibat pesawat tertentu ditentukan dengan membagi modulus rupture beton dengan faktor keamanan yang dipilih.
Dari grafik desain untuk pesawat tertentu, menentukan ketebalan perkerasan untuk stres kerja ditentukan pada Langkah 3. Lanjutkan horizontal dari stres
ke beban gir, secara vertikal untuk nilai k, kemudian horizontal untuk ketebalan.
Ulangi proses untuk pesawat lain dari beban kritis, kembali pemilihan baru, faktor keselamatan yang tepat untuk tingkat operasi diharapkan untuk
pesawat tersebut, dan pilih ketebalan desain untuk kondisi paling kritis.
V.2.1.1 Faktor Repetisi Beban
“Proses disain struktur perkerasan kaku berdasarkan analisis pergerakan pesawat udara campuran dilakukan pada jalur lintasan roda teoritis dari setiap
pesawat udara yang beroperasi ” Kosasih, 2007:41. Faktor repetisi beban atau
LRF menunjukan sejumlah pesawat yang melalui perkerasan dengan tegangan akibat repetisi yang menghasilkan kelelahan. “LRF menunjukkan pengaruh
dis tribusi lateral lalu lintas pesawat pada landasan dan taxiway” Basuki,
2008:371. . “Faktor Repetisi beban ditentukan dari profil tegangan lengkap dan
mengakibatkan kelelahan untuk berbagai standar deviasi dari distribusi lalu lintas ”
Universitas Sumatera Utara
92
Packard, 1995:44. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pesawat tidak selalu pada lintasan yang sama. Pergeseran dari lintasan tersebut
menimbulkan kerusakan pada struktur perkersan dan faktor koreksinya adalah faktor repetisi beban dari setiap jenis pesawat
. “Konsekwensi dari pergeseran lintasan sumbu roda ini adalah bergesernya kurva tegangan lentur yang terjadi di
dalam struktur perkerasan; dan tegangan lentur pada jalur lintasan sumbu roda rata-rata yang umumnya dijadikan sebagai referensi dalam perhitungan nilai LRF
juga berubah ” Kosasih, 2005:7. Lebar dari pergeseran lintasan tersebut
dinyatakan dalam standar devisiasi. Sejumlah pesawat melewati perkerasan dengan lebar pergeseran lintasan
disekitar jalur lintasan roda teoritis. “ Jalur lintasan roda teoritis dari setiap jenis pesawat udara ditentukan oleh konfigurasi sumbu roda, khususnya jarak antara
kaki sumbu roda dan jarak antara roda pada satu sumbu roda yang sama dalam arah
” Kosasih, 2007:41. Ilustrasi dapri pergeseran lintasan dan sebagai proses perhitungan dari faktor repetisi beban terlihat pada gambar 6.8.
Gambar 5.10 ilustrasi Faktor Repetisi Beban Sumber : Kosasih 2005
Universitas Sumatera Utara
93
V.2.1.2 Konsep kelelahan