Pesawat terbang tidak lepas dalam proses perencanaan perkerasan untuk lapangan terbang dan pada proses pembebanannya sebuah pesawat terbang
didasarkan pada berat kotornya seperti yang disampaikan ICAO 1983:130 dan FAA 1995,24 “Metode desain perkerasan didasarkan pada berat kotor pesawat”.
“Beban rencana merupakan beban dari roda pendaratan utama ditentukan dengan mempertimbangkan massa take-off pesawat
” Cojocaru, 2011:54. Roda pendaratan utama dirancang untuk mendistribusikan beban pada pesawat terbang
kepada perkerasan. “Dalam prosedur desain FAA 1995:21 serta ICAO
1983:324 mengasumsikan “untuk berat kotor dari pesawat 95 persen dilakukan
oleh roda pendaratan utama dan 5 persen dilakukan oleh roda depan ”.
Pembebanan pada perkerasan menimbulkan tegangan. Tegangan yang ditimbulkan oleh pembebanan bergantung pada wilayah pembebanannya. Huang
dalam bukunya Pavement Analysis and Design 2004:155-158 menyajikan perhitungan tegangan dengan beban yang sama dengan wilayah kerja beban yang
berbeda menyimpulkan bahwa tegangan yang paling besar terjadi pada wilayah pinggir edge kemudian wilayah sudut corner dan yang terkecil merupakan
wilayah tengah interior.
II.2 Volume Lalu Lintas Pesawat
Volume lalu lintas pesawat adalah jumlah pesawat udara setiap jenisnya yang melintas dan dihitung dalam waktu tertentu. Kedatangan, keberangkatan,
operasi taxi pesawat maupun ketiganya merupakan siklus lalu lintas yang terjadi pada lapangan terbang. Mulai dari siklus kedatangan dan keberangkatan dari
setiap jenis pesawat yang digunakan untuk kebutuhan desain adalah volume keberangkatan pertahun atau disebut juga Annual departure seperti yang telah
Universitas Sumatera Utara
dilampirkan dalam FAA AC 1505320-6D 1995:24 dan FAA AC 1505320-6E 2009:14 “Prakiraan keberangkatan tahunan berdasarkan jenis pesawat yang
dibutuhkan untuk desain perkerasan. ” Hal yang serupa juga disampaikan oleh
Basuki 2008:338 bahwa “Ramalan lepas landas tahunan annual departure atau
ramalan jumlah pesawat yang akan lepas landas selama 20 tahun design life, perkerasan, yang harus dilayani oleh landasan pacu”. Kedatangan pesawat atau
ketika pesawat mendarat dianggap tidak lebih berat dibandingkan dengan keberangkatan pesawat atau lepas landas. Pada saat mendarat berat pesawat
berkurang akibat penggunaan bahan bakar, dan daya angkat pada sayap pesawat juga menjadi pengaruh dalam hal mengurangi beban pesawat pada perkerasan.
Sehingga volume keberangkatan pesawat tidak dipertimbangkan dalam keperluan desain.
Dari segi parameter untuk banyaknya jumlah lalu lintas pada suatu bandara di lampirkan dalam Kepadatan lalu lintas lapangan terbang oleh ICAO 1999:11
dikategorigan menjadi tiga bagian, yaitu :
Ringan
Di mana jumlah pergerakan pada jam sibuk tidak lebih besar dari 15
perlandasan pacu atau kurang dari 20 pergerakan. Sedang
Di mana jumlah pergerakan pada jam sibuk adalah dari 16 sampai 25 per landasan pacu atau antara 20 sampai 35 total gerakan bandar udara.
Berat
Di mana jumlah pergerakan pada jam sibuk adalah 26 atau lebih per landasan pacu atau lebih dari 35 jumlah pergerakan bandar udara.
Universitas Sumatera Utara
II.3 Lalu Lintas Didaerah Tertentu