Lapis Pondasi STRUKTUR PERKERASAN KAKU

60

IV.2 Lapis Pondasi

Lapis pondasi dibuat diatas tanah dasar dan dibawah perkerasan beton dengan tebal yang ditentukan. “Perkerasan rigid dicor diatas lapisan subbaase, maka lapisan subbase tebalnya harus 100mm 4inchi” Basuki, 2008:342. Mengenai tebal perkerasan beton juga jelaskan dalam PCA dan FAA 2009:33 “Standar FAA subbase untuk perkerasan kaku adalah 4 inci 102 mm Item P- 154, Subbase Course ”. “Untuk lalulintas berat perkerasan bandara, ketebalan pondasi bawah maksimum 6 in. Disarankan untuk subbases granular tidak diolah ” Packard, 1975:11. Lapisan pondasi pada struktur perkerasannya terdiri dari material kerikil, batu pecah dengan gradasi baik dan distabilisasi dengan semen atau campuran aspal digunakan di pada perkerasan kaku untuk berbagai macam fungsi. menurut horonjeff 1993:118 dengan bahan berbutir dan yang distabilisasi yang didatangkan dari luar lokasi diletakkan diatas tanah asli untuk menjalankan satu atau lebih fungsi berikut :  Untuk mencegah dan mengurangi pemompaan  Untuk mencegah kerusakan akibat es beku  Untuk mencegah kerusakan akibat muai dan susut pada tanah bervolume tinggi  Untuk meningkatkan daya dukung tanah asli  Untuk menghasilkan permukaan yang stabil dan rata selama pelaksanaan “Ketika kondisi dimana laulintas dan berat dari volume lalulintas menyebabkan pemompaan pada daerah sambungan beton, sehingga lapisan dasar granular menjadi pilihan terbaik untuk mengatasi hal tersebut. ” Huang, 2004:12. Pemompaan dapat didefinisikan butiran jenuh air dari tanah dasar keluar seperti terpompa keatas melalui sambungan atau retak yang ada hal ini Universitas Sumatera Utara 61 disebabkan oleh penurunan perkerasan. Menurut Basuki 2008:341 Efek pompa pada perkerasan akan terjadi bila terdapat :  air  butiran tanah yang akan larut menjadi suspensi  lalu lintas. Sedangkan menurut horonjeff 1993:119 ” Tiga penyebab pemompaan dapat terjadi yaitu : air, tanah yang tertekan dan lalu lintas ”. Packard 1975:11 dalam PCA Engineering Bulletin menjelaskan studi subbase menunjukkan bahwa tiga faktor yang diperlukan sebelum lumpur-memompa dapat terjadi:  Tanah dari tanah dasar yang akan masuk ke suspensi.  bebas air antara perkerasan dan tanah dasar, atau penjenuhan tanah dasar.  Bagian dengan beban berat yang sering. Pemompaan lebih memungkinkan terjadi pada keadaan lalulintas tinggi dan berat serta adanya air pada lapisan antara slab beton dengan sungradesubbase. Selain untuk efek pemompaan, efek dari kerusakan akibat es juga dapat diatasi. Namun, kerusakan akibat es pada perkerasan hanya terjadi di negara-negara dengan 4 musim, tidak berlaku untuk Indonesia. Pada jenis tanah tertentu sering terjadi berubahan akibat muai dan susut dan lapisan pondasi dapat memberi ketahan untuk hal tersebut. Selain memperkuat lapisan pondasi juga dapat meningkatkan nilai modulus pada tanah dasar sehingga nilai k yang meningkat akan mengurangi tebal perkerasan beton dan biaya menjadi relatif lebih kecil. ”Biaya lapis pondasi kemudian bisa dipertimbangkan dengan penghematan pada ketebalan perkerasan beton ” Yoder, 1975:374. Kenaikan nilai k pada tanah dasar akibat dari lapis pondasi tanpa atau dengan di stabilisasi dapat dilihat pada gambar 4.3 dan 4.4. Universitas Sumatera Utara 62 Gambar 4.3 Pengaruh Lapis Pondasi Yang Tidak Distabilisasi Diatas Tanah Dasar Sumber : Packard 1995 Gambar 4.4 Pengaruh Lapis Pondasi Yang Tidak Distabilisasi Diatas Tanah Dasar Sumber : Packard 1995 Universitas Sumatera Utara 63 Lapis pondasi berbahan granular dengan kualitas yang kurang baik dapat diatasi dengan dilakukan stabilisasi untuk memenuhi spesifikasi. beberapa hal yang dianggap menjadi alasan untuk menstabilisasi lapis pondasi menurut Yoder et.al. 1975:300 adalah :  Kondisi tanah dasar yang buruk  material dasar perbatasan  pengendalian debu  kontrol kelembaban  menyelamatkan jalan lama  pembangunan lapisan terbaik Menurut Horonjeff, 1993:119 “Stabilisasi membantu untuk meningkatkan kualitas serta fungsi lapis pondasi pada perkerasan dan beberapa keuntungan yaitu:  memberikan dukungan yang kuat, merata dan kedap air bagi perkerasan  menghindarkan pengaruh pemadatan lalulintas terhadap bahan yang berada langsung dibawah pelat  meningkatkan pemindahan beban pada sambungan sambungan  mempermudah pelaksanaan karena lapisan yang distabilisasi akan mengurangi penutupan bandar udara karena cuaca jelek  memberikan dukungan yang kuat selama pengecoran dengan menggunakan truk penghamparan belakang slip-form paver atau penghamparan samping side-form, sehingga didapt permukaan perkerasan yang rata Universitas Sumatera Utara 64

IV.3 Lapisan Permukaan Beton

Dokumen yang terkait

ANALISA PERBANDINGAN KONSTRUKSI JALAN PERKERASAN LENTUR DENGAN PERKERASAN KAKU DITINJAU DARI METODE Analisa Perbandingan Konstruksi Jalan Perkerasan Lentur Dengan Perkerasan Kaku Ditinjau Dari Metode Pelaksanaan Dan Biaya (Studi Kasus: Pekerjaan Peningka

0 3 16

ANALISA PERBANDINGAN KONSTRUKSI JALAN PERKERASAN LENTUR DENGAN PERKERASAN KAKU Analisa Perbandingan Konstruksi Jalan Perkerasan Lentur Dengan Perkerasan Kaku Ditinjau Dari Metode Pelaksanaan Dan Biaya (Studi Kasus: Pekerjaan Peningkatan Struktur Jalan Ma

0 2 20

STUDI KOMPARASI PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN KAKU JALAN TOL MENGGUNAKAN Studi Komparasi Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku Jalan Tol Menggunakan Metode Bina Marga 2002 Dan Aashto 1993 ( Studi Kasus : Ruas Jalan Tol Solo – Kertosono ).

0 2 17

Studi Perbandingan Metode Perencanaan Perkerasan Kaku untuk Lapangan Terbang

0 0 11

Studi Perbandingan Metode Perencanaan Perkerasan Kaku untuk Lapangan Terbang

0 0 1

Studi Perbandingan Metode Perencanaan Perkerasan Kaku untuk Lapangan Terbang

0 0 10

Studi Perbandingan Metode Perencanaan Perkerasan Kaku untuk Lapangan Terbang

0 0 16

Studi Perbandingan Metode Perencanaan Perkerasan Kaku untuk Lapangan Terbang

0 0 4

PERENCANAAN PERKERASAN KAKU JALAN KABUPA

0 2 5

PERBANDINGAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU TERHADAP BEBAN OPERASIONAL LALU LINTAS DENGAN METODE AASHTO PADA RUAS JALAN KALIANAK STA 0+000 – 5+350 SURABAYA TUGAS AKHIR - PERBANDINGAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU TERHADAP BEBAN OPERASIONAL

0 1 13