bagian dipotong, bagian atas 6 inci 150 mm dari tanah dasar harus dipadatkan menjadi 90 persen kepadatan maksimum. Untuk tanah non kohesif digunakan di
bagian fill, diatas 6 inci 150 mm dari fill harus dipadatkan hingga 100 persen kepadatan maksimum, dan sisanya untuk bahan pengisi harus dipadatkan menjadi
95 persen kepadatan maksimum. Untuk bagian dipotong di tanah non kohesif, atas 6 inci 150 mm dari tanah dasar harus dipadatkan hingga 100 persen kepadatan
maksimum dan 18 inci berikutnya 460 mm dari tanah dasar harus dipadatkan menja
di 95 persen kepadatan maksimum” Kemudian saat perang dunia ke 2, US Army Corps Of Engineering
mengembangkan Modiefied Proctore Test untuk memperoleh tingkat kepadatan yang lebih tinggi yang diperlukan untuk lapangan terbang yang didarati pesawat-
pesawat berat.
II.4.1 Metode CBR
“CBR tes pada dasarnya adalah tes penetrasi yang dibuat dengan meratakan tingkat
regangan” ICAO, 1983:141. “Prinsip dasar dari metode CBR adalah untuk menyedikan tebal lapisan perkerasan yang sesuai dengan kwalitas
bahan yang digunakan untuk melindungi lapisan dibawahnya dari kerusakan alur deformasi plastis selama masa layan perkerasan yang umumnya ditetapkan 20
tahun” Kosasih, 2005:15. Tes CBR dapat dilakukan di lapangan maupun di laboratorium.
“Tes CBR laboratorium harus dilakukan sesuai dengan ASTM D 1883, Bearing Ratio
of Laboratory-Compacted Soils. Uji lapangan CBR harus dilakukan sesuai dengan ASTM D 4429, Cara uji untuk Bearing Ratio dari Tanah di tempat
” FAA, 2009:9.
Universitas Sumatera Utara
“Uji lapangan CBR dapat memberikan informasi berharga tentang pondasi eksisting yang telah ada selama beberapa tahun. Bahan-bahan harus
berada di tempat untuk waktu yang cukup demi memungkinkan tercapainya kadar air pada kondisi seimbang
” ICAO,1983:141 dan FAA, 2009:9. Untuk tes CBR dilapangan prosedurnya menurut SNI 1738:2011.
Untuk prosedur tes CBR dilaboratorium secara singkat FAA 2009:9 menyampaikan “Tes CBR laboratorium dilakukan pada bahan yang telah
diperoleh dari lokasi dan dibentuk ulang dengan kepadatan yang akan diperoleh selama konstruksi. Spesimen direndam selama 4 hari untuk memungkinkan
material untuk mencapai saturasi. Sebuah tes CBR jenuh digunakan untuk mensimulasikan kondisi mungkin terjadi di perkerasan yang telah bekerja selama
beberapa waktu. Pondasi Perkerasan cenderung mencapai kejenuhan hampir selesai setelah sekitar 3 tahun. Perubahan kelembaban musiman juga mendikte
penggunaan nilai desain CBR jenuh karena lalu lintas harus didukung selama periode kelembaban tinggi seperti musim semi
” Menurut Basuki 2008: 274 untuk lapangan terbang dengan subgrade
yang baik test pemadatannya harus di modifikasi, prosedur modifikasi oleh AASHTO adalah 5 lapisan tanah pada silinder yang sama, berat pemadatan 4½
kg tinggi jatuh pemadatan 45 cm. Tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 55 pukulan.Untuk tes CBR direndam, dilakukan perendaman selama 4 hari untuk
mendapat kan kejenuhan tanah, Dan karena 4 hari dianggap sebagai kondisi tanah paling jelek. Tes CBR laboratorium dilakukan sesuai dengan prosedur ASTM D
1883 dan Uji lapangan CBR harus dilakukan sesuai dengan ASTM D 4429.
Universitas Sumatera Utara
Grafik 2.1. Contoh Pendekatan Grafik, Metode CBR Desain Perkerasan Lentur Sumber : Horonjeff et al. 2010
II.4.2 Plate Bearing Test