Perencanaan Menggunakan AIPPAVE 11 Metode PCA

95 = volume keberangkatan tahunan pesawattahun =jumlah repetisi beban sumbu roda yang diijinkan pesawat ketika perhitungan pada persamaan tersebut hasilnya kurang lebih sama dengan 100 maka perkerasan akan runtuh pada akhir masa layanan rencana, namun jika nilai jauh lebih kecil dari 100 maka tebal perkerasan tidak memadai dan harus direncanakan lagi.

V.2.2 Perencanaan Menggunakan AIPPAVE 11

Perencanaan menggunakann program AIRPAVE 11 didasarkan pada PCA dengan solusi untuk memberikan ketebalan pada perkerasan ataupun untuk evaluasi perkerasan yang telah ada. Untuk program AIRPAVE 11 tampilan menu utama seperti pada gambar 6.11. Gambar 5.11 Tampilan menu Utama AIRPAVE 11 Sumber : Program AIRPAVE 11 Parameter yang digunakan untuk perkerasan ini masih tidak jauh berbeda dengan perencanaan dari metode sebelumnya, yaitu masa layanan rencana, jenis- Universitas Sumatera Utara 96 jenis pesawat, modulus tanah dasar, modulus elastisitas dan modulus kelelahan. Modulus elastisitas dan kelelahan merupakan sifat dari be ton. “Nilai dari dua variabel ini mungkin langsung masukan oleh pengguna, atau mereka dapat diturunkan dari kekuatan beton lainnya, termasuk kekuatan tekan dan kuat tarik belah, yang mungkin lebih mudah tersedia. ” ACPA, 2011:21 Masa layanan rencana untuk desain perekeran menggunkan program AIRPAVE 11 ini juga sama dengan metode lainnya yaitu 20 tahun masa layanan rencana. Proses perkerasan pada program ini adalah dengan memasukkan setiap jenis pesawat pada perpustakaan pesawat dari program AIRPAVE 11. Seperti dengan menggunakan kurva yang menghitung tegangan akibat dari setiap jenis pesawat. Program ini menghitung tegangan akibat dari jalur lintasan yang diakibatkan oleh konfigurasi roda masing-masing jenis pesawat. Tegangan yang akan mengakibatkan kelelahan pada beton. “Untuk menghitung tegangan maksimum, AirPave berputar dan menggeser beban desain s misalnya, setiap konfigurasi roda diperhatikan pada bidang XY untuk menentukan tegangan maksimum beban-dipicu .” ACPA, 2011:18. Masing-masing pesawat menentukan rasio tegangan yang diizinkan dan tegangan yang diaplikasikan kemudian secara otomatis memproses desain perkerasan yang menghasilkan repetisi yang diizinkan dan tebal perkerasan untuk masing- masing pesawat. “Setelah semua variabel desain lainnya yang disediakan oleh pengguna dan pengguna mengklik tombol Komputer, AirPave mengiterasi ketebalan perkerasan untuk setiap pesawat desain sampai kriteria desain rasio tegangan terpenuhi untuk setiap pesawat ” ACPA, 2011:28. Pesawat yang menghasilkan tebal perkerasan terbesar merupakan pesawat desain. Universitas Sumatera Utara 97

V.3 Perbandingan FAA dan PCA

Perencanaan perkerasan kaku dengan metode FAA dan PCA secara manual menggunakan kurva maupun program memiliki perbedaan. Meskipun pada proses desain sama-sama disarkan pada tegangan lebutr dan dengan proses iterasi untuk mendapatkan tebal perkerasan. Perbedaan yang terjadi pada prosesnya jutru akan mempengaruhi nilai hasil akhir dari tebal perkerasan dalam desain.

V.3.1 Perbandingan FAA Manual dan Program

Pembahasan proses FAA dengan menggunakan kurva maupun program FAARFIELD telah jelas menunjukkan perbedaan dalam proses maupun parameternya. FAA manual menggunkan kurva, menentukan pesawat desain dan mengkonversi keberangkatan tahunan sesuai pesawat desain. Pada perencanaan program FAA program FAARFIELD tidak menggunakan pesawat desain melainkan menggunkan pesawat campuran. “Program desain FAARFIELD tidak mengkonversi campuran lalu lintas ke keberangkatan setara dengan pesawat desain. Sebaliknya, menganalisa kerusakan perkerasan untuk setiap pesawat dan menentukan ketebalan akhir untuk total kerusakan kumulatif ” FAA, 2009:17.

V.3.2 Perbandingan PCA Manual dan Program

Perencanaan manual maupun pada metode PCA mengasumsi jalur desain dari setiap jenis pesawat, dan menggunkan kurva untuk menentukan kebutuhan ketebalan dari masing-masing pesawat. Program AIRPAVE 11 didasarkan pada metode PCA secara keseluruhan parameter tang digunakan adalah sama. Namun, merencanakan perkerasan dengan menggunakan program tidak membutuhkan kurva desain untuk masing-masing pesawat.

V.3.3 Perbandingan Metode FAA dan PCA

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

ANALISA PERBANDINGAN KONSTRUKSI JALAN PERKERASAN LENTUR DENGAN PERKERASAN KAKU DITINJAU DARI METODE Analisa Perbandingan Konstruksi Jalan Perkerasan Lentur Dengan Perkerasan Kaku Ditinjau Dari Metode Pelaksanaan Dan Biaya (Studi Kasus: Pekerjaan Peningka

0 3 16

ANALISA PERBANDINGAN KONSTRUKSI JALAN PERKERASAN LENTUR DENGAN PERKERASAN KAKU Analisa Perbandingan Konstruksi Jalan Perkerasan Lentur Dengan Perkerasan Kaku Ditinjau Dari Metode Pelaksanaan Dan Biaya (Studi Kasus: Pekerjaan Peningkatan Struktur Jalan Ma

0 2 20

STUDI KOMPARASI PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN KAKU JALAN TOL MENGGUNAKAN Studi Komparasi Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku Jalan Tol Menggunakan Metode Bina Marga 2002 Dan Aashto 1993 ( Studi Kasus : Ruas Jalan Tol Solo – Kertosono ).

0 2 17

Studi Perbandingan Metode Perencanaan Perkerasan Kaku untuk Lapangan Terbang

0 0 11

Studi Perbandingan Metode Perencanaan Perkerasan Kaku untuk Lapangan Terbang

0 0 1

Studi Perbandingan Metode Perencanaan Perkerasan Kaku untuk Lapangan Terbang

0 0 10

Studi Perbandingan Metode Perencanaan Perkerasan Kaku untuk Lapangan Terbang

0 0 16

Studi Perbandingan Metode Perencanaan Perkerasan Kaku untuk Lapangan Terbang

0 0 4

PERENCANAAN PERKERASAN KAKU JALAN KABUPA

0 2 5

PERBANDINGAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU TERHADAP BEBAN OPERASIONAL LALU LINTAS DENGAN METODE AASHTO PADA RUAS JALAN KALIANAK STA 0+000 – 5+350 SURABAYA TUGAS AKHIR - PERBANDINGAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU TERHADAP BEBAN OPERASIONAL

0 1 13