Misalnya kebiasaan tidur tidak memakai kelambu dan sering keluar rumah pada malam hari tanpa menggunakan repelent nyamuk akan berpeluang digigit nyamuk
dan mudah terkena malaria.
g Imunitas kekebalan tubuh
Kekebalan atau Imunitas pada malaria merupakan keadaan imun atau kebal terhadap infeksi malaria yang berhubungan dengan proses penghancuran
parasit atau pembatasan pertumbuhan dan perkembanganbiakan parasit. Kekebalan terhadap malaria baru timbul sesudah masuknya parasit
kedalam darah. Belum ada bukti yang menyakinkan bahwa bentuk-bentuk Eksoeritrositer
dapat menimbulkan kekebalan. Adapun sifat-sifat dari kekebalan malaria adalah sebagai berikut: Darah yang mengandung parasit, hanya aktif
terhadap bentuk Eksoeritrosite dari parasit, spesifik terhadap spesies tertentu tidak ada cross imunnit, menjadi lebih kuat dengan adanya infeksi yang berulang-
ulang, akan segera menurun dan kemudian menghilang setelah tidak ada lagi parasit dalam tubuh manusia. Umumnya lebih efektif, lebih cepat dan bertahan
lama pada Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax Sorontou 2013.
2. Nyamuk host definitive
Nyamuk Anopheles diseluruh dunia sekitar 2.000 spesies, nyamuk Anopheles
yang yang dapat menularkan malaria sekitar 60 spesies. Di Indonesia menurut pengamatan terakhir ditemukan kembali 80 spesies Anopheles dengan
tempat perindukan yang berbeda-beda. Di Jawa-Bali ditemukan Anopheles Sundaicus
dan Anopheles aconitus, sedangkan di Sumatera ditemukan Anopheles Sundaicus,
Anopheles maculatus, dan Anopheles nigerrimus. Di Sulawesi dan
Universitas Sumatera Utara
Nusa Tenggara Timur ditemukan Anopheles Sundaicus, Anopheles subpictus, dan Anopheles barbirostris,
dan di Kalimantan ditemukan Anopheles balabacensis sedangkan di Papua Anopheles farauti, Anopheles punctulatus, dan Anopheles
bancrofti Semua jenis nyamuk Anopheles tersebut hanya nyamuk Anopheles
betina yang dapat mengisap darah dan menyebabkan malaria Asrin, 2012. Nyamuk Anopheles betina yang menghisap darah, karena diperlukan
untuk pertumbuhan telurnya. Nyamuk betina hanya kawin satu kali selama
hidupnya dan terjadi setelah 24-48 jam dari saat keluar dari kepompong. Oleh
karena itu sarang nyamuk banyak ditemukan di telaga, rawa, sawah, tempat
penampungan air, bekas jejak ban mobil dan lain-lain Kemenkes R.I, 2014.
Faktor yang mempengaruhi nyamuk Anopheles dan harus diperhatikan adalah tempat berkembang biak nyamuk breeding place, panjang umur nyamuk,
dan efektivitas Anopheles sebagai vektor penular, serta jumlah sporozoit yang diinokulasi setiap kali mengisap darah penderita.
Efektivitas vektor untuk menularkan malaria ditentukan oleh kepadatan vektor dekat pemukiman manusia, kesukaan mengisap darah manusia atau
antrofilik, frekuensi mengisap darah yang tergantung pada suhu, jika suhu panas, maka nyamuk akan lebih sering menggigit manusia, lamanya sprogoni
berkembangnya parasit dalam nyamuk sehingga menjadi infektif, Kebiasaan nyamuk Anopheles betina menggigit pada waktu senja atau subuh, dengan jumlah
yang berbeda-beda tergantung pada spesies Sorontou, 2013.
Universitas Sumatera Utara
b. Agent