2.4.1 Penularan Secara Alamiah
Penularan ini terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang infektif. Saat nyamuk menggigit orang yang sakit malaria, maka parasit akan ikut
terhisap bersama darah penderita malaria. Di dalam tubuh nyamuk parasit berkembang dan bertambah banyak, kemudian nyamuk menggigit orang sehat dan
melalui gigitan tersebut parasit ditularkan ke orang lain Achmadi, 2008. Malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles dari orang sakit
kepada orang yang sehat, orang yang sakit malaria dapat menjadi sumber penularan penyakit malaria Kemenkes R.I, 2011.
2.4.2 Penularan Secara Tidak Alamiah
Penularan penyakit malaria terjadi tidak langsung melalui gigitan nyamuk Anopheles infektif kepada manusia, tetapi dengan cara yaitu:
a. Malaria Bawaan Kongenital Penularan terjadi pada bayi yang dilahirkan melalui tali pusat dan
plasenta. Plasenta berfungsi sebagai sumber makanan bagi janin, juga mempunyai fungsi sebagai protective barrier dari berbagai kelainan yang terdapat dalam
darah ibu sehingga parasit malaria akan ditemukan di plasenta bagian maternal dan hanya dapat masuk ke sirkulasi janin bila terdapat kerusakan plasenta
Suparman, 2005. Prevalensi malaria plasenta biasanya ditemukan lebih tinggi daripada
malaria pada sediaan darah tepi wanita hamil, hal ini karena plasenta merupakan tempat parasit bermultiplikasi. Disebabkan karena ibunya menderita malaria dan
adanya kelainan pada sawar plasenta yang mengakibatkan tidak adanya
Universitas Sumatera Utara
penghalang infeksi dari ibu kepada bayi yang dikandungnya. Malaria kongenital lebih sering terjadi pada kehamilan pertama pada kelompok masyarakat yang
imunitasnya rendah Harijanto, 2009 dan Soedarto, 2009. b. Malaria Mekanik
Penularan terjadi melalui transfusi darah atau jarum suntik. Penularan melalui transfusi darah sering terjadi di daerah-daerah endemik. Sebagian besar
infeksi terjadi pada kasus transfusi darah yang disimpan selama 5 hari dan jarang terjadi di transfusi darah yang disimpan selama 2 minggu. Plasma yang beku
tidak diketahui apakah dapat menularkan malaria. Darah yang didonorkan dapat diuji secara tidak langsung dengan tes antibody flurescent atau ELISA, dan
pemeriksaan langsung dari darah untuk parasite tidak membantu. Untuk daerah endemik, program pemberian klorokuin adalah cara yang aman untuk semua
penerima transfusi darah Susana, 2010. Penularan melalui jarum suntik banyak terjadi diantara pengguna narkoba
yang menggunakan jarum suntik yang tidak steril. Infeksi malaria melalui transfusi darah hanya menghasilkan siklus eritrositer karena tidak melalui
sporozoit yang memerlukan siklus hati sehingga dapat diobati dengan mudah.
Penularan secara oral atau melalui mulut, biasanya terjadi pada binatang dan pernah dibuktikan pada ayam Plasmodium gallinasium, burung dara
Plasmodium relection, dan monyet Plasmodium knowlessi Harijanto, 2009. Pada umumnya, sumber infeksi malaria pada manusia adalah manusia
lain yang menderita malaria dengan gejala maupun tanpa gejala klinis. Intensitas Penularan bergantung pada beberapa faktor yang saling berhubungan, yaitu
Universitas Sumatera Utara
parasit, vektor, manusia, dan lingkungan. Penularan juga bergantung pada kondisi iklim yang secara langsung dapat mempengaruhi jumlah dan kelangsungan hidup
nyamuk, seperti pola curah hujan, suhu, dan kelembapan Harijanto, 2009 dan Soedarto, 2009 .
2.5 Gejala Klinis Malaria