5.1.2 Distribusi Proporsi Tersangka Penderita Malaria Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Proporsi tersangka penderita malaria berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium di Puskesmas Panyabungan Jae tahun 2015 dapat dilihat pada
gambar 5.4 di bawah ini.
Gambar 5.4 Diagram Pie Distribusi Proporsi Tersangka Penderita Malaria Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Laboratorium di
Wilayah Kerja Puskesmas Panyabungan Jae Tahun 2015
Berdasarkan gambar 5.4 dapat dilihat bahwa proporsi tersangka penderita malaria berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium adalah malaria klinis yaitu
79,4, sedangkan penderita dengan malaria positif yaitu 20,6 . Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa tersangka penderita malaria di
Puskesmas Panyabungan Jae lebih tinggi malaria klinis. Meskipun sudah
79,4
20,6
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Malaria Klinis Pemeriksaan KlinisFisik
Malaria Positif Pemeriksaan Laboratorium
Universitas Sumatera Utara
dilakukan pemeriksaan laboratorium tapi hasilnya tetap negatif atau tidak ditemukan parasit malaria. Seseorang dapat diketahui terkena malaria adalah
dengan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh petugas kesehatan dengan melihat gejala-gejala yang dirasakan penderita seperti demam, menggigil, sakit kepala,
nyeri otot, mual muntah,diare, dan batuk. Tetapi gejala ini belum bisa di pastikan seseorang terkena malaria sebelum dilakukan pemeriksaan darah dilaboratorium
dan masih diduga sebagai malaria klinis. Setelah diperoleh hasilnya maka dilakukan tindakan seperti pemberian obat. Untuk yang negatif tidak diberikan
OAM Obat Anti Malaria tetapi hanya diberikan obat untuk mengobati gejala yang dirasakan penderita misalnya paracetamol untuk demam. Sedangkan malaria
positif atau ditemukan parasit dalam darah maka diberikan OAM Puskesmas Panyabungan Jae, 2015.
Informasi yang diperoleh dari petugas pengelola malaria di Puskesmas Panyabungan Jae bahwa masyarakat yang mengalami gejala seperti demam,
menggigil mereka langsung membeli obat malaria yang dijual bebas diwarung, yang masih resisten terhadap parasit malaria dan biasanya masyarakat sebut pil
pahit atau kina, ketika gejala itu masih muncul, lalu mereka pergi berobat ke puskesmas sehingga ketika di periksa di laboratorium tidak ditemukan parasit
malaria dan di diagnosa sebagai malaria klinis. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Novelina 2012 di Kota Batam
yang menunjukkan bahwa proporsi penderita malaria terbesar adalah penderita malaria positif yaitu 51,3, sedangkan diagnosa malaria klinis yaitu 48,7.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3 Distribusi Proporsi Penderita Malaria Positif Berdasarkan Jenis Parasit Malaria