107
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hipotesis Pertama
Berdasarkan hasil analisis anava 3 jalan uji hipotesis didapatkan Harga P- value 0,007 atau lebih kecil 0,05, ini berarti bahwa hipotesis nol ditolak dan
hipotesis alternatif diterima. Ini berarti terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang belajar dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri
terbimbing dan model inkuiri training, yaitu prestasi belajar fisika dengan metode pembelajarannya inkuiri terbimbing lebih baik dari pada siswa yang
belajar dengan menggunakan metode inkuiri training. Rataan marginal pada pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing adalah 70,36 dan rataan
marginal inkuiri training adalah 61,82. Dalam keberhasilan proses pembelajaran siswa ditentukan oleh beberapa
faktor yang diantaranya metode yang digunakan sesuai dengan materi pada silabus. Dengan adanya variasi metode pembelajaran yang sedang
berkembang, guru dapat memilih metode yang tepat sesuai karakteristik bahan pelajaran sehingga pembelajaran dapat berlangsung bervariasi dan siswa tidak
merasa bosan dengan pelajaran. Pembelajaran berdasarkan masalah, pembelajaran didesain dalam bentuk pembelajaran yang diawali dengan
masalah yang berkaitan dengan konsep-konsep fisika yang akan dibelajarkan. Pembelajaran dimulai setelah siswa dihadapkan pada masalah, dengan cara ini
siswa mengetahui mengapa mereka belajar. Semua informasi akan mereka kumpulkan melalui penelaahan materi ajar, kerja praktik laboratorium ataupun
108
melalui diskusi dengan teman sebayanya, untuk dapat digunakan memecahkan masalah yang dihadapinya.
Menurut I Wayan Distrik 2006, penelitiannya yang berjudul pembelajaran berbasis masalah dengan metode inkuiri pada pelajaran sains menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dengan penggunaan metode tersebut. Selain itu menurut Supartin 2008, menyatakan bahwa
penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran dapat memberikan kesempatan secara luas kepada siswa untuk mengembangkan kemampuannya secara
terprogram dan berkesinambungan. Dengan terlibatnya siswa secara aktif dalam pembelajaran, sehingga motivasi untuk belajar meningkat, selain itu
dengan metode inkuiri dapat mengembangkan cara berpikir kritis. Dengan demikian dapat meningkatkan prestasi siswa.
Metode inkuiri terbimbing, guru mengarahkan dan memberikan petunjuk baik lewat prosedur yang lengkap atau pertanyaan-pertanyaan pengarahan selama
proses inkuiri, sehingga siswa menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai prosedur yang ditetapkan guru Paul Suparno, 2006: 65-71. Dengan
menggunakan metode ini, siswa tidak hanya sekadar menerima informasi dari guru saja, karena dalam hal ini guru sebagai motivator dan fasilitator yang
mengarahkan siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam seluruh proses pembelajaran dengan diawali pada masalah yang berkaitan dengan konsep
yang dibelajarkan. Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing diorganisasikan lebih terstruktur, dimana guru mengendalikan keseluruhan
proses interaksi dan menjelaskan prosedur penelitian yang harus ditempuh