Hipotesis Pertama Pembahasan Hasil Penelitian
108
melalui diskusi dengan teman sebayanya, untuk dapat digunakan memecahkan masalah yang dihadapinya.
Menurut I Wayan Distrik 2006, penelitiannya yang berjudul pembelajaran berbasis masalah dengan metode inkuiri pada pelajaran sains menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dengan penggunaan metode tersebut. Selain itu menurut Supartin 2008, menyatakan bahwa
penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran dapat memberikan kesempatan secara luas kepada siswa untuk mengembangkan kemampuannya secara
terprogram dan berkesinambungan. Dengan terlibatnya siswa secara aktif dalam pembelajaran, sehingga motivasi untuk belajar meningkat, selain itu
dengan metode inkuiri dapat mengembangkan cara berpikir kritis. Dengan demikian dapat meningkatkan prestasi siswa.
Metode inkuiri terbimbing, guru mengarahkan dan memberikan petunjuk baik lewat prosedur yang lengkap atau pertanyaan-pertanyaan pengarahan selama
proses inkuiri, sehingga siswa menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai prosedur yang ditetapkan guru Paul Suparno, 2006: 65-71. Dengan
menggunakan metode ini, siswa tidak hanya sekadar menerima informasi dari guru saja, karena dalam hal ini guru sebagai motivator dan fasilitator yang
mengarahkan siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam seluruh proses pembelajaran dengan diawali pada masalah yang berkaitan dengan konsep
yang dibelajarkan. Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing diorganisasikan lebih terstruktur, dimana guru mengendalikan keseluruhan
proses interaksi dan menjelaskan prosedur penelitian yang harus ditempuh
109
siswa sehingga hasil akan lebih baik dari pembelajaran dengan metode inkuiri training. Metode pembelajaran inkuiri training melibatkan siswa dalam
masalah yang sebenarnya dalam penelitian dengan menghadapkan anak didik pada bidang penelitian Bruce Joyce-Marsha Weil. Dengan kata lain
pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan hasil prestasi akan lebih baik lagi jika waktu tatap muka
tidak hanya 16 jam seperti yang tertulis di dalam silabus karena proses pembelajaran siswa dengan melakukan percobaan yang membutuhkan banyak
waktu agar hasilnya optimal.