yang sesuai dengan tujuan peneliti melalukan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri yang dibedakan menjadi inkuiri terbimbing dan inkuiri training.
Penyelidikan tergantung pada dua hal yang saling berkaitan, yaitu tujuan dan tugas yang diberikan sampai batas-batas tertentu harus diketahui, dan sampai
seberapa jauh tujuan itu telah tercapai pun harus diketahui.
d. Teori belajar Ausabel
Menurut Ausabel dalam Ratna Wilis Dahar 1989, 110-111, belajar dapat diklarifikasikan ke dalam dua dimensi yaitu : 1. Dimensi pertama berhubungan
dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan pada siswa, melalui penerimaan atau penemuan. Informasi dapat dikomunikasikan pada siswa baik
dalam bentuk belajar penerimaan yang menyajikan informasi dalam bentuk fina, maupun dengan bentuk belajar penemuan yang mengharuskan siswa untuk
menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang akan diberikan, 2. Dimensi ke dua berhubungan dengan cara bagaimana siswa dapat mengaitkan
informasi pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif meliputi fakta- fakta, konsep-konsep serta generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh
siswa. Siswa menghubungkan atau mengkaitkan informasi baru yang diperoleh dengan pengetahuan yang telah dimilikinya, dalam hal ini terjadi belajar
bermakna. Belajar bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep yang terdapat dalam stuktur kognitifnya. Siswa juga dapat
menghafalkan informasi tersebut tanpa menghubungkannya dengan konsep-
konsep atau pengetahuan yang telah ada dalam struktur kognitifnya, dalam hal ini terjadi belajar hafalan .
Pada pambelajaran inkuiri perlu mengkaitkan informasi baru pada konsep- konsep yang terdapat pada kognitif. Dari ketiga tokoh aliran kognitif di atas dapat
penulis simpulkan bahwa secara umum memiliki pandangan yang sama yaitu mementingkan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar.
e. Teori belajar Vygotsky
Vygotsky berpendapat bahwa siswa membentuk pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan siswa melalui bahasa.
“Perkembangan pengetahuan pada siswa tergantung pada faktor biologi memori, atensi, persepsi, stimulus-respon
dan faktor sosial fungsi mental yang lebih tinggi untuk pengembangan konsep, penalaran logis dan pengambilan keputusan
”. Trianto, 2007, 26-27.Teori pembelajaran Vygotsky juga menekankan pada aspek sosial yang artinya bahwa
proses pembelajaran akan terjadi jika siswa bekerja menangani tugas-tugas yang masih berada dalam
zone of proximal development
daerah tingkat perkembangan sedikit lebih tinggi. Fungsi mental yang lebih tinggi bisa muncul dalam
percakapan dan kerjasama antar individu dalam suatu kelompok diskusi kelompok sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu
tersebut. Pada awal perkembangannya siswa diberikan bantuan secukupnya dan selanjutnya mengurangi bantuan tersebut untuk memberikan kesepatan kepada
siswa untuk mengambil alih tanggungjawab sehingga pada akhirnya dapat
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan ketika belajar. Dalam inkuiri, dilakukan kerja kelompok dalam melakukan penemuan.
3. Peranan guru dan siswa dalam Pembelajaran