b. Uji Realibilitas
Uji realibilitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen tes fisika yang digunakan memiliki reabilitas yang tinggi, artinya apakah skor tampak
tes berkorelasi tinggi dengan skor murninya sendiri. Jika koefisien korelasi mendekati 1.0 menunjukkan semakin kuatnya hubungan yang ada sedangkan
koefisien yang semakin kecil mendekati angka 0 berarti semakin lemahnya hubungan yang terjadi. Dalam penelitian ini, uji reabilitas digunakan rumus
Kruder-Richarson dengan KR-20, yaitu:
r
11
2 2
1
t i
i t
s q
p s
n n
dengan :
r
11
= indeks reliabilitas instrumen
n
= banyaknya butir instrumen
2 t
s
= variansi skor total yang diperoleh subyek uji coba Instrumen dikatakan reliabel jika
r
11
0,7 Setelah dilakukan validasi isi, instrumen tes diujicobakan dan kemudian
dianalisis dengan menggunakan uji reliabilitas tes Suatu tes reliabel jika reliabilitasnya r
11
0,70. Dari hasil perhitungan pada Lampiran 9 butir soal tes prestasi dalam penelitian ini diperoleh indeks reliabilitas tes r
11
= 0,8862, ini berarti r
11
0,70 yang berarti butir soal reliabel.
c. Daya Pembeda Daya pembeda masing-masing butir soal dilihat dari relasi antar skor
butir-butir tersebut dengan skor totalnya. Untuk mengetahui daya pembeda instrumen tes yang digunakan penulis memakai rumus korelasi momen produk
dari Karl Pearson sebagai berikut :
r
xy
2 2
2 2
Y Y
n X
X n
Y X
XY n
dengan :
r
xy
= indeks konsistensi internal untuk butir tes ke-i
n
= cacah subyek yang dikenai tes
X
= skor butir ke-I
Y
= skor total Butir soal yang dipakai jika daya pembeda
r
xy
0,3.
Dari hasil perhitungan pada Lampiran 9 diperoleh daya beda pada soal nomor 16, 22, ,dan 35 kurang dari 0,30 maka ketiga soal tersebut dibuang.
Untuk memudahkan dalam perhitungan maka butir soal yang dipakai adalah 30 butir soal dengan kriteria daya beda yang mendekati 0,30 tidak dipakai tanpa
mengurangi indikator tujuan. Adapun soal yang tidak dipakai yaitu nomor 18 dan 27. Hasil perhitungan Uji Reliabilitas setelah 5 butir soal dibuang yaitu
0,8848 pada Lampiran 10.
Tabel 3.3. Daya beda Tesl Prestasi Daya Beda
Nomor Soal Total
Baik Sekali 4, 24,
2 Baik
1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12 13, 14, 15, 17, 19, 20, 23, 26, 28, 29, 30, 32, 33,
23 SedangCukup
7, 18, 21, 25, 27, 31, 34 7
Jelek 16, 22,35
3 Jumlah
35
d. Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang
memadai artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir tes digunakan rumus:
s
J B
P
Keterangan :
P
: Indeks kesukaran
B
: Banyak peserta tes yang menjawab soal benar
J
s
: Jumlah seluruh peserta tes Butir soal tes yang dipakai jika 0,30
P
0,70.
Untuk menginterpretasikan nilai tingkat kesukaran dapat digunakan tolok ukur sebagai berikut:
Jika 0,00 ≤ P 0,30 : soal sukar
Jika 0,30 ≤ P ≤ 0,70 : soal sedang
Jika 0,70 P ≤ 1 : soal mudah
Dalam uji coba ini ada 30 soal, dari hasil perhitungan pada Lampiran 9 ada 1 butir soal yaitu no 22 di luar 0,30
P 0,70 sehingga ke dua butir soal tidak dipakai. Rangkuman tingkat kesukaran dapat dilihat pada Lampiran 10
Tabel 3.4. Taraf Kesukaran Tes Prestasi Taraf Kesukaran
Nomor Soal Total
Mudah 24, 26
2 Sedangcukup
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, 27, 28, 30, 31, 32,33,34,
31 Sukar
16, 22, 35 3
Jumlah 44
J. Teknik Analisa Data 1. Uji Persyaratan Analisis Data
Dalam penelitian ini untuk menganalisa data digunakan analisis varian anava tiga jalan. Namun sebelum dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji
persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.Teknik analisis