111
proses belajar sesuatu ”. Dengan kata lain bahwa proses belajar yang
berhubungan dengan bahan belajar tersebut, dapat diamati oleh guru, umumnya dikenal sebagai aktivitas belajar siswa. Menurut Fontana dalam
Winataputra 1995, setiap aktivitas belajar akan menghasilkan perubahan- perubahan, yang dapat berupa tingkah laku, kecakapan, sikap, minat, nilai
maupun pola beraktivitas. Pada penelitian ini siswa yang memiliki aktivitas tinggi memperoleh nilai
yang lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki aktivitas rendah, disebabkan dalam penelitian ini pembelajaran menggunakan metode inkuiri
siswa dituntut melakukan penyelidikan seperti yang dilakukan para ilmuwan ,berarti siswa dalam memperoleh konsep fluida statis.
4. Hipotesis ke empat
Hasil analisis anava 3 jalan uji hipotesis menunjukan bahwa H
0AB
diterima. Harga P-value 0,678 atau lebih besar dari 0,05. Ini berarti tidak terdapat
interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar siswa. Tidak terdapatnya interaksi itu dapat disimpulkan
bahwa untuk perbedaan prestasi belajar Fisika dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model Inkuiri training konsisten pada tiap-tiap
kategori kemampuan awal dan perbedaan prestasi antara tiap -tiap kategori kemampuan awal konsisten pada model pembelajaran inkuiri terbimbing
dan Inkuiri training. Hal ini tidak sesuai dengan harapan peneliti, bahwa ada interaksi antara metode inkuiri dengan kemampuan awal siswa.
112
5. Hipotesis ke lima
Hasil analisis anava 3 jalan uji hipotesis menunjukan bahwa H
0AC
diterima. Harga P-value 0,435 atau lebih besar dari 0,05 ini berarti tidak terdapat
interaksi antara model pembelajaran dan aktivitas siswa terhadap prestasi belajar siswa. Tidak terdapatnya interaksi itu dapat disimpulkan bahwa untuk
perbedaan prestasi belajar Fisika dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model Inkuiri training konsisten pada tiap-tiap kategori
aktivitas dan perbedaan prestasi antara tiap-tiap kategori aktivitas konsisten pada model pembelajaran inkuiri terbimbing dan Inkuiri training.
Dalam penerapan pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran biologi pada siswa SMA Negeri 1 Ngantang oleh Muchamad Afcariono 2008,
mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, hal ini dapat dilihat dari adanya perubahan pada
pola pikir siswa berdasarkan tingkatan kognitif. Kemampuan bertanya dan menjawab siswa meningkat dari kemampuan berpikir tingkat rendah
pengetahun, pemahaman, dan aplikasi menjadi berpikir tingkat tinggi analisis, sintesis dan evaluasi.
6. Hipotesis ke enam
Hasil analisis anava 3 jalan uji hipotesis menunjukan bahwa H
0BC
diterima. Harga P-value 0,633 atau lebih besar dari 0,05 Ini berarti tidak terdapat interaksi antara kemampuan awal dan aktivitas siswa terhadap
prestasi belajar siswa. Tidak adanya interaksi antara kemampuan awal dengan
aktivitas siswa terhadap prestasi belajar fluida statis karena berdasarkan