112
5. Hipotesis ke lima
Hasil analisis anava 3 jalan uji hipotesis menunjukan bahwa H
0AC
diterima. Harga P-value 0,435 atau lebih besar dari 0,05 ini berarti tidak terdapat
interaksi antara model pembelajaran dan aktivitas siswa terhadap prestasi belajar siswa. Tidak terdapatnya interaksi itu dapat disimpulkan bahwa untuk
perbedaan prestasi belajar Fisika dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model Inkuiri training konsisten pada tiap-tiap kategori
aktivitas dan perbedaan prestasi antara tiap-tiap kategori aktivitas konsisten pada model pembelajaran inkuiri terbimbing dan Inkuiri training.
Dalam penerapan pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran biologi pada siswa SMA Negeri 1 Ngantang oleh Muchamad Afcariono 2008,
mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, hal ini dapat dilihat dari adanya perubahan pada
pola pikir siswa berdasarkan tingkatan kognitif. Kemampuan bertanya dan menjawab siswa meningkat dari kemampuan berpikir tingkat rendah
pengetahun, pemahaman, dan aplikasi menjadi berpikir tingkat tinggi analisis, sintesis dan evaluasi.
6. Hipotesis ke enam
Hasil analisis anava 3 jalan uji hipotesis menunjukan bahwa H
0BC
diterima. Harga P-value 0,633 atau lebih besar dari 0,05 Ini berarti tidak terdapat interaksi antara kemampuan awal dan aktivitas siswa terhadap
prestasi belajar siswa. Tidak adanya interaksi antara kemampuan awal dengan
aktivitas siswa terhadap prestasi belajar fluida statis karena berdasarkan
113
hipotesis kedua bahwa ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah. Dari analisis anava 3 jalan
siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi memperoleh nilai yang lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah.
Sedangkan pada hipotesis ketiga bahwa aktivitas siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar fluida statis. Dari hasil analisis anava 3 jalan siswa yang
memiliki aktivitas tinggi memperoleh nilai yang lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki aktivitas rendah. Sehingga apapun kemampuan awal
siswa tinggi ataupun rendah jika siswa memiliki aktivitas tinggi akan memperoleh nilai prestasi yang lebih tinggi dibanding dengan siswa yang
memiliki aktivitas rendah. Sebaliknya aktivitas siswa tinggi atau rendah jika siswa memiliki kemampuan awal tinggi akan memperoleh nilai prestasi fluida
statis yang lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah. Tidak terdapatnya interaksi itu dapat disimpulkan bahwa untuk
perbedaan prestasi belajar Fisika dengan kemampuan awal konsisten pada tiap-tiap kategori aktivitas dan perbedaan prestasi antara tiap-tiap kategori
aktivitas konsisten pada kemampuan awal.
7. Hipotesis ke tujuh
Hasil analisis anava 3 jalan uji hipotesis menunjukan bahwa H
0ABC
diterima. Harga P-value 0,113 atau lebih besar dari 0,05, ini berarti tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan awal siswa
terhadap prestasi belajar siswa. Tidak terdapatnya interaksi itu dapat