31
2.1.2 Pengertian Kendaraan
Menurut Undang Undang No.22 tahun 2009, yang disebut dengan kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas kendaraan
bermotor dan kendaraan tidak bermotor. Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain
kendaraan yang berjalan di atas rel sedangkan, kendaraan tidak bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh tenaga manusia danatau hewan.
Kendaraan merupakan sarana angkutan yang penting dalam kehidupan modern ini karena dapat membantu manusia melaksanakan kegiatan sehari-hari
serta memudahkan manusia dalam mencapai tujuan dengan cepat, selamat dan hemat sekaligus menunjang nilai aman dan nyaman Soesantiyo, 1985.
2.2 Perencanaan Transportasi
2.2.1 Pengertian Perencanaan Transortasi
Perencanaan transportasi diartikan sebagai suatu proses yang bertujuan mengembangkan sistem transportasi yang memungkinkan manusia dan barang
dapat bergerak atau berpindah tempat dengan aman dan murah. Selain itu terdapat pula unsur “cepat” sehingga, dituntut harus murah, aman dan cepat. Bahkan untuk
memindahkan manusia harus pula nyaman, oleh karena itu perencanaan transportasi merupakan suatu proses yang dinamis, dan melibatkan berbagai pihak
dan beragam kepentingan, termasuk politik. Tamin 2000 menyatakan perencanaan transportasi adalah suatu
kegiatan perencanaan sistem transportasi yang sistematis yang bertujuan menyediakan layanan transportasi baik sarana maupun prasarananya disesuaikan
Universitas Sumatera Utara
32 dengan kebutuhan transportasi bagi masyarakat di suatu wilayah serta tujuan
– tujuan kemasyarakatan lain.
2.2.2 Pendekatan Perencanaan Transportasi
Dalam perencanaan transportasi digunakan suatu pendekatan sistem. Dapat dijelaskan bahwa pendekatan sistem merupakan pendekatan umum untuk
suatu perencanaan atau teknik dengan menganalisis semua faktor - faktor yang berhubungan dengan permasalahan yang ada.
Seperti yang diungkapkan oleh Tamin 2000, Sistem adalah gabungan beberapa komponen atau objek yang saling berkaitan. Dalam setiap organisasi
sistem, perubahan pada satu komponen dapat menyebabkan perubahan pada komponen lainnya. Begitu pula yang terjadi didalam transportasi, dibutuhkan
alternatif pemecahan masalah yang terbaik sehingga pemecahan masalah pada satu komponen tidak meneyebabkan munculnya masalah pada komponen lainnya.
2.2.3 Konsep Perencanaan Transportasi
Dalam perencanaan transportasi terdapat beberapa konsep yang telah berkembang sampai saat ini dan yang paling populer adalah “ Model Perencanaan
Transportasi Empat Tahap”. Model perencanaan ini merupakan gabungan dari beberapa sub model yang masing-masing harus dilakukan secara terpisah dan
berurutan. Dalam sistem perencanaan transportasi terdapat empat langkah yang saling terkait satu dengan yang lain Tamin, 1997, yaitu:
Konsep perencanaan transportasi ada 4 tahap, antara lain adalah Ofyar Z Tamin,2000 :
Universitas Sumatera Utara
33 1.
Bangkitan pergerakan Trip Generation Mengaitkan parameter tata guna lahan dengan jumlah pergerakan yang
meninggalkan suatu zona menjadi tujuan dasar model ini. Pergerakan lalu lintas merupakan fungsi tata guna lahan yang akhirnya akan menghasilkan pergerakan
lalulintas. Bangkitan ini mencakupi lalulintas yang meninggalkan lokasi dan lalu lintas yang menuju atau tiba ke suatu lokasi.
2. Sebaran Pergerakan Trip Distribution
Merupakan permodelan terhadap pola pergerakan antar zona. Model ini dipengaruhi oleh tingkat aksesibilitas sistem jaringan antar zona dan tingkat
bangkitan dan tarikan setiap zona. Pola sebaran arus lalulintas antara zona yang satu dengan zona yang lain zona asal
– zona tujuan, merupakan hasil yang terjadi secara bersamaan yaitu lokasi dan intensitas tata guna lahan keduanya
akan menghasilkan arus lalulintas, dan pemisahan ruang, interaksi antara dua buah tata guna lahan yang akan menghasilkan pergerakan manusia maupun
barang. 3.
Pemilihan Moda Moda choice Pemilihan moda yaitu pemodelan atau tahapan proses perencanaan angkutan
yang berfungsi untuk menentukan pembebanan perjalanan atau mengetahui jumlah dalam arti proporsi orang dan barang yang akan menggunakan atau
memilih berbagai moda transportasi yang tersedia untuk melayani suatu titik asal- tujuan tertentu, demi beberapa maksud perjalanan tertentu pula.
2.2.4 Klasifikasi Perjalanan