124
U
BUS
U
TRAVEL
= 20.932 – 18.919X
1
+ 10.870X
2
– 5.797X
3
dimana : X
1
= ∆ Biaya Perjalanan X
2
= ∆ Waktu Tunggu X
3
= ∆ Waktu Tempuh Sehingga probabilitas pemilihan moda antara angkutan bus dan travel
l300 adalah: P
BS
=
P
TR
= 1 - P
AB
d. Grafik Pemilihan Moda Antara Angkutan Bus dan Travel L300
Grafik pemilihan moda merupakan hubungan antar probabilitas pemilihan moda dengan selisih utilitas angkutan bus dan travel L300.
Bila biaya perjalanan, waktu tunggu dan waktu tempuh antara angkutan bus dan travel L300 adalah sama, maka utilitas angkutan bus sama dengan travel
l300sehingga probabilitas antara angkutan bus dan travel L300 akan seimbang Pr angkutan bus = Pr travel L300 = 0,5. Besarnya utilitas dan probabilitas
pemilihan moda antara angkutan bus dan travel l300 dapat dilihat pada grafik 4.34 dan grafik 4.35 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
125 Gambar 4.34 Grafik Pemilihan Moda Antara Angkutan Bus dan Angkutan
Travel L300
Universitas Sumatera Utara
126 Gambar 4.35 Grafik Pemilihan Moda Antara Angkutan Bus dan Angkutan
Travel L300
1. Sensitivitas terhadap biaya perjalanan
Berdasarkan analisa sensitivitas terhadap perubahan atribut biaya perjalanan antara angkutan bus dan angkutan travel l300 berdasarkan model logit binomial
selisih ditunjukkan pada grafik 4.36 berikut:
Gambar 4.36 Sensitivitas Model Terhadap Perubahan Selisih Biaya Perjalanan
Antara Angkutan Bus dan Travel L300 Dari grafik diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Untuk grafik probabilitas angkutan bus memperlihatkan arah kemiringan garis
negatif, yaitu semakin besar selisih perbedaan biaya perjalanan akan semakin memperkecil pobabilitas pemilihan angkutan bus.
b. Dengan hanya memperhatikan perubahan selisih biaya perjalanan, untuk
kompetisi pemilihan moda antara angkutan bus dan travel l300 dapat dijelaskan bahwa probabilitas pemilihan angkutan bus akan lebih besar dari
Universitas Sumatera Utara
127 pada travel l300 apabila selisih biaya perjalanan antara angkutan bus dan
travel l300 lebih kecil Rp.-10.000,-. Sedangkan untuk analisa sensitivitas terhadap perubahan atribut biaya
perjalanan antara angkutan bus dan angkutan travel l300 berdasarkan model logit binomial nisbah ditunjukkan pada grafik 4.37 berikut:
Gambar 4.37 Sensitivitas Model Terhadap Perubahan Nisbah Biaya Perjalanan
Antara Angkutan Bus Dan Travel L300. Dari grafik diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Memperlihatkan arah kemiringan garis, menunjukkan arah kemiringan
negatif, yaitu semakin besar nisbah biaya cost akan semakin memperkecil probabilitas memilih angkutan bus.
b. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa probabilitas memilih angkutan bus
akan lebih besar dari probabilitas memilih angkutan travel bila nisbah biaya perjalanan berada pada rentang 1 sampai 1,2.
Universitas Sumatera Utara
128
2. Sensitivitas terhadap waktu tunggu
Berdasarkan analisa sensitivitas terhadap perubahan atribut waktu tunggu antara angkutan bus dan angkutan travel l300 ditunjukkan pada grafik 4.38
berikut:
Gambar 4.38 Sensitivitas Model Terhadap Perubahan Waktu Tunggu Antara
Angkutan Bus Dan Angkutan Travel l300 Dari grafik dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Untuk grafik probabilitas angkutan bus memperlihatkan arah kemiringan garis
negatif, yaitu semakin besar selisih perbedaan waktu tunggu akan semakin memperkecil probabilitas pemilihan angkutan bus.
b. Dengan hanya memperhatikan perubahan selisih waktu tunggu, untuk
kompetisi pemilihan moda antara angkutan bus dan travel l300 dapat dijelaskan bahwa probabilitas pemilihan angkutan bus akan lebih besar dari
pada angkutan travelL300 apabila selisih waktu tunggu lebih cepat -15 menit.
Universitas Sumatera Utara
129 Sedangkan analisa sensitivitas terhadap perubahan atribut waktu tunggu
antara angkutan bus dan angkutan travel l300 berdasarkan model logit binomial nisbah ditunjukkan pada grafik 4.39 berikut:
Gambar 4.39 Sensitivitas Model Terhadap Perubahan Waktu Tunggu Antara
Angkutan Bus Dan Angkutan Travel l300
Dari grafik diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: a.
Memperlihatkan arah kemiringan garis menunjukkan arah kemiringan negatif, yaitu semakin besar nisbah waktu tunggu akan semakin memperkecil
probabilitas memilih angkutan bus. b.
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa probabilitas memilih angkutan bus akan lebih besar dari probabilitas memilih angkutan travel L300 apabila
nisbah biaya perjalanan berada pada rentang 0,5 sampai 0,8.
Universitas Sumatera Utara
130
3. Sensitivitas terhadap waktu tempuh
Berdasarkan analisa sensitivitas terhadap perubahan atribut waktu tempuh antara angkutan bus dan travel l300 ditunjukkan pada grafik 4.40
berikut:
Gambar 4.40 Sensitivitas Model Terhadap Perubahan Waktu Tempuh Antara
Angkutan Bus Dan Travel L300 Dari grafik dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Untuk grafik probabilitas angkutan bus memperlihatkan arah kemiringan garis
negatif, yaitu semakin besar selisih perbedaan waktu tempuh akan semakin memperkecil pobabilitas pemilihan angkutan bus.
b. Dengan hanya memperhatikan perubahan selisih waktu tempuh, untuk
kompetisi pemilihan moda antara angkutan bus dan travel l300 dapat dijelaskan bahwa probabilitas pemilihan angkutan bus akan lebih besar dari
pada travel l300 apabila selisih waktu tempuh antara angkutan bus dan travel l300 lebih kecil dari 0,5 jam.
Universitas Sumatera Utara
131 Sedangkan analisa sensitivitas terhadap perubahan atribut waktu tempuh
antara angkutan bus dan angkutan travel l300 berdasarkan model logit binomial nisbah ditunjukkan pada grafik 4.41 berikut:
Gambar 4.41 Sensitivitas Model Terhadap Perubahan Waktu Tempuh Antara
Angkutan Bus Dan Travel L300
Dari grafik diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: c.
Memperlihatkan arah kemiringan garis, menunjukkan arah kemiringan negatif, yaitu semakin besar nisbah waktu tempuh akan semakin memperkecil
probabilitas memilih angkutan bus. d.
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa probabilitas memilih angkutan bus akan lebih besar dari probabilitas memilih angkutan travel apabila nisbah
biaya perjalanan berada pada rentang 1 sampai 1,1.
Universitas Sumatera Utara
132
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan