tempe 40, dan tepung wortel 5 I
2
, hal ini ditunjukkan dengan nilai skor I
1
yaitu 66 73,33 dan I
2
dengan skor 74 75,55. Hal ini dikarenakan campuran tepung tempe 40 beraroma lebih kuat
dibanding tepung kecambah 50 dan tepung wortel 10, sehingga pada kedua campuran bubuk instan didominasi oleh aroma tepung kecambah jagung dan
aroma khas tempe. Penambahan tepung kecambah jagung dan tepung tempe yang cukup besar pada kedua campuran bubuk instan. Aroma khas kecambah jagung
yang mendominasi ternyata kurang disukai oleh bayi berumur 7-12 bulan. Oleh karena itu, bubuk instan campuran tepung kecambah jagung, tepung tempe, dan
tepung wortel, kurang disukai terhadap aroma oleh ibu dengan bayi berumur 7-12 bulan.
Menurut Gultom 2013, aroma merupakan bau yang sukar diukur sehingga biasanya menimbulkan pendapat yang berlainan dalam menilai kualitas
aromanya. Perbedaan pendapat disebabkan setiap orang memiliki perbedaan penciuman, meskipun mereka dapat membedakan aroma namun setiap orang
mempunyai kesukaan yang berlainan.
5.4 Daya Terima terhadap Rasa Bubuk Instan Campuran Tepung Kecambah
Jagung, Tepung Tempe, dan Tepung Wortel
Hasil pengujian organoleptik terhadap rasa pada Tabel 4.4 menunujukkan bahwa ibu dengan bayi berumur 7-12 lebih menyukai rasa bubuk instan campuran
tepung kecambah jagung 50, tepung tempe 40, dan tepung wortel 10 I
1
dengan nilai skor yaitu 73 81,10. Dan menunjukkan kurang suka terhadap rasa
Universitas Sumatera Utara
bubuk instan campuran tepung kecambah jagung 55, tepung tempe 40, dan tepung wortel 5 I
2
dengan nilai skor yaitu 61 67,78. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai t
hitung
2,299 t
tabel
2,00. Hal ini berarti ada perbedaan nyata dan signifikan terhadap rasa antara bubuk
instan I
1
dan bubuk instan I
2
. Campuran kecambah jagung, tepung tempe, dan tepung wortel memberikan pengaruh yang berbeda terhadap rasa bubuk instan
yang dihasilkan pada kedua perlakuan. Pengujian organoleptik terhadap rasa oleh panelis menunjukkan bahwa
perlakuan I
1
lebih banyak disukai dimana rasa bubuk instan menurut panelis agak asam karena rasa yang dihasilkan ragi pada tempe. Tepung wortel memiliki yang
rasa manis. Oleh karena itu, penambahan tepung wortel yang lebih banyak pada bubuk instan I
1
dibanding bubuk instan I
2
, menyebabkan perubahan rasa manis pada bubuk instan I
2
menjadi berkurang, sehingga semakin meningkatkan tingkat kesukaan bayi berumur 7-12 bulan.
5.5 Daya Terima terhadap Tekstur Bubuk Instan Campuran Tepung
Kecambah Jagung, Tepung Tempe, dan Tepung Wortel
Pada tabel 4.5 hasil pengujian organoleptik terhadap tekstur bubuk instan campuran tepung kecambah jagung 50, tepung tempe 40, dan tepung wortel
10 I
1
memiliki nilai skor tertinggi yaitu 72 80,00, dengan kriteria kesukaan adalah suka. Sedangkan bubuk instan campuran tepung kecambah jagung 55,
tepung tempe 40, dan tepung wortel 5 I
2
mendapat nilai skor yaitu 68 75,56, dengan kriteria kurang suka terhadap tekstur. Hal tersebut
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa ibu dengan bayi berumur 7-12 lebih menyukai tekstur bubuk instan pada perlakuan I.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai t
hitung
0,786 t
tabel
2,00. Hal ini berarti tidak ada perbedaan pengaruh perlakuan terhadap tekstur antara
bubuk instan I
1
dan bubuk instan I
2
. Bubuk instan I
1
lebih sedikit penambahan tepung kecambah jagung dibanding bubuk instan I
2
. Bubuk instan sudah dibuat menjadi halus sedemikian rupa agar tidak menyangkut ditenggorokan dan mudah bagi bayi untuk ditelan.
Namun, tekstur tepung kecambah jagung tidak lebih halus daripada tepung wortel dan tepung tempe. Campuran tepung kecambah jagung lebih banyak pada bubuk
instan I
2
, sehingga lebih terasa bertekstur pada lidah panelis.
5.6 Kandungan Gizi Bubuk Instan Campuran Tepung Kecambah Jagung,