Pembuatan Makanan Pendamping ASI Daya Terima

pengembang ammonium karbonat dan ammonium hidrogen. Semua bahan tambahan pangan tersebut diizinkan untuk digunakan secukupnya dengan batas maksimum penggunaan dan untuk tujuan proses produksi yang baik.

2.2 Pembuatan Makanan Pendamping ASI

Menurut Badan Standarisasi Nasional 2005, bahan-bahan yang digunakan harus bermutu, bersih, aman, dan sesuai untuk bayi dan anak berusia 6 bulan sampai 24 bulan. dan proses pengolahan harus mengikuti cara produksi makanan bayi dan anak. Selain itu, zat gizi yang dikandung makanan pendamping ASI bubuk instan harus dapat mendampingi ASI untuk mencapai kecukupan gizi pada kelompok umur tersebut. Selain itu, bahan utama dan bahan lain yang terkandung dalam makanan pendamping ASI bubuk instan serta produknya tidak boleh mendapat perlakuan iradiasi. Syarat mutu makanan pendamping ASI bubuk instan yaitu zat gizi yang dikandung harus dapat mengimbangi ASI untuk mencapai kecukupan gizi pada kelompok umur tersebut, serta dapat berbentuk serbuk atau serpihan. Yang kemudian jika ditambah cairan menghasilkan bubur halus, bebas dari gumpalan dan dapat disuapkan dengan sendok. Bahan yang dipilih untuk membuat makanan pendamping sebaiknya mudah didapat banyak tersedia dikebun keluarga atau pasar terdekat, harganya murah, paling sering dimakan merupakan bagian dari apa yang dimakan oleh anggota keluarga yag lebih besar dan dewasa, dan sebaiknya diramu dengan resep lokal Arisman, 2010. Universitas Sumatera Utara

2.3 Kecambah Jagung

Menurut Nauli 2013, kecambah merupakan bentuk pertumbuhan dari biji kacang-kacangan dan serealia utuh sebelum menjadi tunas atau tanaman baru. Pada proses perkecambahan, terjadi metabolisme pada biji. Proses metabolisme tersebut menyebabkan cadangan makanan pada biji-bijian atau serealia meningkat daripada cadangan makanan pada biji sebelum menjadi kecambah. Tejasari 2005 juga menambahkan bahwa perkecambahan akan meningkatkan aktivitas enzim fitase. Enzim tersebut menghidrolisis asam fitat menjadi inostinol dan ortofosfat bebas. Maka proses perkecambahan dapat dilakukan dengan harapan terjadinya peningkatan kadar protein dan lemak. Molekul asam amino kecambah juga lebih rendah dari biji tak berkecambah. Menurut Nauli 2013 yang mengutip Suhendra 2009, perubahan nutrisi dari perkecambahan dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki nilai gizi bahan pangan atau untuk produk olahan. Pangan bernilai gizi tinggi merupakan salah satu tujuan dari pengolahan pangan. Pangan yang bernilai gizi tinggi juga akan lebih dipilih oleh konsumen sehingga produsen mendapatkan keuntungan ekonomi. Gambar 2.1 Kecambah Jagung Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Aminah dan Santosa 2014, nilai gizi jagung dan kacangan- kacangan masih dapat ditingkatkan dengan pengecambahan. Kedua bahan tersebut mengandung sistem enzim yang diperlukan dalam pengecambahan. Pengaruh pengecambahan terhadap pengurangan senyawa antigizi seperti tanin dan fitat telah dibuktikan oleh Ghavided dan Prakash 2007, Mugendi 2010, Kumar, 2008, Rusydi dan Azrina 2012. Peningkatan vitamin dan bioavailabilitas mineral golongan biji-ijian yang dikecambahkan juga telah dilaporkan oleh El-Adawy 2004. Demikian juga No 2002 dan Kaushik 2010, melaporkan bahwa kalsium, tembaga, mangan, seng, ribolavin, niacin dan kandungan asam askorbat meningkat selama pengecambahan. Tabel 2.3 Kandungan Gizi Kecambah Jagung per 100 gram Zat gizi Nilai Energi 69,6 kkal Protein 3,2 g Lemak 0,4 g Karbohidrat 13,0 g Serat makanan 2,5 g Kolesterol 0,0 mg Vitamin A 1,0 µg Vitamin E 0,3 mg Vitamin B1 0,1 mg Vitamin B6 0,1 mg Asam folat 4,0 µg Natrium 1,0 mg Kalsium 11,0 mg Fosfor 100,0 mg Zat besi 0,8 mg Seng 0,9 mg Sumber: Nutrisurvey database Universitas Sumatera Utara

2.3.1 Tepung Kecambah Jagung

Menurut M. Marto 2010, selama pengecambahan komponen antigizi tripsin inhibitor, asam pitat, pentosan, tannin menurun dan setelah pengecambahan terbentuk komponen fitokimia glokosinolates, antioksidan alami yang berperan untuk kesehatan. Proses perkecambahan yang menghasilkan kecambah sprouts, yang kemudian ditepungkan, ternyata dapat menghilangkan berbagai senyawa anti gizi di dalamnya, dapat mempertahankan mutu proteinnya dan mengandung vitamin C yang cukup tinggi. Menurut Aminah dan Santosa 2014, jagung yang akan dikecambahkan adalah jagung manis yang agak tua agar bisa dikecambahkan, dan dalam keadaan segar. Berikut ini cara membuat kecambah jagung: 1. Pertama, bersihkan jagung lalu dilakukan pemipilan. 2. Jagung yang pipil dipilih yang masih bagus dan utuh. 3. Selanjutnya dicuci sampai bersih karena akan mempengaruhi kualitas kecambah jagung. 4. Kemudian direndam dengan air bersih selama 8 jam. 5. Sediakan nampan dan gunakan serbet bersih sebagai alas pada nampan yang berlubang. 6. Lalu tiriskan jagung yang telah direndam ke atas alas serbet. 7. Selanjutnya siram dengan air bersih sampai alas serbet basah merata. 8. Lalu nampan berisi jagung ditutup menggunakan serbet bersih lainnya atau daun pisang. Universitas Sumatera Utara 9. Letakkan nampan berisi jagung kedalam baskom agar air tidak berserakkan. 10. Letakkan baskom berisi jagung di tempat gelap atau bungkus dengan kain atau plastik hitam. 11. Lakukan penyiraman setiap 4 jam dengan cara, angkat nampan berisi jagung dari baskom kemudian disiram dengan air bersih sampai merata. 12. Kecambah jagung sudah bisa digunakan jika dirasa sudah siap dipanen. Tabel 2.4 Kandungan Gizi Tepung Kecambah Jagung per 100 gram Zat gizi Nilai Protein 4,50 g Lemak 4,04 g Karbohidrat 60,10 g Zat besi 1,55 mg Seng 2,94 mg Air 11,44 g Abu 19,92 g Sumber: Nauli, Humaira Anggi, 2013

2.3.2 Pembuatan Tepung Kecambah Jagung

Berdasarkan penelitian Aminah dan Hersoelistyarini 2012, bahwa tepung kecambah jagung yang disangrai memiliki kandungan gizi yang lebih banyak daripada kecambah jagung yang direbus, dan memiliki lebih banyak vitamin E daripada tepung kecambah jagung yang dikukus. Menurut Pertiwi 2013, tepung dari serelia seperti kecambah jagung harus beraroma segar tidak apek, tidak bergumpal, dan bersih dari kotoran atau binatang-binatang kecil. Cara membuat tepung dari kecambah jagung sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Cuci kecambah jagung hingga bersih, lalu tiriskan. Jemur hingga kering. 2. Haluskan dengan blender kering atau food prosessor. 3. Ayak atau saring diatas wadah yang bersih. 4. Sangrai tepung diatas api kecil sambil diaduk-aduk higga kering, tapi tidak berubah warna. Angkat. Biarkan hingga uap panasnya hilang. 5. Simpan didalam wadah yang kedap udara. Berdasarkan Aminah dan Hersoelistyorini 2012, tepung kecambah jagung dibuat dengan kecambah jagung yang direbus selama 5 menit dan didinginkan. Lalu siap dikeringkan pada suhu 50 C dengan cabinet dryer selama 6 jam. Kemudian digiling dengan diskmill dan diayak 80 mesh.

2.4 Tempe

Tempe merupakan makanan yang terbuat biji kedelai atau beberapa bahan lain yang diproses melalui fermentasi dari apa yang secara umum dikenal sebagai “ragi tempe”. Lewat proses fermentasi ini, biji kedelai mengalami proses penguraian menjadi senyawa sederhana sehingga mudah dicerna. Umumnya, masyarakat Indonesia mengkonsumsi tempe sebagai panganan pendamping nasi. Dalam perkembangannya, tempe diolah dan disajikan sebagai aneka panganan siap saji yang diproses dan dijual dalam kemasan. Kripik tempe, misalnya, adalah salah satu contoh panganan populer dari tempe yang banyak dijual di pasar BSN 2012. Jamur yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang Universitas Sumatera Utara merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Perubahan sifat pada komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam Erlina, 2013. Gambar 2.2 Tempe Sedangkan menurut Astawan 2009, tempe dengan kualitas baik mempunyai ciri-ciri berwarna putih bersih yang merata pada permukaannya, memiliki stuktur yang homogen dan kompak serta berasa, berbau dan beraroma khas tempe. Tempe dengan kualitas buruk ditandai dengan permukaannya yang basah, struktur tidak kompak, adanya bercak bercak hitam, adanya bau amoniak dan alcohol, serta beracun. Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak berubah dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Oleh karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur dari bayi hingga lansia, sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur Joe, 2011. Universitas Sumatera Utara Tempe kaya akan serat, kalsium, vitamin B kompleks, vitamin A, D, E, K, zink, dan zat besi. Kandungan antioksidan flavonoidnya paling tinggi dibanding olahan kedelai lainya. Antioksidan flavonoid dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pementukan radikal bebas, sebagai antitumor atau antikanker BSN 2012. Menurut Murni 2013, manfaat tempe bagi tubuh sangat besar sehingga tempe digunakan sebagai bahan makanan alternatif yang berfungsi ganda yaitu sebagai sumber gizi bagi tubuh dan sebagai bahan makanan kesehatan. Jenis kapang yang terlibat dalam fermentasi tempe tidak memproduksi racun toxin, namun sebaliknya mampu melindungi tempe terhadap racun aflatoksin dari kapang yang memproduksinya. Proses fermentasi tempe mampu meningkatkan aktifitas dan jumlah enzim superoksida dismutase, salah satu enzim antioksidan yang dipergunakan untuk menjaga tubuh dari serangan radikal oksigen bebas yang tidak terkendali yaitu penyakit kanker. Tempe mempunyai daya hipokolesterolemik yaitu kemampuan untuk menurunkan kadar kolesterol sehingga dapat mencegah penyakit degeneratif seperti jantung koroner, stroke dan kanker. Efek hipokolesterolemik tempe atau potensi tempe dalam menurunkan kadar kolesterol telah teruji baik yaitu dengan mengkonsumsi tempe sebanyak 200g setiap hari dapat mencegah peningkatan kadar kolesterol. Namun tempe yang dikonsumsi tersebut tidak diolah dengan digoreng karena kolesterol dalam makanan juga dapat disintesa didalam tubuh dari asam lemak jenuh yang terdapat pada makanan yang digoreng Murni, 2013. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.5 Kandungan Gizi Tempe Kedelai per 100 gram Zat gizi Nilai Energi 199 kkal Protein 19,0 g Lemak 7,7 g Karbohidrat 17,0 g Vitamin B1 0,13 mg Vitamin B6 0,30 µg Asam Folat 52 µg Kalsium 93,0 mg Zat besi 2,3 mg Zink 1,8 mg Sumber :Daftar Komposisi Bahan Makanan DKBM

2.4.1 Tepung Tempe

Tepung tempe mempunyai kemungkinan yang lebih luas untuk dikonsumsi. Tepung tempe lebih mudah disimpan dan jauh lebih awet dibandingkan tempe segar. Tepung tempe telah dicoba penggunaanya untuk berbagai keperluan penyediaan pangan bagi orang-orang yang dalam keadaan rawan gizi, maupun sebagai bahan makanan campuran untuk membuat jenis makanan dalam rangka diversifikasi pemanfaatan tempe Kasmidjo, 1990. Menurut Rajagukguk 2011 yang mengutip Astuti 1983, tepung tempe merupakan salah satu produk dari tempe yang cukup potensial untuk dikembangkan sebagai produk pangan sumber energi yang bermanfaat, mengingat nilai gizinya yang tinggi. Penggunaan tempe dalam bentuk aslinya hanyalah terbatas sebagai lauk, tetapi bila dibuat menjadi tepung setelah dilakukan pengeringan maka penggunaannya akan menjadi lebih luas, misalnya untuk pembuatan roti, aneka kue kering dan jajanan. Universitas Sumatera Utara Menurut Murni 2013 yang mengutip Sadikin 1985, pengolahan tempe pada umumnya masih terbatas sebagai bahan sayur, digoreng sebagai lauk-pauk atau dibuat keripik. Sifat tempe yang mudah rusak dengan daya tahan 2 sampai 3 hari dapat diawetkan dengan cara pengeringan. Tempe kering yang baik dapat disimpan berbulan-bulan pada suhu ruang tanpa perubahan nyata pada warna dan rasa. Jika pengeringan dilakukan dengan penjemuran atau dalam alat pengering pada suhu 60-70 o C maka tempe yang telah diiris tipis harus direbus dulu dalam air pada suhu didih selama 5 menit untuk mematikan cendawan . Tabel 2.6 Kandungan Gizi Tepung Tempe Kedelai per 100 gram Zat Gizi Nilai Protein 46 g Lemak 24,7 g Karbohidrat 13,5 g Serat 347 mg Besi 9 mg Abu 2,3 g Air 7,7 g Sumber: Bastian, F, dkk,. 2012

2.4.2 Pembuatan Tepung Tempe

Tempe yang digunakan adalah tempe yang dikemas dengan kemasan yang tertutup baik, tidak dipengaruhi atau mempegaruhi isi. Tepung tempe yang baik digunakan adalah tepung tempe yang tidak berbutir atau masih kasar, tidak berbau apek, kering, dan tidak menggumpal Faizah. 2012. Menurut Faizah 2012, untuk membuat tepung tempe, diperlukan 10 kg tempe. Iris tempe dengan ketebalan kurang lebih 1 cm. Kemudian didihkan air hingga mencapai 105°C lalu kukuslah tempe selama 9 menit. Keluarkan tempe dari dandang dan tiriskan untuk mengurangi kadar air. Setelah agak dingin, Universitas Sumatera Utara keringkan tempe. Pengeringan dapat dilakukan dengan oven. Tempe harus benar- benar kering. Tempe yang sudah kering kemudian digiling sampai halus hingga menjadi tepung. dapat digiling dengan menggunakan alat pembuat tepung, atau bisa juga dengan blender rumah tangga. Jika sudah halus, hasil gilingan ini disaring atau diayak untuk mendapatkan tepung yang benar-benar halus. Pengayakan dilakukan berulang-ulang sampai didapatkan tepung yang benar- benar halus. Setelah itu tepung tempe siap dikemas. Dari 10 kg tempe akan dihasilkan 4 kg tepung tempe. Ini karena adanya penyusutan.

2.5 Wortel

Tanaman wortel Daucus carrota L termasuk jenis tanaman sayuran umbi semusim, berbentuk semak perdu yang tumbuh tegak dengan ketinggian antara 30 cm – 100 cm atau lebih, tergantung jenis varietasnya. Wortel merupakan tanaman perkebunan yang banyak diusahakan oleh petani selain itu wortel sangat berguna sebagai tumbuhan pendamping bagi petani. Dilihat dari hubungan kekerabatannya tanaman wortel ternyata masih satu family dengan seledri, dan parsley Cahyono, 2002. Gambar 2.3 Wortel Universitas Sumatera Utara Menurut Berlian Nur et al. 2003 yang dikutip Amiruddin 2013, wortel memiliki batang pendek yang hampir tidak tampak. Akarnya berupa akar tunggang yang tumbuh membengkok, membesar, dan memanjang menyerupai umbi. Umbi wortel berwarna kuning kemerahan yang di sebabkan kandungan karoten yang tinggi. Kulitnya tipis. Teksturnya agak keras dan renyah. Rasanya gurih dan agak manis. Tanaman wortel dalam tata nama atau sistematika Taksonomi tumbuh- tumbuhan wortel diklasifikasi sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta tumbuhan berbiji Sub divisi : Angiospermae biji terdapat dalam buah Kelas : Dycotyledonae biji berkeping dua atau biji belah Ordo : Umbelliferales Famili : Umbelliferae Apiaceae Ammiaceae Genus : Daucus Species : Daucus carota L. Wortel Daucus carota adalah tumbuhan jenis sayuran umbi yang memiliki tekstur serupa kayu. Bagian yang dapat dimakan adalah bagian umbi atau akarnya. Wortel adalah tumbuhan biennial memiliki siklus hidup 12-24 bulan yang menyimpan karbohidrat dalam jumlah besar guna berbunga pada tahun kedua. Wortel dapat dimakan dengan berbagai cara. Wortel mentah hanya melepaskan 3 karoten selama proses pencernaan berlangsung, hal tersebut dapat ditingkatkan menjadi 39 dengan memasaknya Putra, 2013. Wortel berguna sebagai sumber vitamin dan mineral serta serat yang tidak didapatkan dari bahan pangan hewani. Dalam memilih wortel sebaiknya dipilih Universitas Sumatera Utara yang permukannya mulus tidak banyak noda, segar, tidak berair, tidak berkayu, dan berwarna cerah Murdiati dan Amaliah, 2013. Wortel merupakan sumber vitamin C yang dibutuhkan dalam berbagai proses penting, yaitu pembuatan kolagen protein berserat yang membentuk jaringan ikat tulang, pengangkut lemak, membuat gusi sehat, pemacu imunitas tubuh sehingga daya tubuh anak meningkat, untuk penyembuhan luka, serta meningkatkan fungsi otak untuk bekerja maksimal. Selain itu, kandungan beta karotennya berfungsi sebagai antioksidan dan membuat mata anak sehat. Konsumsi vitamin C dan alfa karoten dapat mengurangi risiko penyakit asma pada anak Febry dan Marendra, 2014. Wortel mengandung banyak vitamin C yang sangat membantu meningkatkan kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi dari makanan Lewis, 2003. Pemanfaatan wortel selama ini sebagian besar hanya sebagai sayuran. Wortel mentah atau dimasak, merupakan sumber kalium, beta karoten provitamin A dan vitamin C. Semakin gelap warnanya, semakin banyak kandungan beta karotennya. Wortel sebaiknya dikukus atau direbus sebelum dihaluskan. Proses pemanasan dalam waktu singkat dapat melepaskan beta karoten dari berbagai ikatannya sehingga menjadi lebih mudah untuk diserap di dalam usus. Untuk wortel, akan lebih mudah diserap kandungan gizinya jika dikonsumsi setelah matang daripada dalam keadaan masih mentah. Pengukusan menyebabkan lebih sedikit kerusakan beta karoten dibandingkan perebusan. Rasanya yang manis karena mengandung gula alami, seperti sukrosa dan fruktosa, membuat wortel mudah disukai oleh bayi Pertiwi, 2013. Universitas Sumatera Utara Kandungan gizi wortel juga sangat baik bagi kebutuhan gizi bayi. Wortel mengandung betakaroten, nantinya betakaroten akan dikonversi dalam tubuh menjadi vitamin A yang sangat berguna untuk kesehatan kulit, juga mata, sehingga dapat memenuhi kebutuhan vitamin A bayi setiap hari Muaris 2014. Selain itu, wortel juga kaya akan vitamin C dan E yang merupakan antioksidan terbaik, dikenal dapat membantu mencegah berbagai penyakit dan baik untuk meningkatkan sistem imunitas. Bayi membutuhkan vitamin C untuk pertumbuhan dan kesehatan jaringan tubuhnya. Juga untuk mempercepat penyembuhan jika terjadi luka. Selain itu, vitamin C juga membantu penyerapan zat besi dan mineral seng Soenardi, 2014. Tabel 2.7 Kandungan Gizi Wortel Mentah per 100 gram Zat gizi Nilai Energi 45,0 kkal Protein 1,1 g Lemak 0,2 g Karbohidrat 10,5 g Vitamin A 1042,0 µg Vitamin E 1,0 mg Asam folat 14,0 µg Vitamin C 2,0 mg Natrium 66,0 mg Kalsium 31,0 mg Fosfor 30,0 mg Zat besi 0,6 mg Seng 0,3 mg Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan DKBM

2.5.1 Tepung Wortel

Tepung wortel adalah produk awetan yang dapat dijadikan alternatif untuk memperpanjang umur simpan, memudahkan penyimpanan dan transportasi, Universitas Sumatera Utara memperluas jangkauan pemasaran dan mudah diolah menjadi produk-produk lain, Pembuatan tepung wortel akan meningkatkan keanekaragaman pemanfaatan wortel dan yang lebih penting adalah untuk menjadikannya sebagai sumber provitamin A dan pewarna pangan. Tepung wortel dapat ditambahkan antara lain pada makanan bayi, saus, sup, dan sebagai bahan pembuat kue. Tepung wortel adalah salah satu produk olahan wortel segar yang merupakan bahan setengah jadi. Dalam bentuk tepung daya simpannya akan meningkat, transportasinya mudah dan penggunaan selanjutnya lebih mudah dari pada dalam bentuk segar. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Deviurianty 2011 melaporkan bahwa tepung wortel memiliki daya simpan yang cukup lama yaitu 6- 8 bulan dengan kadar air 8 Amiruddin, 2013. Tabel 2.8 Kandungan Gizi Tepung Wortel per 100 gram Zat Gizi Nilai Energi 341 kkal Protein 8,1 g Lemak 1,5 g Karbohidrat 10,5 g Vitamin A 8333 µg Vitamin D 0 mg Vitamin C 14,6 mg Kalsium 212 mg Besi 3,9 mg Natrium 275 mg Seng 1,6 mg Air 4,0 g Sumber: USDA National Nutrition data base

2.5.2 Pembuatan Tepung Wortel

Pastikan wortel dicuci sampai bersih. Untuk sayuran berakar, rendam setelah dikupas untuk memastikan tidak ada sisa tanah yang tertinggal. Wortel Universitas Sumatera Utara harus dikupas dan dikukus selama beberapa menit. Setelah matang dan dihancurkan menjadi bubur lembut, atur teksturnya. Bahan-bahan yang digunakan adalah wortel yang bentuk umbi bulat berbentuk kerucut diameter 2-3 cm panjang 10-15 cm warna kulit kemerahan Lewis, 2003. Cara membuat tepung wortel skala sederhana adalah sebagai berikut Febrina 2012 : 1. Pilih wortel segar, berwarna cerah, dan utuh kemudian dibersihkan dan dikupas kulitnya tipis-tipis. 2. Wortel dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan tanah yang tertinggal. 3. Wortel dipotong untuk mempermudah dalam pengeringan dan penggilingan. 4. Kemudian wortel dikeringkan untuk mengurangi kadar air. 5. Wortel kering lalu digiling. 6. Selanjutnya diayak sampai menjadi tepung yang halus. 7. Tepung wortel disangrai degan api kecil higga kering namun tidak berubah warna. 8. Angkat dan biarkan hingga uap panasnya hilang. 9. Tepung wortel siap disimpan dalam wadah kedap udara. Cara lain : 1. Wortel yang baru dipanen kemudian dikupas kulitnya. Setelah dicuci bersih dengan air, lalu wortel diparut sampai halus. Universitas Sumatera Utara 2. Kemudian tambahkan air dengan perbandingan 1:2 gcc ke dalam wadah wortel yang telah diparut halus. 3. Wortel yang telah diparut dimasukkan ke dalam kain saring yang bersih, lalu diperas kainnya hingga menghasilkan filtrat air saringan. 4. Filtrat air perasan kemudian didiamkan sampai terbentuk endapan. Air bagian atas dibuang dan endapan diambil lalu dijemur. Begitupun dengan wortel yang telah diperas airnya yang terdapat pada kain saring. 5. Pengeringan dilakukan dengan cara dijemur di panas matahari penjemuran 3-4 hari. Pengeringan ini dapat juga dilakukan dengan memasukkan ke dalam oven hingga kadar air benar- benar tidak ada lagi. 6. Setelah benar-benar kering, tepung wortel kemudian diayak, sehingga akan didapatkan tepung yang halus. Sisa yang belum halus kemudian ditumbuk ulang lalu diayak kembali. 7. Tepung wortel yang halus ini siap untuk digunakan.

2.6 Daya Terima

Menurut Soekarto 1985 yang dikutip Gultom 2013, penilaian daya terima menggunakan uji organoleptik metode hedonik meliputi warna, aroma, rasa dan tekstur. Penilaian organoleptik disebut juga penilaian dengan indera atau penilaian sensorik merupakan suatu cara penilaian yang paling sederhana. Penilaian organoleptik banyak digunakan untuk menilai mutu komoditi hasil pertanian dan makanan. Penilaian dengan cara ini banyak disenangi karena dapat dilaksanakan dengan cepat dan langsung. Kadang-kadang penilaian ini dapat memberikan hasil penelitian yang sangat teliti, sifat subjektif pangan lebih umum Universitas Sumatera Utara disebut organoleptik atau sifat inderawi karena penilaian didasarkan pada rangsangan sensorik pada organ indera. Uji penerimaan meliputi uji kesukaan hedonik dan uji mutu hedonik. Dalam uji hedonik panelis diminta untuk menyatakan tanggapan pribadinya tentang tingkat kesukaan terhadap suatu produk. Tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik yang dapat direntangkan atau diciutkan menurut rentangan skala yang dikehandaki. Kemudian dalam analisis data skala hedonik tersebut ditransformasikan dalam skala numerik dan dilakukan analisis statistik.

2.7 Uji Organoleptik

Dokumen yang terkait

Formulasi Bubur Bayi Instan dengan Substitusi Tepung Tempe danTepung Labu Kuning sebagai Alternatif Makanan Pendamping ASI

9 130 82

TINGKAT KEKERASAN DAN DAYA TERIMA BISKUIT DARI CAMPURAN TEPUNG JAGUNG DAN TEPUNG TERIGU DENGAN VOLUME AIR YANG Tingkat Kekerasan dan Daya Terima Biskuit dari Campuran Tepung Jagung dan Tepung Terigu dengan Volume Air yang Proporsional.

0 3 16

Karakteristik dan Daya Terima Bubuk Instan Campuran Tepung Kecambah Jagung, Tepung Tempe, dan Tepung Wortel Sebagai Makanan Pendamping ASI

0 0 15

Karakteristik dan Daya Terima Bubuk Instan Campuran Tepung Kecambah Jagung, Tepung Tempe, dan Tepung Wortel Sebagai Makanan Pendamping ASI

0 0 2

Karakteristik dan Daya Terima Bubuk Instan Campuran Tepung Kecambah Jagung, Tepung Tempe, dan Tepung Wortel Sebagai Makanan Pendamping ASI

0 0 7

Karakteristik dan Daya Terima Bubuk Instan Campuran Tepung Kecambah Jagung, Tepung Tempe, dan Tepung Wortel Sebagai Makanan Pendamping ASI

0 0 29

Karakteristik dan Daya Terima Bubuk Instan Campuran Tepung Kecambah Jagung, Tepung Tempe, dan Tepung Wortel Sebagai Makanan Pendamping ASI

0 2 5

Karakteristik dan Daya Terima Bubuk Instan Campuran Tepung Kecambah Jagung, Tepung Tempe, dan Tepung Wortel Sebagai Makanan Pendamping ASI

0 0 13

Formulasi Bubur Bayi Instan dengan Substitusi Tepung Tempe danTepung Labu Kuning sebagai Alternatif Makanan Pendamping ASI

0 4 11

FORMULASI BUBUR BAYI INSTAN DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE DAN TEPUNG LABU KUNING SEBAGAI ALTERNATIF MAKANAN PENDAMPING ASI

0 0 13