64
f. Gudang
Ruangan ini digunakan sebagai tempat penyimpanan segala berkas-berkas pengaduan dari tahun-tahun lalu, penyimpanan makalah-makalah tentang
informasi yang berkaitan dengan masalah anak yang diperoleh dari media cetak. Ruangan ini mempunyai ukuran luas 4,5 x 4,5 m.
g. Rumah Aman Shelter
Shelter atau rumah aman milik KPAID SUMUT dinamakan RUPA Rumah Perlindungan Anak, rumah aman merupakan tempat tersembunyi yang digunakan
untuk memberikan perlindungan bagi anak –anak yang merasa ataupun mengalami
suatu ancaman akan jiwa dan keselamatannya. Begitu juga halnya dengan penindasan dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab, sehingga diharapkan
dapat memberikan ketenangan dalam jiwa dan berpikir si anak. Biasanya shelter atau rumah aman hanya dilakukan dalam kurun waktu sementara. Ini dilakukan
agar anak-anak tersebut dapat merasakan ketenangan dan menghilangkan ketakutan pada diri anak ketika melihat orang banyak.
4.6 Penanganan Kasus 4.6.1 Klasifikasi Kasus dalam Dampingan Komisi Perlindungan Anak
Indonesia Daerah Provinsi Sumatera Utara
Indonesia semakin memprihatinkan dengan tingginya angka pengaduan atas tindak kekerasan dan diskriminasi terhadap anak. berbagai tindakan tersebut dapat
dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok tertentu dengan berbagai modus perilaku yang dikemas secara kriminal. Adapun sebagai salah satu lembaga
independen Negara yang berfokus dalam menangani permasalahan anak, sejak awal berdiri KPAID SUMUT telah menangani kasus-kasus kekerasan dan diskriminasi
Universitas Sumatera Utara
65
terhadap anak dalam klasifikasi kasus yang akan peneliti rangkum beserta pendampingan yang dilakukan sebagai berikut:
a. Hak Kuasa Asuh HKA
Dalam suatu gugatan perceraian, selain dapat memohonkan agar perkawinan itu putus karena perceraian, maka salah satu pihak juga dapat memohonkan agar
diberikan Hak Asuh atas anak-anak yang masih dibawah umur yang lahir dari perkawinan tersebut. Kasus ini menjadi kasus yang paling banyak dilaporkan ke
KPAID SUMUT, dimana salah satu pihak tidak mematuhi putusan Hak Kuasa Asuh. Maka penanganan yang dilakukan oleh KPAID SUMUT yakni melakukan mediasi
yang mempertemukan kedua belah pihak untuk dapat membicarakan mengenai pengasuhan anak mereka.
b. Kekerasan Seksual
Klasifikasi kasus ini yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian, dimana meliputi pemerkosaan, pencabulan, sodomi, pelecehan seksual, dan berbagai
bentuk kekerasan seksual lainnya dengan anak sebagai korbannya. Kasus yang merupakan tindak pidana ini mendapatkan pendampingan dan penanganan KPAID
SUMUT dalam proses hukum dan rehabilitasi sosial anak korban. c.
Penelantaran Penelantaran anak adalah di mana orang tua yang bertanggung jawab gagal
untuk menyediakan kebutuhan memadai untuk berbagai keperluan, termasuk fisik kegagalan untuk menyediakan makanan yang cukup, pakaian, atau kebersihan,
emosional kegagalan untuk memberikan pengasuhan atau kasih sayang, pendidikan kegagalan untuk mendaftarkan anak di sekolah, atau medis kegagalan untuk
mengobati anak atau membawa anak ke dokter. KPAID SUMUT menangani kasus
Universitas Sumatera Utara
66
penelantaran seperti Hak Pendidikan Anak, Hak Identitas, serta Hak Kesehatan Anak. Adapun penanganan dalam klasifikasi ini, KPAID SUMUT melakukan
pemantauan terhadap orang tua dan atau wali anak untuk kemudian melakukan mediasi.
d. Penganiayaan
Merupakan suatu tindakan atau serangkaian tindakan wali atau kelalaian oleh orang tua atau pengasuh lainnya yang dihasilkan dapat membahayakan, atau
berpotensi bahaya, atau memberikan ancaman yang berbahaya kepada anak. Kasus penganiayaan terhadap anak yang dilaporkan ke KPAID SUMUT meliputi
penganiayaan fisik dan juga psikis. Adapun kasus ini terbilang tindak pidana, maka KPAID SUMUT memberikan pendampingan dalam proses hukum serta penanganan
terhadap pemulihan kondisi fisik atau psikis anak. e.
Anak Berhadapan dengan Hukum ABH Klasifikasi kasus ini mengenai anak yang sedang terlibat dengan masalah
hukum atau sebagai pelaku tindak pidana misalnya kasus Pembunuhan, sementara anak tersebut belum dianggap mampu untuk mempertanggung jawabkan
perbuatannya, mengingat usianya yang belum dewasa dan sedang bertumbuh, berkembang, sehingga berhak untuk dilindungi sesuai dengan Undang
–undang. KPAID SUMUT memberikan pendampingan terhadap ABH dalam menjalani setiap
proses persidangan sampai tahap putusan pengadilan. Penanganan berupa konseling juga dilakukan kepada ABH. Lain halnya lagi dengan kasus Kenakalan Anak yang
terkadang tidak termasuk tindak pidana, KPAID SUMUT hanya melakukan mediasi dengan anak, orang tua anak, serta pihak-pihak yang terlibat atau dirugikan.
Universitas Sumatera Utara
67
f. Trafficking Anak
Merupakan kasus perdagangan anak yang biasanya juga berkaitan dengan kasus Eksploitasi Anak. KPAID SUMUT menangani kasus ini dari mulai
pendampingan proses hukum, pemulihan kondisi anak, sampai pemulangan anak yang menjadi korban perdagangan ke tempat asalnya.
g. Perlakuan Salah terhadap Anak
Kasus ini kebanyakan merujuk pada kekerasan pada anak, namun tidak hanya kekerasan fisik saja. Banyak kasus perlakuan salah terhadap anak yang dilaporkan di
KPAID SUMUT merupakan kasus kekerasan terhadap psikis anak, atau dapat merusak moral anak misalnya pernah ada kasus mengenai orang dewasa yang
menunjukkan video porno kepada anak-anak dibawah umur. Melihat kasus tersebut maka penanganan KPAID SUMUT yakni dengan memberikan peringatan kepada
pelaku, dan bekerja sama dengan pihak adat atau lingkungan setempat untuk memberikan sanksi yang tepat.
h. Melarikan Anak
Kasus ini dapat berupa penculikan anak yang dilakukan oleh oknum tertentu, atau bisa juga dikaitkan dengan kasus Hak Kuasa Asuh dimana salah satu pihak
orang tua mengambil anaknya tanpa sepengetahuan pihak lain. Maka penanganan KPAID SUMUT dapat berbeda pula dilihat dari kasusnya.
4.6.2 Proses Penanganan Kasus di Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Provinsi Sumatera Utara
Ada beberapa tahapan-tahapan atau proses yang akan dilakukan ketika menangani kasus kekerasan di KPAID SUMUT yaitu:
Universitas Sumatera Utara
68
a. Pengaduan