commit to user
21 Cara menjaga arsip agar terjaga dan tetap awet, antara lain :
a. Membersihkan ruangan, sekurang-kurangnya seminggu sekali,
dengan menggunakan vacium cleaner alat penyedot debu. b.
Pemeriksaan ruangan setidak-tidaknya 6 bulan sekali untuk mengawasi apabila terdapat serangga, rayap , dan sejenisnya.
c. Menggunakan racun serangga
d. Larangan makan dan minum serta merokok
e. Rak penyimpanan arsip sebaiknya terbuat dari bahan logam
f. Membersihkan arsip seminggu sekali dengan vacium cleaner
g. Mengeringkan arsip yang basah Basir Barthos, 1990:51-59
6. RUANG ARSIP
Ruang tempat penyimpanan arsip henaknya selalu dalam keadaan bersih dan kering agar arsip dapat aman dari berbagai jenis akibat
kerusakan. Pengamanan konservasi arsip dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pencegahan sebelum terjadi kerusakan preventive dan
perbaikan sesudah kerusakan terjadi restoration. Dasar pemikiran dari pencegahan adalah menciptakan lingkungan
dimana musuh-musuh bahan arsip seperti kutu buku, rayap, serangga, jamur, cahaya matahari, dan lain-lain tidak dapat secara leluasa merusak
fisik arsip. Pencegahan dapat dilakukan dengan pengaturan temperatur, kelembaban udara, polusi, penyimpanan yang benar, pengaturan cahaya
matahari, pengaturan penetrangan buatan lampu, pemeliharaan ruangan, dan lain-lain.
Pengaturan udara ruangan arsip yang terbaik adalah menggunakan AC Air Conditioner. Temperatur ruangan arsip yang ideal antara 600-
750 F dengan kelembaban relatif antara 50-60.
7. PEGAWAI BAGIAN KEARSIPAN
Suatu Tata Kearsipan tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak dilengkapi dengan tenaga-tenaga pegawai arsip yang memadahi dan cakap.
Penempatan pegawai arsip yang cakap akan menunjang kegunaan arsip
commit to user
22 sebagai sumber keterangan dan pusat ingatan yang melancarkan
perkembangan organisaasi. Pengorganisasian yang berdasarkan asas Sentralisasi menghendaki
personil yang bertugas khusus untuk pekerjaan kearsipan saja. Sedangkan pada asas desentralisasi diharapkan personil dapat melakukan pekerjaan
lain disamping melaksanakan pekerjaan kearsipan. Mengingat besarnya tanggung jawab yang dibebankan pada
pegawai kearsipan, doperlukan orang –orang yang dapat dipercaya dan
dapat memikul tanggung jawab tersebut dengan disiplin kerja yang tinggi dan jujur.
METODE PENGAMATAN
1. Lokasi Pengamatan Dalam pengamatan ini penulis memilih lokasi di PT Bank
Tabungan Negara Cabang Surakarta yang berlokasi di Jalan Slamet Riyadi No.282 Surakarta. Penulis memilih Bank Tabungan Negara tersebut
karena Bank tersebut merupakan salah satu bank dengan fokus pelayanan pada kredit perumahan. Karena banyaknya kredit yang masuk, maka
banyak dokumen kedit yang harus diarsipkan. Dalam pengamatan ini penulis akan mengamati tentang Kearsipan Kredit pada Bank Tabungan
Negara Cabang Surakarta. 2. Jenis Pengamatan
Jenis pengamatan ini merupakan observasi berperan aktif, maksudnya pengamatan ini dilakukan dengan bertanya dan terjun langsung
ke lapangan. Sehingga jenis laporan pengamatan ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu untuk menangkap berbagai informasi kualitatif dengan
deskripsi teliti dan penuh nuansa, yang lebih berharga dari pada sekedar pernyataan jumlah atau frekuensi dalam bentuk angka tentang Kearsipan
Kredit pada Bank Tabungan Surakarta.
commit to user
23 Dengan menggunakan metode pengamatan deskriptif kualitatif,
maka penulis berharap memperoleh informasi-informasi dengan utuh sehingga dapat menggambarkan realitas yang ada.
3. Sumber Data Sumber data pengamatan ini diperoleh dari Nara sumber
Informan Adapun
narasumber yang
memberikan informasi
dalam pengumpulan data ini terdiri dari bagian
Loan Service Unit
,
Loan Administration document sub unit, Collection Work Out
dan Tempat atau lokasi
Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktifitas dilakukan bisa dicari lewat sumber lokasinya baik merupakan tempat
maupun lingkungannya. Penulis memilih lokasi di PT. Bank Tabungan Negara Cabang Surakarta yang berlokasi di jalan Slamet Riyadi 282 pada
bagian
Loan Service
. 4. Teknik Pengumpulan Data
Kecermatan dalam memilih dan menyusun serta mengumpulkan data sangat berpengaruh kepada obyektifitas hasil penelitian. Penulis
dalam usaha memperoleh data menggunakan wawancara, teknik observasi dan mengkaji dokumen dan arsip Sutopo,2002:58-70.
a. Wawancara atau intervew Yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan Tanya jawab
secara lisan dan langsung terhadap informan sehingga memperoleh penjelasan dan keterangan yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti. Dalam wawancara ini penulis melakukan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Informan dalam pengamatan ini adalah petugas
bagian dokumen kredit di Bank Tabungan Negara Cabang Surakarta. b. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman
gambar. Observasi dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak
commit to user
24 langsung yaitu mengumpulkan dan menggali data tentang Kearsipan
Kredit pada Bank Tabungan Negara Cabang Surakarta. 5. Teknik Analisis Data
Dalam teknik Analisis data penulis menggunakan model analisis interaktif
interaktif model of analisis
, yaitu data yang dikumpulkan akan dianalisa melalui tiga tahap yaitu pengumpulan data, mereduksi data,
menyajikan data dan menarik kesimpulan. Dalam model ini dilakukan suatu proses siklus antar tahap-tahap, sehingga data yang terkumpul akan
berhubungan dengan satu sama lain dan benar-benar data yang mendukung penyusunan laporan penelitian.
commit to user
25
BAB III DESKRIPSI LOKASI
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Berdirinya Bank Tabungan Negara Persero
Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, pemerintah Hindia Belanda melalui
Koninjklijk Besluit
no. 27 tanggal 16 Oktober 1987 mendirikan POSTSPAARBANK, yang kemudian terus
hidup dan berkembang dan tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki 4 Empat cabang yaitu jakarta, Medan, Surabaya, dan Makasaar. Pada
tahun 1940 kegiatannya terganggu, sebagai akibat penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan besar-besaran dalam
waktu yang relatif singkat
rush
. Namun demikian keadaan keuangan POSTSPAARBANK pulih kembali pada tahun 1941.
Tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada pemerintah Jepang, Jepang membekukan kegiatan POSTSPAARBANK
dan mendirikan
TYOKIN KYOKU
. Sebuah bank dengan tujuan untuk menarik dana masyarakat melalui tabungan. Usaha pemerintah Jepang ini
tidak sukse karena dilakukan dengan paksaan.
TYOKIN KYOKU
hanya mendirikan satu cabang yaitu cabang Yogyakarta.
Proklamasi kemerdekaan RI 17-08-1945 telah memberikan inspirasi kepada Bp. Darmosoesanto untuk memprakarsai pengambil
alihan
TYOKIN KYOKU
dari pemerintah jepang ke pemerintah RI dan terjadilah penggantian nama menjadi KANTOR TABUNGAN POS dan
bapak Darmosoetanto ditetapkan oleh pemerintah RI sebagai Direktur yang pertama. Tugas pertama KANTOR TABUNGAN POS adalah
melakukan penukaran uang jepang dengan Oeang Republik Indonesia ORI. Tetapi kegiatan KANTOR TABUNGAN POS tidak berumur
panjang, karena agresi belanda Desember 1946 mengakibatkan didudukinya semua kantor, termasuk kantor cabang dari KANTOR
TABUNGAN POS hingga tahun 1949. Saat KANTOR TABUNGAN POS dibuka kembali 1949, nama KANTOR TABUNGAN POS diganti