manifestasi lain tentang adanya suatu episode psikotik sebelumnya dan disertai perubahan perilaku yang bermakna yang bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang
mencolok, kemalasan dan penarikan diri secara sosial Depkes RI, 1993; Maslim, 1997.
2.1.4. Etiologi Skizofrenia
Penyebab skizofrenia sampai kini belum diketahui secara pasti dan merupakan tantangan riset terbesar bagi pengobatan kontemporer.Telah banyak riset dilakukan dan
banyak faktor predisposisi maupun pencetus yang diketahui anatara lain: 2.1.4.1. Faktor genetika
Faktor genetika telah dibuktikan secara meyakinkan. Resiko masyarakat umum 1, pada orang tua resiko 5, pada saudara kandung 8 dan pada anak 15-20
apabila salah satu orang tua menderita skizofrenia, walaupun anak telah dipisahkan dari orang tua sejak lahir, anak dari kedua orang tua skizofrenia 30-40. Pada kembar
monozigot 40-50, sedangkan untuk kembar dizigot sebesar 5-10 . Dari penelitian epidemiologi keluarga terlihat bahwa resiko untuk keponakan adalah 3,
masih lebih tinggi dari populasi umum yang hanya 1. Demikian juga dari penelitian anak adopsi dikatakan, anak penderita skizofrenia yang diadopsi orang tua normal, tetap
mempunyai resiko 16,6, sebaliknya anak sehat yang diadopsi penderita skizofrenia resiko 1,6, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin dekat hubungan
keluarga biologis semakin tinggi resiko terkena skizofrenia Kaplan,1997; Teddy, 2002; Tomb, 2004.
2.1.4.2. Faktor biologis dan biokimia
Asima Sirait : Pengaruh Koping Keluarga Terhadap Kejadian Relaps Pada Skizofrenia Remisi Sempurna…, 2008 USU e-Repository © 2008
32
Dari faktor biologis dikenal suatu hipotesis dopamine yang menyatakan bahwa skizofrenia disebabkan oleh aktivitas dopaminergik yang berlebihan di bagian kortikal
otak, dan berkaitan dengan gejala positif dari skizofrenia. Penelitian terbaru juga menunjukkan pentingnya neurotransmiter lain termasuk serotonin, norepinefrin,
glutamate dan GABA. Selain perubahan yang sifatnya neurokimiawi, penelitian menggunakan CT Scan otak ternyata ditemukan perubahan anatomi otak seperti
pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks atau atropi otak kecil cerebellum, terutama pada penderita kronis skizofrenia Kaplan,1997; Hawari, 2001; Isaacs, 2005.
2.1.4.3. Faktor psikososial a. Teori perkembangan
Ahli teori seperti Freud, Sullivan, dan Erikson mengemukakan bahwa kurangnya perhatian yang hangat dan penuh kasih sayang di tahun-tahun awal
kehidupan berperan dalam menyebabkan kurangnya identitas diri, salah interpretasi terhadap realitas dan menarik diri dari hubungan sosial pada penderita skizorenia
Kaplan,1997; Isaacs, 2005. b. Teori belajar
Menurut ahli teori belajar learning theory, anak-anak yang kemudian menderita skizofrenia mempelajari reaksi dan cara berfikir irasional orang tua yang mungkin
memiliki masalah emosional yang bermakna. Hubungan interpersonal yang buruk dari penderita skizofrenia akan berkembang karena mempelajari model yang buruk selama
anak-anak Kaplan,1997.
c. Teori keluarga
Asima Sirait : Pengaruh Koping Keluarga Terhadap Kejadian Relaps Pada Skizofrenia Remisi Sempurna…, 2008 USU e-Repository © 2008
33
Teori-teori yang berkaitan dengan peran keluarga dalam munculnya skizofrenia belum divalidasi dengan penelitian. Bagian fungsi keluarga yang diimplikasikan dalam
peningkatan kekambuhan penderita skizofrenia antara lain: c.1. Faktor keluarga
Faktor keluarga yang dimaksudkan disini adalah faktor stress yang dialami anak dan remaja yang disebabkan kondisi keluarga yang tidak baik antara lain:
c.1.1. Hubungan kedua orang tua yang dingin atau penuh ketegangan c.1.2. Kedua orang tua jarang di rumah dan tidak ada waktu untuk bersama
dengan anak-anak c.1.3. Komunikasi antara orang tua dan anak yang tidak baik
c.1.4. Kedua orang tua berpisah atau bercerai c.1.5. Kematian salah satu atau kedua orang tua
c.2. Emosi yang diekspresikan atau disingkat EE Expressed Emotion. Dimana keluarga sering mengekspresikan emosi secara berlebihan dengan
sikap kurang sabar, bermusuhan, pemarah, keras, kasar, kritis dan otoriter. Menurut penelitian Leff dan Wing, angka relaps dirumah dengan EE
rendah dan penderita minum obat teratur sebesar 12, dengan EE rendah dan tanpa obat 42 sedangkan EE tinggi dan tanpa obat sebesar 92. Penelitian
lain juga mengatakan pemisahan penderita dari EE tinggi memperbaiki angka relaps Kaplan, 1997; Hawari, 2001; Chandra, 2005.
2.1.4.4. Status sosial ekonomi Beberapa ahli teori telah menyatakan bahwa industrialisasi, urbanisasi dan
status sosial ekonomi yang rendah sangat kuat hubungannya dengan skizofrenia. Itu
Asima Sirait : Pengaruh Koping Keluarga Terhadap Kejadian Relaps Pada Skizofrenia Remisi Sempurna…, 2008 USU e-Repository © 2008
34
sebabnya banyak penderita yang dijumpai pada masyarakat golongan menengah ke bawah. Hal ini juga didukung oleh penelitian Saifullah 2005 di Badan Pelayanan
Kesehatan Jiwa Nangroe Aceh Darussalam, bahwa 95,1 penderita relaps berasal dari golongan ekonomi tidak mampu Kaplan, 1997; UCLA, 1997; Tomb, 2004.
2.1.4.5. Stres Karena bervariasinya presentasi simtom dan prognosis skizofrenia, maka tidak
ada faktor etiologik tunggal yang menyebabkan timbulnya skizofrenia. Ada model yang mengintegrasikan faktor biologis, faktor psikososial dan faktor lingkungan adalah model
stress diatesis. Model ini menyatakan bahwa seseorang mungkin memiliki suatu kerentanan spesifik diatesis terhadap stres yang memungkinkan berkembang menjadi
simtom skizofrenia Kaplan, 1997. Model interaksional yang mengatakan bahwa penderita skizofrenia mempunyai
kerentanan genetik dan biologik terhadap stress dan dianggap penyebab utama dalam menentukan onset dan keparahan penyakit Isaacs, 2005.
2.1.4.6. Kepribadian premorbid Indikator premorbid sebelum sakit pada anak preskizofrenia menurut
Nurmiati Amir 2003 antara lain ketidakmampuan anak mengekspresikan emosi: wajah dingin, jarang tersenyum, acuh tak acuh dan penyimpangan komunikasi seperti anak
sulit melakukan pembicaraan terarah. Sedangkan pada remaja perlu diperhatikan kepribadian premorbid seperti kepribadian paranoid atau curiga berlebihan, menganggap
semua orang musuh, juga kepribadian skizoid yaitu emosi dingin, kurang mampu bersikap hangat dan ramah pada orang lain serta selalu menyendiri Ingram, 1995; Amir,
2003; Chandra, 2005.
Asima Sirait : Pengaruh Koping Keluarga Terhadap Kejadian Relaps Pada Skizofrenia Remisi Sempurna…, 2008 USU e-Repository © 2008
35
2.1.4.7.Rokok dan penyalahgunaan napza Gangguan skizoid dapat dicetuskan atau disebabkan oleh penggunaan kanabis
ganja, gelek, marijuana. Hasil penelitian terhadap 152 subjek episode pertama skizofrenia di West London didapatkan bahwa 60 subjek adalah perokok, 27 ada
riwayat penggunaan alkohol, 35 sedang terlibat napza tidak termasuk alkohol , dan 68 adalah pengguna napza selama hidupnya Kaplan, 1997; Chandra, 2006.
Teori ini digunakan dalam penelitian agar keluarga mengetahui penyebab terjadinya skizofrenia yang dialami oleh anggota keluarganya, sehingga keluarga
mampu menangani masalah yang terjadi.
2.1.5. Prognosis