Analisis Bivariat Koping Eksternal Terhadap Kejadian Relaps.

sesuatu dengan benar atau salah, maka oleh Friedman 1998 dan Schulman mengatakan bahwa strategi koping seperti ini sering digunakan dalam keluarga yang mengalami sakit kronis.

5.3. Analisis Bivariat Koping Eksternal Terhadap Kejadian Relaps.

5.3.1. Mencari informasi Hasil penelitian mengenai koping ini menunjukkan bahwa hanya 5 keluarga penderita yang relaps melakukan pencarian informasi dengan baik tentang penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya, sedangkan keluarga penderita yang tidak relaps 75 melakukan pencarian informasi tentang penyakit dengan baik. Hal ini memang didukung oleh hasil tes Mann Whitney bahwa jarak rata-rata koping eksternal mencari informasi pada keluarga penderita yang tidak relaps lebih besar dibandingkan keluarga penderita yang relaps. Hasil tersebut di atas diperkuat juga oleh hasil uji statistik bahwa koping eksternal mencari informasi berpengaruh nyata terhadap kejadian relaps, dimana nilai p 0.05, artinya ada pengaruh koping eksternal mencari informasi dengan kejadian relaps. Hal ini sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa keluarga-keluarga yang mengalami stress memberi respon kognitif dengan mencari pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi. Keluarga dapat melakukan pencarian informasi tentang penyakit, pengobatan dan pencegahan, bisa juga dilakukan dengan konsultasi kepada dokter atau psikiater, tukar menukar informasi dengan keluarga penderita yang lain serta mengikuti pelatihanseminar tentang masalah yang dihadapi. 36 Sebuah riset yang dilakukan oleh Chesler dan Barbarin 1987, juga mendokumentasikan penggunaan upaya mencari informasi sebagai suatu strategi koping keluarga. Dalam penelitian mereka terhadap koping keluarga dengan anak yang menderita kanker, ditemukan bahwa upaya orang tua mencari informasi adalah sebagai suatu koping yang membantu orang tua mengurangi ketidakpastian dan rasa takut akan prognosis anak mereka. Demikian juga dengan keluarga penderita skizofrenia dalam penelitian ini terbukti bahwa koping keluarga mencari informasi berpengaruh nyata terhadap kejadian relaps pada penderita skizofrenia remisi sempurna. Menurut peneliti hal ini disebabkan karena keluarga berusaha menggunakan koping ini dengan baik yaitu dengan mencari informasi tentang masalah yang mereka hadapi, sehingga keluarga lebih mampu menghadapinya. 5.3.2. Memelihara hubungan aktif dengan komunitas Hasil penelitian tentang koping memelihara hubungan aktif dengan komunitas menunjukkan bahwa keluarga penderita yang relaps hanya 20 menggunakan koping ini dengan baik, sedangkan keluarga penderita yang tidak relaps 95 menggunakan koping ini dengan baik. Perbedaan yang sangat jauh antara koping keluarga penderita yang relaps dan tidak relaps terlihat dari hasil tersebut. Demikian juga dengan hasil tes Mann Whitney bahwa jarak rata-rata koping eksternal memelihara hubungan aktif dengan komunitas pada keluarga penderita yang tidak relaps lebih besar dibandingkan dengan koping eksternal memelihara hubungan aktif dengan komunitas pada keluarga yang relaps. Hasil uji statistik juga mendukung keadaan tersebut, dimana koping eksternal memelihara hubungan aktif dengan komunitas berpengaruh nyata terhadap kejadian 36 relaps, hal ini ditunjukkan oleh nilai p 0.05, artinya ada pengaruh koping eksternal memelihara hubungan aktif dengan komunitas terhadap kejadian relaps. Menurut teori yang ada bahwa koping ini merupakan koping yang berkesinambungan, jangka panjang dan bersifat umum, dimana keluarga merupakan partisipan-partisipan aktif dalam kelompok komunitas, karena keluarga tidak mampu melayani semua kebutuhan- kebutuhan anggota keluarga tanpa bantuan sumber-sumber lain, maka tindakan untuk meningkatkan hubungan dengan komunitas yang lebih luas sangat penting dilakukan. Menurut penulis pentingnya keluarga memelihara hubungan aktif dengan komunitas bukan tanpa alasan, karena dengan koping ini keluarga dapat membina hubungan baik dengan komunitas, mengikuti kegiatan sosial untuk mendapatkan dukungan moril dan materil serta yang paling penting adalah untuk menghilangkan stigma dan diskriminasi. Penting adanya pengetahuan masyarakat untuk tidak mengecap penderita dengan kata-kata seperti “gila” atau “kurang waras” bahkan mengejek atau menghujatnya Vijay, 2005. 5.3.3. Mencari dukungan sosial Hasil penelitian menunjukkan bahwa koping eksternal mencari dukungan sosial pada keluarga yang relaps sama sekali tidak ada dalam kategori baik, itu artinya tidak ada satupun dari keluarga penderita yang relaps yang melakukan koping ini dengan baik, sedangkan pada keluarga penderita yang tidak relaps hanya sekitar 10 yang menggunakan koping ini dengan baik. Dari hasil tersebut tidak ada menunjukkan perbedaan yang berarti, baik keluarga penderita yang relaps dan tidak relaps dalam melakukan koping ini. 36 Hasil tes Mann Whitney menunjukkan jarak rata-rata koping eksternal mencari dukungan sosial pada keluarga yang tidak relaps lebih besar bila dibandingkan dengan koping eksternal mencari dukungan sosial pada keluarga yang relaps. Namun hasil temuan ini tidak didukung oleh hasil uji statistik Mann Whitney dimana koping eksternal mencari dukungan sosial tidak berpengaruh nyata terhadap kejadian relaps dimana nilai p 0,05, artinya tidak ada pengaruh koping eksternal mencari dukungan sosial terhadap kejadian relaps. Hasil uji statistik di atas berbeda dengan teori yang mengatakan bahwa mencari sistem pendukung sosial merupakan strategi koping keluarga yang utama dan seperti kata Mac Elveen 1978, setiap keluarga memiliki jaringan kerja sosial yang unik dan sangat penting bagi peningkatan citra diri, perasaan memiliki dan perasaan puas terhadap kelompokkeluarga. Friedman 1985 mengatakan bahwa tidak adanya dukungan sosial dikalangan keluarga yang memiliki anggota keluarga yang sakit, sangat bersifat merusak keluarga. Namun menurut teori, ada juga masalah dan bukti bahwa banyak keluarga yang tidak mencari bantuan sosial saat mereka membutuhkan, hal ini terjadi karena ada keyakinan bahwa mereka mampu mandiri dan menganggap bahwa meminta bantuan adalah tanda kelemahan. Itulah sebabnya ketika mereka gagal menangani masalahnya keluarga akan beralih kepada profesional untuk menangani masalahnya. Demikian halnya yang terjadi dengan hasil penelitian ini, dimana keluarga enggan mencari dukungan sosial, karena mereka merasa mampu menangani masalah yang dihadapi, pada kenyataannya tidak demikian. 36 5.3.4. Mencari dukungan spiritual Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga penderita skizofrenia yang relaps tidak ada satupun yang menggunakan koping ini dengan baik, sedangkan keluarga penderita yang tidak relaps 75 menggunakan koping ini dengan baik. Demikian juga dengan hasil tes Mann Whitney menunjukkan bahwa jarak rata-rata koping eksternal mencari dukungan spiritual pada keluarga penderita yang tidak relaps lebih besar dibandingkan dengan koping eksternal mencari dukungan spiritual pada keluarga penderita yang relaps. Hasil temuan ini diperkuat oleh hasil uji statistik dimana koping eksternal mencari dukungan spiritual berpengaruh nyata terhadap kejadian relaps, hal ini ditunjukkan oleh nilai p 0,05, artinya ada pengaruh koping mencari dukungan spiritual dengan kejadian relaps. Menurut Chesler dan Barbarin 1987 serta Friedman 1985 mengatakan meskipun banyak orang memikirkan upaya mencari dan mengandalkan dukungan spiritual sebagai suatu respon koping individual, beberapa studi mengatakan bahwa anggota keluarga menemukan dukungan spiritual ini sebagai cara keluarga untuk mengatasi masalahnya. Sesungguhnya kepercayaan terhadap Tuhan dan berdoa merupakan cara yang paling penting bagi keluarga untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Pendapat di atas juga diperkuat oleh pendapat Olson 1983, bahwa untuk mengatasi masalah sehari-hari penggunaan agama merupakan hal yang penting dan menurut Friedman 1998 bahwa dukungan spiritual membantu keluarga mentoleransi ketegangan kronis dan lama. Demikian halnya dengan penderita skizofrenia yang bersifat kronis dan lama, sehingga keluarga perlu melakukan konsultasi dengan tokoh 36 agama, melakukan ibadah secara teratur dan mengikuti kegiatan kerohanian, agar mereka kuat dan mampu menghadapi masalah yang terjadi ditengah keluarga.

5.4. Analisis Multivariat Koping Internal Terhadap Kejadian Relaps

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepatuhan Pengobatan dan Koping Keluarga terhadap Pencegahan Kekambuhan Penderita Skozofrenia Paranoid di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

0 66 166

PENGARUH MANAJEMEN ASET TERHADAP OPTIMALISASI ASET RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

3 55 9

Gambaran Peran Keluarga Dalam Pemulihan Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

11 71 87

Kemampuan Sosialisasi Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara 2013

0 39 64

Gambaran Karakteristik Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

28 144 68

Pengaruh Pengetahuan dan Mekanisme Koping terhadap Sikap Keluarga untuk Menerima Pasien Gangguan Jiwa (Skizofrenia) yang Telah Tenang di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011

2 69 108

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kekambuhan Pasien Skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara - Medan

30 131 90

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 66

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia 2.1.1. Defenisi Skizofrenia - Pengaruh Kepatuhan Pengobatan dan Koping Keluarga terhadap Pencegahan Kekambuhan Penderita Skozofrenia Paranoid di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

0 0 52

Pengaruh Kepatuhan Pengobatan dan Koping Keluarga terhadap Pencegahan Kekambuhan Penderita Skozofrenia Paranoid di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

0 0 20