5.5. Analisis Multivariat Koping Eksternal Terhadap Kejadian Relaps
Koping eksternal yang paling signifikan berpengaruh terhadap kejadian relaps adalah memelihara hubungan aktif dengan komunitas, dimana nilai p = 0,00 atau 0,05
dengan Odds Rasio OR = 38,13 pada 95 CI, artinya keluarga yang tidak memelihara hubungan aktif dengan komunitas secara baik dapat meningkatkan resiko relaps sebesar
38,13 kali dibandingkan dengan keluarga yang memelihara hubungan aktif secara baik dengan komunitas.
Penerimaan masyarakat terhadap penderita skizofrenia remisi sempurna memang tidak mudah, karena hal ini tidak terlepas dari adanya stigma atau anggapan
masyarakat bahwa penderita skizofrenia remisi sempurna tidak mungkin disembuhkan. Penderita sering mendapatkan cacian, ejekan dengan kata-kata “tidak waras” atau “gila”.
Itulah sebabnya keluarga perlu melakukan hubungan yang baik dengan komunitasmasyarakat agar stigma seperti ini dapat dihilangkan atau dicegah. Demikian
juga menurut Vijay 2005, bahwa pengetahuan masyarakat tentang penyakit jiwa perlu dibekali dengan baik dan bahkan kalau perlu mereka dilibatkan dalam perawatan
penderita.
5.6. Analisis Multivariat Koping Internal dan Koping Eksternal terhadap Kejadian Relaps.
Hasil uji regresi logistik pengaruh antara koping internal dan eksternal terhadap kejadian relaps menunjukkan bahwa koping keluarga eksternal memberikan pengaruh
nyata terhadap kejadian relaps, dimana nilai p =0,04 atau kurang dari 0,05 dengan nilai OR = 19,00 pada 95 CI, artinya koping keluarga eksternal yang tidak baik dapat
36
meningkatkan resiko relaps pada penderita skizofrenia 19 kali dibandingkan dengan koping keluarga eksternal yang baik.
Menurut Friedman 1998 bahwa sumber-sumber koping eksternal berhubungan dengan penggunaan sistem pendukung sosial oleh keluarga untuk memenuhi kebutuhan
terhadap informasi dan pelayanan kesehatan. Tanpa kemampuan yang memadai dari keluarga untuk beradaptasi dengan lingkungan akan membawa keluarga kepada keadaan
penuh resiko. Fakta penelitian juga menunjukkan hal serupa, dimana koping keluarga eksternal yang tidak baik akan menimbulkan resiko relaps bagi penderita. Menurut Vijay
2005 bahwa edukasi kepada kepada publik perlu dilakukan untuk menurunkan stigma dan diskriminasi kepada penderita dan keluarga.
5.7. Keterbatasan Penelitian
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan tanpa membedakan tipe skizofrenia, frekuensi relaps, eksaserbasi, ketersediaan dan kepatuhan makan obat,
sebaiknya hal ini dimasukkan dalam kriteria sampel agar bisa diketahui sejauhmana pengaruh koping terhadap kejadian relaps yang lebih spesifik.
36
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian tentang pengaruh koping keluarga terhadap kejadian relaps pada skizofrenia remisi sempurna di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Utara maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Keluarga penderita skizofrenia yang relaps 65 golongan dewasa muda, sedangkan
keluarga penderita yang tidak relaps 75 golongan umur dewasa tua, untuk agama antara keluarga penderita yang relaps dan tidak relaps tidak ada perbedaan yaitu
sama-sama 60 beragama Islam dan 40 beragama Kristen. Jenis kelamin untuk keluarga penderita yang relaps 50 laki-laki dan keluarga penderita yang tidak
relaps 55 laki-laki, sedangkan tingkat pendidikan kleuarga penderita yang relaps 60 pendidikan rendah dan keluarga penderita yang tidak relaps 55 pendidikan
rendah. Jenis pekerjaan antara keluarga penderita yang relaps dan tidak relaps tidak ada perbedaan sama-sama 95 tidak memiliki pekerjaan tetap. Untuk
penghasilanpun tidak ada perbedaan antara keluarga penderita yang relaps dan tidak relaps yaitu sama-sama 95 penghasilan dibawah satu juta lima ratus rupiah
perbulan dan jumlah anggota keluarga pada keluarga penderita yang relaps 70 lebih dari empat orang sedangkan pada keluarga penderita yang tidak relaps 80
lebih dari empat orang. 2. Koping keluarga internal seperti mengandalkan kelompok keluarga, penggunaan
humor, memelihara ikatan keluarga, mengontrol kembali makna dari masalah,dan 36
normalisasi terbukti berpengaruh nyata terhadap kejadian relaps, dimana nilai p 0,05, sedangkan koping keluarga internal pemecahan masalah, dan fleksibilitas peran
tidak berpengaruh nyata dengan kejadian relaps, dimana nilai p 0,05 dan dari hasil analisis multivariat koping keluarga internal mengandalkan kelompok keluarga
paling signifikan mempengaruhi kejadian relaps, dimana nilai p = 0,01 dengan OR = 100,83, artinya kejadian relaps dapat meningkat 100,83 bila keluarga tidak
mengandalkan kelompoknyasumber-sumber mereka sendiri secara baik. 3. Koping keluarga eksternal seperti mencari informasi, memelihara hubungan aktif
dengan komunitas dan mencari dukungan spiritual terbukti berpengaruh nyata terhadap kejadian relaps, dimana nilai p 0,05, sedangkan koping keluarga
eksternal mencari dukungan sosial tidak berpengaruh nyata terhadap kejadian relaps, dimana nilai p 0,05 dan dari hasil analisis multivariat koping eksternal memelihara
hubungan aktif dengan komunitas paling signifikan mempengaruhi kejadian relaps dimana nilai p = 0,00 dengan OR = 38,13, artinya kejadian relaps dapat meningkat
38,13 kali apabila keluarga tidak dapat memelihara hubungan aktif dnegan komunitas secara baik.
4. Koping keluarga eksternal lebih signifikan mempengaruhi kejadian relaps dibandingkan dengan koping keluarga internal, dimana nilai p = 0,04 dengan OR =
19, artinya kejadian relaps pada penderita skizofrenia remisi sempurna dapat meningkat 19 kali apabila keluarga tidak menggunakan koping eksternal dengan
baik.
36
6.2. Saran