Aspek Pengukuran Analisis Data Hasil Penelitian 1. Analisis univariat

Tabel 3.1. Lanjutan c.Mencari Dukungan Sosial Cara keluarga untuk mendapatkan dukungan moril dan material dari keluarga besar, teman dalam rangka menangani penderita Angket kuesioner Selalu Kadang-kadang Tidak Pernah Ordinal d.Mencari Dukungan Spiritual Cara keluarga mengatasi stress dan ketegangan yang dialami penderita maupun keluarga melalui kegiatan-kegiatan ibadah, sembahyang berdoa. Angket kuesioner Selalu Kadang-kadang Tidak Pernah Ordinal Variabel Dependen Kejadian Relaps Penderita skizofrenia yang sudah sembuh kambuh kembali atau tidak Angket kuesioner Relaps Tidak relaps Nominal

3.6. Aspek Pengukuran

Penentuan norma skor skala koping keluarga ditentukan berdasarkan distribusi frekuensi dari skor-skor tes Anastasi dan Urbina,1997 yaitu dengan mengetahui nilai skor terendah dan tertinggi skala koping keluarga yang diperoleh responden. Norma skor skala koping keluarga terdiri dari tiga kategori yaitu baik, cukup baik dan kurang baik, sehingga harus dibuat tiga kelas interval yang dapat mencakup seluruh skor skala koping keluarga yang diperoleh responden.

3.7. Analisis Data

a. Analisis Univariat untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi dari setiap variabel yang diteliti. b. Analisis Bivariat untuk melihat hubungan sebab akibat setiap variabel independen dengan variabel dependen dengan memakai Mann-Whitney U-Test. 36 c. Analisis Multivariat untuk mengetahui setiap variabel independen yang mempunyai hubungan yang paling kuat dengan variabel dependen, dengan menggunakan uji Regresi Logistik dengan rumus: y = a+b 1 x 1 +b 2 x 2 +b 3 x 3 + … b n x n. 36 BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian Pengaruh Koping Keluarga terhadap Kejadian Relaps pada Skizofrenia Remisi Sempurna di lakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara RSJD PROVSU. Rumah sakit jiwa ini merupakan satu-satunya pusat rujukan untuk Sumatera bagian Utara yang berdiri sejak tahun 1935 yang berlokasi di Jalan Timur Medan dan pada tahun 1981 di pidahkan ke Jalan Letjen Djamin Ginting KM 10Tali Air no 21 Padang Bulan Medan. Rumah Sakit Jiwa ini ditetapkan sebagai Rumah Sakit Jiwa kelas A sesuai dengan SK Menteri Kesehatan No 1351978 dengan luas areal 38.000 M 2 3,8 Ha dan luas bangunan 5,709 M 2 . Rumah Sakit Jiwa Medan mempunyai tenaga-tenaga dokter ahli jiwa dari FK USU, UISU, baik sebagai Lektor, Lektor Kepala sampai Guru Besar profesor yang profesional dibidangnya sehingga peluang untuk dikembangkan dengan pelayanan yang lebih luas sangat memungkinkan. Selain itu Rumah Sakit Jiwa Medan ini juga sebagai rumah sakit pendidikan bagi seluruh institusi Akademi Keperawatan, Program Studi Ilmu Keperawatan, Psikologi USU, UMA, FK USU, FK UISU, FK UMI dan program PPDS Psikiatri USU. Khusus menyangkut program PPDS Ilmu Kedokteran Jiwa, Rumah Sakit Jiwa Medan merupakan satu-satunya Rumah Sakit Jiwa yang ditunjuk secara nasional sebagai tempat sarana pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia PDSKJI. 36 Dengan status kelembagaan Rumah Sakit Jiwa Medan sebagai UPT Pemerintah Propsu, maka upaya untuk mengembangkan perencanaan dan penyediaan segala fasilitas untuk tempat pendidikan akan lebih siap dan cepat dilaksanakan.

4.1.1. Fasilitas.

Fasilitas pelayanan yang ada di Rumah Sakit Jiwa Daerah PROVSU saat ini adalah Unit Gawat Darurat, Unit Rawat Jalan, Rawat Inap, Rehabilitasi Medik, Gangguan Mental Organik, Anak dan Remaja, Pemeriksaan Kesehatan Jiwa, Psikologi, Fisioterapi, Brain Mapping, Geriatrik, Poli Gigi, Laboratorium Klinik, Narkoba dan Apotik. Khusus untuk pelayanan rawat inap, Rumah Sakit Jiwa Daerah PROVSU mempunyai 15 ruangan yang terdiri dari ruang kelas III sepuluh bangsal 306 TT, dan kelas II dua bangsal 119 TT, kelas I satu bangsal 20 TT dan utama satu bangsal 5 TT.

4.1.2. Tenaga Pelayanan Kesehatan Jiwa.

Tenaga pelayanan kesehatan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Medan adalah pada tabel berikut. Tabel 4.1. Jumlah Tenaga Pelayanan Kesehatan Jiwa berdasarkan Jenis Pendidikan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006 No Jenis Pendidikan Jumlah 1 Dokter umum 9 2 Dokter PPDS 15 3 Dokter Spesialis Penyakit Dalam 1 4 Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa 5 5 Dokter gigi 4 6 Sarjana Keperawatan 4 7 DIII Keperawatan 62 8 DIII Kebidanan 2 36 Tabel 4.1. Lanjutan 9 DIII Keperawatan Jiwa 14 10 DIII Kesehatan gigi 2 11 Bidan 4 12 Sekolah Pengatur Rawat Gigi 2 13 Apoteker 3 14 Sarjana Kesehatan Masyarakat 5 15 DIII Gizi 2 16 DI Gizi 4 17 Sarjana Psikologi 2 18 Sarjana Ekonomi 4 19 Sarjana Hukum 1 20 Sarjana Tehnik 1 21 Sarjana Lainnya 2 22 Sarjana MudaDIII Lainnya 59 23 SMASMU 15 24 SMEA 6 25 STM 6 26 SMKK 2 27 SPSA 8 28 SMTA lainnya 6 29 SLTP 3 30 SD 8 Sumber data: Medical Record RSJD PROVSU 2006 Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa jumlah tenaga pelayanan kesehatan RSJD PROVSU sekitar 261 orang. Dokter spesialis kedokteran jiwa psikiater sekitar 1,9 dan DIII keperawatan jiwa sekitar 5,36. Tenaga mayoritas adalah DIII keperawatan dan sarjana muda lainnya sebesar 23,75 dan 22,60. 4.1.3. Jenis Pelayanan Kesehatan RSJD PROVSU. Pada saat melakukan penelitian, RSJD PROVSU melayani 1.694 orang pasien, 1543 orang diantaranya adalah penderita skizofrenia. Menurut informasi yang ada, pasien tersebut umumnya berasal dari kelas sosial ekonomi yang rendah yaitu dengan surat miskin atau kartu sehat, askes maupun biaya sendiri. 36 RSJD PROVSU memberikan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia seperti pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Namun pelayanan yang diberikan lebih ditekankan pada pelayanan kuratif yaitu pengobatan kepada pasien sesuai dengan kondisi masing-masing penderita. Pelayanan rehabilitatif, sepanjang pengamatan peneliti, belum dilakukan secara khusus sesuai dengan minat pasien, namun lebih diarahkan kepada kegiatan harian diruangan pasien dan juga kegiatan olah raga. Selain itu pasien juga diikutkan dalam kegiatan ibadahreligius baik yang diadakan oleh RSJD PROPSU maupun yang datang dari luar rumah sakit. 4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Analisis univariat 4.2.1.1. Karakteristik responden 1. Umur Tabel 4.2. Distribusi Relaps dan Tidak Relaps berdasarkan Kelompok Umur Keluarga Skizofrenia Remisi Sempurna di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006. Relaps Tidak Relaps Umur N N 18-40 Tahun 13 65 5 25 41-60 Tahun 7 35 15 75 Total 20 100 20 100 Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas keluarga penderita skizofrenia yan g relaps berumur 18-40 tahun yaitu sebesar 65, sedangkan keluarga dari penderita skizofrenia yang tidak relaps mayoritas berumur 41-60 tahun yaitu sebesar 75 36 2. Agama Tabel 4.3. Distribusi Relaps dan Tidak Relaps berdasarkan Agama Keluarga Skizofrenia Remisi Sempurna di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006. Relaps Tidak Relaps Agama N N Islam 12 60 12 60 Kristen 8 40 8 40 Total 20 100 20 100 Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga penderita skizofrenia yang relaps dan tidak relaps sebagian besar beragama Islam yaitu masing-masing sebesar 60 3. Jenis Kelamin Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara jenis kelamin dari keluarga penderita skizofrenia yang relaps dengan yang tidak relaps, baik antara laki-laki maupun perempuan seperti terlihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.4. Distribusi Relaps dan Tidak Relaps Berdasarkan Jenis Kelamin Keluarga Skizofrenia Remisi Sempurna di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006. Relaps Tidak Relaps Jenis Kelamin N N Laki-laki 10 50 11 55 Perempuan 10 50 9 45 Total 20 100 20 100 4. Tingkat Pendidikan Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan keluarga penderita skizofrenia yang relaps sebagian besar berpendidikan rendah yaitu sebesar 60, demikian juga dengan tingkat pendidikan keluarga penderita skizofrenia yang tidak relaps sebagian 36 besar memiliki tingkat pendidikan rendah yaitu sebesar 55 seperti terlihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.5. Distribusi Relaps dan Tidak Relaps Berdasarkan Tingkat Pendidikan Keluarga Skizofrenia Remisi Sempurna di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006. Relaps Tidak Relaps Tingkat Pendidikan N N Rendah 12 60 11 55 Tinggi 8 40 9 45 Total 20 100 20 100 5. Pekerjaan Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga penderita skizofrenia yang relaps maupun yang tidak relaps mayoritas tidak memiliki pekerjaan tetap yaitu masing-masing sebesar 95, seperti terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.6. Distribusi Relaps dan Tidak Relaps Berdasarkan Pekerjaan Keluarga Skizofrenia Remisi Sempurna di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006. Relaps Tidak Relaps Pekerjaan N N Tetap 1 5 1 5 Tidak tetap 19 95 19 95 Total 20 100 20 100 6. Penghasilan Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghasilan keluarga penderita skizofrenia yang relaps dan tidak relaps mayoritas kurang dari satu juta lima ratus ribu rupiah setiap bulan yaitu sebesar 95, seperti terlihat pada tabel berikut ini: 36 Tabel 4.7. Distribusi Relaps dan Tidak Relaps Berdasarkan Penghasilan Keluarga Skizofrenia Remisi Sempurna di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006. Relaps Tidak Relaps Penghasilan N N Rp. 1.500.000 19 95 19 95 =Rp. 1.500.000 1 5 1 5 Total 20 100 20 100 Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghasilan keluarga penderita skizofrenia yang relaps dan tidak relaps mayoritas kurang dari satu juta lima ratus ribu rupiah setiap bulan yaitu sebesar 95. 7. Jumlah Anggota Keluarga Tabel 4.8. Distribusi Relaps dan Tidak Relaps Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Skizofrenia Remisi Sempurna di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006. Relaps Tidak Relaps Jumlah Anggota Keluarga N N =4 Orang 6 30 4 20 4 Orang 14 70 16 80 Total 20 100 20 100 Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga penderita skizofrenia yang relaps mayoritas memiliki anggota keluarga lebih dari empat orang yaitu sebesar 70, demikian juga dengan keluarga penderita skizofrenia yang tidak relaps mayoritas memiliki anggota keluarga lebih dari empat orang yaitu sebesar 80. 4.2.2. Analisis Bivariat 4.2.2.1. Koping internal dengan kejadian relaps 1. Mengandalkan kelompok keluarga 36 Tabel 4.9. Distribusi Relaps dan Tidak Relaps Berdasarkan Koping Mengandalkan Kelompok Keluarga Pada Skizofrenia Remisi Sempurna di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006 Kejadian Relaps Relaps Tidak Relaps Total Mengandalkan Kelompok Keluarga N N N Kurang 1 5 0 0 1 2.5 Cukup 16 80 5 25 21 52.5 Baik 3 15 15 75 18 45 Total 20 100 20 100 40 100 Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas keluarga penderita skizofrenia yang relaps mengandalkan kelompok keluarga dengan kategori cukup yaitu sebesar 80, kategori baik hanya 15 dan kategori kurang sebesar 5, sedangkan keluarga penderita skizofrenia yang tidak relaps mayoritas mengandalkan kelompok keluarga dengan kategori baik sebesar 75, kategori cukup 25 dan kategori kurang tidak ada. 2. Penggunaan Humor Tabel 4.10. Distribusi Relaps dan Tidak Relaps Berdasarkan Koping Penggunaan Humor Pada Skizofrenia Remisi Sempurna di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006 Kejadian Relaps Relaps Tidak Relaps Total Penggunaan Humor N N N Kurang 1 5 1 2.5 Cukup 17 85 5 25 22 55 Baik 2 10 15 75 17 42.5 Total 20 100 20 100 40 100 Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas keluarga penderita skizofrenia yang relaps menggunakan humor dengan kategori cukup yaitu sebesar 85, kategori baik hanya 10 dan kategori kurang sebesar 5, sedangkan keluarga penderita skizofrenia 36 yang tidak relaps mayoritas menggunakan humor dengan kategori baik yaitu sebesar 75, kategori cukup 25 dan kategori kurang tidak ada. 3. Memelihara Ikatan Keluarga Tabel 4.11. Distribusi Relaps dan Tidak Relaps Berdasarkan Koping Memelihara Ikatan Keluarga Pada Skizofrenia Remisi Sempurna di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006 Kejadian Relaps Relaps Tidak Relaps Total Memelihara Ikatan Keluarga N N N Kurang 2 10 2 5 Cukup 17 85 7 35 24 60 Baik 1 5 13 65 14 35 Total 20 100 20 100 40 100 Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas keluarga penderita skizofrenia yang relaps memelihara ikatan keluarga dengan kategori cukup yaitu sebesar 85, kategori baik hanya 5 dan kategori kurang 10, hasil tersebut menunjukkan bahwa kategori kurang memiliki persentasi lebih besar dibanding dangan kategori baik, sedangkan keluarga penderita skizofrenia yang tidak relaps mayoritas memelihara ikatan keluarga dengan kategori baik yaitu sebesar 65, kategori cukup 35 dan kategori kurang tidak ada. 4. Mengontrol Kembali Makna Dari Masalah Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga penderita skizofrenia yang relaps mengontrol kembali makna dari masalah dengan kategori cukup yaitu sebesar 55, kategori baik sebesar 45, dari hasil ini dapat dilihat bahwa antara kategori cukup dan baik hanya sedikit perbedaan yaitu hanya sebesar 10 dan kategori kurang tidak ada, sedangkan keluarga penderita skizofrenia yang tidak relaps mayoritas mengontrol 36 kembali makna dari masalah kategori baik yaitu sebesar 80, kategori cukup 20 dan kategori kurang tidak ada. Tabel 4.12. Distribusi Relaps dan Tidak Relaps Berdasarkan Koping

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepatuhan Pengobatan dan Koping Keluarga terhadap Pencegahan Kekambuhan Penderita Skozofrenia Paranoid di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

0 66 166

PENGARUH MANAJEMEN ASET TERHADAP OPTIMALISASI ASET RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

3 55 9

Gambaran Peran Keluarga Dalam Pemulihan Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

11 71 87

Kemampuan Sosialisasi Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara 2013

0 39 64

Gambaran Karakteristik Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

28 144 68

Pengaruh Pengetahuan dan Mekanisme Koping terhadap Sikap Keluarga untuk Menerima Pasien Gangguan Jiwa (Skizofrenia) yang Telah Tenang di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011

2 69 108

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kekambuhan Pasien Skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara - Medan

30 131 90

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 66

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia 2.1.1. Defenisi Skizofrenia - Pengaruh Kepatuhan Pengobatan dan Koping Keluarga terhadap Pencegahan Kekambuhan Penderita Skozofrenia Paranoid di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

0 0 52

Pengaruh Kepatuhan Pengobatan dan Koping Keluarga terhadap Pencegahan Kekambuhan Penderita Skozofrenia Paranoid di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

0 0 20