Kriteria Diagnostik Skizofrenia Konsep Skizofrenia 1. Pengertian Sikizofrenia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Skizofrenia 2.1.1. Pengertian Sikizofrenia Skizofrenia adalah sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk berfikir dan berkomunikasi, menerima dan menginterpretasikan realitas, merasakan dan menunjukkan emosi serta berperilaku dengan sikap yang tidak dapat diterima secara sosial Isaacs, 2005. Skizofrenia pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karaktrisitik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar inappropriate atau tumpul blunted. Keasadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun defisit kognitif tertentu dapat berkembang kemudian Maslim, 1997.

2.1.2. Kriteria Diagnostik Skizofrenia

Kriteria diagnostik skizofrenia di Indonesia menurut PPDGJ-III Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa-III yang menuliskan bahwa walaupun tidak ada gejala-gejala patognomonik khusus, dalam praktek ada manfaatnya membagi gejala- gejala tersebut ke dalam kelompok-kelompok yang penting untuk diagnosis dan yang sering terdapat secara bersama-sama, misalnya: a. “Thought echo” yaitu isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitas berbeda atau “thought insertion or withdrawal” yaitu isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam Asima Sirait : Pengaruh Koping Keluarga Terhadap Kejadian Relaps Pada Skizofrenia Remisi Sempurna…, 2008 USU e-Repository © 2008 26 pikirannya insertion atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu diluar dirinya withdrawal dan “thought broadcasting” yaitu isi pikiran tersiar keluar sehingga orang lain mengetahuinya. b. WahamDelusi. b.1. Delusion of control yaitu waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar atau b.2. Delusion of influence yaitu waham tentang dirinya sendiri dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar atau b.3. Delusion of passivity yaitu waham tentang gerakan tubuh, pikiran maupun tindakan tak berdaya terhadap suatu kekuatan dari luar dan b.4. Delusion of perception yaitu pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas dan biasanya bersifat mistik atau mukjizat. c. Halusinasi Auditorik: c.1. Suara halusinasi yang berkomentar terus- menerus terhadap perilaku pasien atau mengomentari perilaku pasien atau. c.2. Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri di antara berbagai suara yang berbicara atau c.3. Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh. d. Waham –waham menetap jenis lain yang menurut budaya dianggap tidak wajar dan mustahil seperti waham bisa mengendalikan cuaca, dan lain-lain. Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas: e. Halusinasi yang menetap dari setiap panca indra baik disertai waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas atau Asima Sirait : Pengaruh Koping Keluarga Terhadap Kejadian Relaps Pada Skizofrenia Remisi Sempurna…, 2008 USU e-Repository © 2008 27 ide-ide berlebihan yang menetap atau terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan secara terus- menrus. f. Arus fikiran yang terputus break atau mengalami sisipan interpolasi yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan tidak relevan atau neologisme. g. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah excitement, sikap tubuh tertentu posturing atau fleksibilitas serea, negativisme, mutisme dan stupor. h. Gejala-gejala negatif seperti apatis, bicara jarang serta respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau neuroleptika. Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih tidak berlaku untuk setiap fase non psikotik prodormal. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan overall quality dari beberapa aspek perilaku pribadi personal behavior, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri self absorbed attitude dan penarikan diri secara sosial Selain itu para ahli membagi gejala skizofrenia menjadi dua bagian yaitu gejala positif dan gejala negatif. a. Termasuk gejala positif adalah: a.1. Disorganisasi pikiran dan bicara: penderita bisa menceritakan keadaan sedih dengan mimik muka yang gembira atau sebaliknya. a.2. Waham: penderita merasa dirinya seorang pahlawan atau orang besar dan bertindak seperti pahlawan atau orang besar . Asima Sirait : Pengaruh Koping Keluarga Terhadap Kejadian Relaps Pada Skizofrenia Remisi Sempurna…, 2008 USU e-Repository © 2008 28 a.3. Halusinasi: melihat, mendengar atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada. a.4. Agitasi atau mengamuk: hal ini sering membuat penderita dikurung atau dipasung. b. Termasuk gejala negatif adalah: b.1. Tidak ada dorongan kehendak atau inisiatif atau apatis. b.2. Menarik diri dari pergaulan sosial: penderita merasa senang jika tidak menjalani kehidupan sosial. b.3. Tidak menunjukkan reaksi emosional Isaacs, 2005; Hawari, 2001; Maslim, 1997, Depkes RI, 1993 Teori ini digunakan untuk memudahkan keluarga mengenal gejala-gejala yang dialami oleh penderita skizofrenia, sehingga dapat melakukan penanganan.

2.1.3. Pola Perjalanan Penyakit

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepatuhan Pengobatan dan Koping Keluarga terhadap Pencegahan Kekambuhan Penderita Skozofrenia Paranoid di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

0 66 166

PENGARUH MANAJEMEN ASET TERHADAP OPTIMALISASI ASET RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

3 55 9

Gambaran Peran Keluarga Dalam Pemulihan Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

11 71 87

Kemampuan Sosialisasi Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara 2013

0 39 64

Gambaran Karakteristik Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

28 144 68

Pengaruh Pengetahuan dan Mekanisme Koping terhadap Sikap Keluarga untuk Menerima Pasien Gangguan Jiwa (Skizofrenia) yang Telah Tenang di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011

2 69 108

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kekambuhan Pasien Skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara - Medan

30 131 90

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 66

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia 2.1.1. Defenisi Skizofrenia - Pengaruh Kepatuhan Pengobatan dan Koping Keluarga terhadap Pencegahan Kekambuhan Penderita Skozofrenia Paranoid di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

0 0 52

Pengaruh Kepatuhan Pengobatan dan Koping Keluarga terhadap Pencegahan Kekambuhan Penderita Skozofrenia Paranoid di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

0 0 20