a.3. Halusinasi: melihat, mendengar atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
a.4. Agitasi atau mengamuk: hal ini sering membuat penderita dikurung atau dipasung.
b. Termasuk gejala negatif adalah:
b.1. Tidak ada dorongan kehendak atau inisiatif atau apatis. b.2. Menarik diri dari pergaulan sosial: penderita merasa senang jika tidak menjalani
kehidupan sosial. b.3. Tidak menunjukkan reaksi emosional Isaacs, 2005; Hawari, 2001; Maslim,
1997, Depkes RI, 1993 Teori ini digunakan untuk memudahkan keluarga mengenal gejala-gejala yang
dialami oleh penderita skizofrenia, sehingga dapat melakukan penanganan.
2.1.3. Pola Perjalanan Penyakit
2.1.3.1.Skizofrenia paranoid
Pedoman diagnostik: Kriteria umum diagnosis skizofrenai harus dipenuhi. Sebagai tambahan, halusinasi dan
atau waham harus menonjol, sedangkan gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata. Halusinasi yang
mengancam atau memberi perintah dan halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau yang bersifat seksual. Waham dapat berupa hampir setiap jenis tetapi waham
dikendalikan control, dipengaruhi influence atau passivity dan keyakinan dikejar- kejar yang beraneka ragam adalah yang paling khas.
Asima Sirait : Pengaruh Koping Keluarga Terhadap Kejadian Relaps Pada Skizofrenia Remisi Sempurna…, 2008 USU e-Repository © 2008
29
2.1.3.2. Skizofrenai Hebefrenik Pedoman diagnostik:
Kriteria umum diagnostic skizofrenia harus dipenuhi. Biasanya diagnosis hebefrenik untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda. Kepribadian
premorbid secara khas, tetapi tidak selalu, pemalu, menyendiri solitary. Untuk diagosis hebefrenik yang meyakinkan umumnya diperlukan pengamatan kontinu selama 2 atau 3
bulan lamanya, untuk memastikan bahwa perilaku yang khas seperti perilaku tidak bertanggung jawab, mannerisme, senyum sendiri memang benar bertahan.
2.1.3.3. Skizofrenia katatonik Pedoman diagnostik:
Kriteria untuk suatu diagnosis skizofrenia harus dipenuhi. Gejala katatonik terpisah yang bersifat sementara dapat terjadi pada setiap subtipe skizofrenia, tetapi untuk diagnosis
skizofrenia katatonik satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya: stupor amat berkurangnya reaktivitas terhadap lingkungan dan
gerakan, kegelisahan, sikap tubuh yang tidak wajar bizarre, negativisme perlawanan terhadap instruksi, rigiditas sikap tubuh yang kaku, waxy flexibility mempertahankan
posisi tubuh yang dilakukan dari luar dan gejala otomatisme terhadap perintah dan preservasi kata atau kalimat.
2.1.3.4. Skizofrenia tak terinci Pedoman diagnostik:
Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia, tidak memenuhi untuk kriteria skizofrenia paranoid, hebefrenik dan katatonik, tidak memenuhi kriteria untuk
skizofrenia residual atau depresi pasca-skizofrenia
Asima Sirait : Pengaruh Koping Keluarga Terhadap Kejadian Relaps Pada Skizofrenia Remisi Sempurna…, 2008 USU e-Repository © 2008
30
2.1.3.5. Depresi pasca-skizofrenia Pedoaman diagnostik:
Diagnosis ditegakkan hanya kalau pasien telah menderita skizofrenai memenuhi criteria umum skizofrenia selama 12 bulan terakhir, beberapa gejala skizofrenia masih tetap
ada dan gejala-gejala depresif menonjol dan mengganggu, memenuhi sedikitnya episode depresif dan telah ada untuk waktu sedikitnya 2 minggu.
2.1.3.6. Skizofrenia residual Pedoman diagnostik:
Untuk suatu diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini harus dipenuhi: 1 gejala negatif skizofrenai yang menonjol, misalnya perlambatan psikomotor, aktivitas
menurun, afek tumpul, sikap pasif, miskin dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non verbal buruk seperti kontak amta, ekspresi muka, sikap tubuh,
perawatan diri dan kinerja sosial buruk. 2 sedikitnya ada riwayat episode psikotik yang jelas di masa lampau yang memenuhi kriteria diagnostik untuk skizofrenia 3 sedikitnya
sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang dan telah timbul sindrom
negatif skizofrenia 4 tidak terdapat demensia atau penyakitgangguan otak organic lain, depresi kronis, atau institusionalisasi yang dapat menjelskan hendaya negatif tersebut.
2.1.3.7. Skizofrenia simpleks Pedoman diagnostik:
Skizofrenia simpleks adalah suatu diagnosis yang sulit dibuat secara meyakinkan, karena tergantung pada pemestian perkembangan yang berjalan perlahan, progresif dari gejala
negatif yang khas dari skizofrenia residual tanpa riwayat halusinasi, waham atau
Asima Sirait : Pengaruh Koping Keluarga Terhadap Kejadian Relaps Pada Skizofrenia Remisi Sempurna…, 2008 USU e-Repository © 2008
31
manifestasi lain tentang adanya suatu episode psikotik sebelumnya dan disertai perubahan perilaku yang bermakna yang bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang
mencolok, kemalasan dan penarikan diri secara sosial Depkes RI, 1993; Maslim, 1997.
2.1.4. Etiologi Skizofrenia