Sausage Production Uraian Proses

8 Sosis yang telah dipotong dengan panjang sesuai kriteria tersebut selanjutnya dipacking pada kemasan plastik. Proses packing menggunakan man power, sehingga tidak ada mesin yang digunakan dalam proses packaging tersebut. 9 Setelah dikemas, produk sosis melalui proses pengepressan kemasan. Proses ini dilakukan pada mesin vacuum pack yang gunanya agar kemasan menjadi kedap udara. 10 Langkah selanjutnya adalah melakukan proses pembekuan sosis pada mesin IQF yang sebelumnya melalui mesin check weighter untuk mengecek berat kemasan yang sebelumnya melalui mesin metal detector. 11 Kemasan tersebut kemudian dipacking pada kemasan carton box kemudian melalui mesin check weighter untuk mengecek berat selanjutnya ditransferke warehouse finished product. Berikut merupakan flowchartproses produksi pembuatan sosis pada PT. Charoen Pokphand Indonesia. Start Membua t campuran emulsi Menyiapkan kuantitas sea sonig dan premix sesua i for mula Melakukan proses grinding daging Melakukan proses mixing emulsi, seasoning premix, daging giling, dan air Melakukan proses penggilingan adonan kembali Melakukan proses pemanggangan adonan Melakukan proses pemotongan sosis Menyeleksi sosis apakah reject at au tidak Tidak Ya Melakukan proses pa cka ging pada kemasa n plast ik Melakukan proses pr essing kemasa n Melakukan proses frozen Melakukan pengukura n ber at apakah sesuai a tau tidak Ya Tidak Melakukan proses pa cka ging produk jadi sosis ke dalam carton box End Gambar 2.4. Flowchart Proses Produksi Pembuatan Sausage 2.7. Mesin dan Peralatan 2.7.1. Mesin Produksi Mesin produksi adalah semua mesin-mesin yang secara langsung berperan dalam proses produksi. 1. Divisi Further Mesin produksi yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division pada divisi further ditunjukkan pada Tabel 2.4. Tabel 2.4.Mesin Produksi Divisi Further No Mesin Fungsi Spesifikasi Merk Daya Asal Jumlah 1. Autogrind Menggiling ayam menjadi halus Laska Type Cutter KCU 200 DC 400V, 50 Hz, 95 Kw, 238 A Austria 1 2. Mixer Menggabungkan adonan dengan premix dan seasoning Inotec Type IM-1000 400 V, 50 Hz - 1 3. Mesin cetakan Mencetak adonan yang sudah dihaluskan Besch 3047035 400 V3, 50 Hz - 1 4. Mesin frying I Penggorengan pertama pada adonan yang sudah dicetak EFR 4000650 400 V - 1 5. Mesin frying II Penggorengan kedua pada adonan EFR 6000650 400 V - 1 6. Checkweighter Menimbang berat produk Inritsu 300V, 60 Hz - 2 7. Metal detector Mendeteksi kandungan metal pada adonan IQ 3 230 V, 50 Hz, 1,2 A European Union 1 2. Divisi Sausage Mesin produksi yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division pada divisi further ditunjukkan pada Tabel 2.5. Tabel 2.5Mesin Produksi Divisi Sausage No Mesin Fungsi Spesifikasi Merk Daya Asal Jumlah 1. Autogrind Menggiling ayam menjadi halus Laska Type Cutter KCU 200 DC 400V, 50 Hz, 95 Kw, 238 A Austria 1 2. Mixer Menggabungkan adonan dengan premix dan seasoning Inotec Type IM-1000 400 V, 50 Hz 1 3. Emulsifier Mengemulsi adonan Inotec Type 1175 CD-75D 400 V, 50 Hz, 142 A 1 4. Smoke House Proses pemasakan sausage dan mendinginkan sausage Maurer-Atmos GmbH 400 V, 50 Hz, 1,9 Kw Germany 1 5. Metal detector Mendeteksi kandungan metal pada adonan IQ3 230 V, 50 Hz, 1,2 A European Union 1 6. Cutter Memotong sosis sesuai ukuran Inotec GmbH 2Kw 2 7. Vacum Sealer Memvakumkan kemasan yang telah diisi sosis 50 Hz, 29 A, 36 Volt 3 8. Checkweighter Menimbang berat produk Inritsu 300V, 60 Hz 2 9. IQF Mendinginkan produk sausage yang telah dikemas Mavel Singapore 380 V, 50 Hz, 103 A 1

2.7.2 Peralatan

Peralatan yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division adalah sebagai berikut: 1. Thermometer untuk mengukur suhu cairan. 2. Timbangan Digital yang berfungsi sebagai penimbang bahan baku pada saat penerimaan bahan baku 3. Hand Truck ialah alat yang juga berfungsi sebagai material handling dipabrik.

2.8 Utilitas

Utilitas merupakanunit penunjang bagi unit-unit yang lain dalam suatu pabrik atau sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal sampai akhir terutama pada perusahan manufaktur. Sesuai dengan istilahnya, fungsi sarana penunjang ini adalah mendukung dan membantu kelancaran proses produksi serta mempermudah jalannya kegiatan manufaktur. Utilitasi yang digunakan pada PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah: 1. Water Treatment Air memegang peranan penting dalam kelangsungan proses produksi, kapasitas air yang digunakan untuk keseluruhan proses produksi adalah 300m 3 , Kegunaan air di perusahaan adalah : a Keperluan proses produksi b Keperluan laboratorium c Keperluan mesinboiler d Keperluan karyawan e Keperluan injeksi kondensor f Sebagai zat pendingin dan pembersih Sumber air yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan semuanya berasal dari air tanah. Air tanah tersebut dilakukan proses pengolahan terlebih dahulu sehingga kualitasnya sama dengan air minum. 2. Boiler Uap adalah salah satu unit pendukung di bagian produksi, yaitu digunakan pada proses pemasakan sosis di smoke house. Uap yang digunakan dihasilkan dari mesin steamboiler. Di PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan terdapat 1 unit steam boiler dengan kapasitas 2 tonjam. 3. Pemanas Minyak Goreng Pada proses penggorengan nugget digunakan sumber panas yang dihasilkan dari mesin Thermal Oil Boiler. Di PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan terdapat 1 unit Thermal Oil Boiler dimana tabung boiler diproduksi di bengkel lokal sedangkan burner diimpor dengan spesifikasi burner sebagai berikut: Merk Burner : Riello Tipe : 618 M Model : ENNEEMME 1400 Bahan bakar : Solar