Ruang Lingkup Bidang Usaha Lokasi Perusahaan Daerah Pemasaran Utilitas

V-30 Charoen Pokphand Indonesia Food Division, memproduksi dan men-supply produk yang bermutu tinggi untuk keperluan industri makanan di Indonesia seperti KFC, CFC, Wendys dan restaurant lain. PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division, sangat mengutamakan kebersihan dan kualitas dari produk yang dihasilkan, untuk itu masalah sanitasi dan hygenis serta jaminan halal sangat diutamakan, untuk menghasilkan produk bermutu tinggi dan memenuhi harapan serta kebutuhan pelanggan. PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division mengeluarkan kebijakan mutu yang merupakan kebijakan perusahaan yaitu: Senantiasa menghasilkan produk yang bermutu tinggi, halal dan aman untuk dikonsumsi dalam rangka pencapaian visi misi perusahaan sehingga dapat memberikan jaminan kepuasan kepada pelanggan. Menggalang kerjasama, partisipasi aktif dan positif semua karyawan dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu kerja secara terus- menerus. Seuai dengan motto “A Tradition of Quality”

2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha

Ruang lingkup bidang usaha pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division adalah : 1. PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division merupakan industry manufaktur yang memproduksi makanan olahan daging ayam yaitu sausage dan further. 2. Bahan baku utama adalahayam yang sudah beku yang berasal dari PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division dari Cikande dan Salatiga. V-31

2.3 Lokasi Perusahaan

PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divisionmerupakan industri yang bergerak dalam bidang pemotongan dan pengolahandaging ayam. Industri ini terletak di Jalan Pulau Solor No. 2 Desa Saentis, Kawasan Industri Medan Tahap II, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara.Bangunan PT. Charoen Pokphand IndonesiaFood Divisionterdiri dari dua lantai. Pada lantai pertama terdapat kantor Personalia,Product Development and Quality Control, ruang rapat, gudang, sedangkan ketigaPlant berada di lantai atas. Selain itu, di perusahaan juga terdapat satu pos satpam di pintugerbang masuk, kantin, dan masjid.

2.4 Daerah Pemasaran

Pasar merupakan tempat bertemunya antara produsen dan konsumen untuk melakukan proses transaksi atas suatu barang atau jasa. Pemasaran adalah suatu fungsi yang mencerminkan cara bagaimana memperlakukan pasar dan produk sehingga dapat memenuhi tujuan dalam memuaskan kebutuhan konsumen. Daerah pemasaran PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division saat ini adalahKFC, CFC, Wendys dan restaurant lainnya yang berada diwilayah Sumatera, untuk Sumatera bagian Utara, PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divisionini men-supply pada daerah Aceh, Batam, Medan, sedangkan untuk Sumatera bagian Selatan terdapat daerah Palembang, Jambi, dan Lampung. V-32

2.5 Organisasi dan Manajemen

2.5.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah merupakan bagan yang memberikan gambaran secara skematis tentang penetapan dan pembagianpekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan serta menetapkan hubungan antara unsur-unsur organisasi secara jelas dan terperinci.Bentuk organiasi yang terdapat pada PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division adalah bentuk organisasi fungsional dan lini atau merupakan hubungan campuran. Wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada unit-unit organiasi yang ada di bawahnya dalam bidang-bidang pekerjaan tertentu sesuai kebutuhan organisasi. Struktur organisasi lini adalah suatu struktur organisasi dimana wewenang dan kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di bawahnya menurut garis vertikal. Sedangkan struktur organisasi fungsional adalah struktur organisasi di mana organisasi diatur berdasarkan pengelompokan aktivitas dan tugas yang sama untuk membentuk unit-unit kerja seperti produksi, operasi, pemasaran, keuangan, personalia, dan sebagainya yang memiliki fungsi yang terspesialisasi. Spesialisasi di sini akan memberikan efisiensi kerja yang lebih tinggi lagi. Bentuk organisasi pada PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division terlihat pada Gambar 2.1. Plant Head Plant Manager Further Manager Sausage Manager Cut Up Manager Warehouse Manager Engineering Manager PPIC Manager Purchasing Manager Finance Accounting Manager Personal General Affair Manager Further Supervisor Sausage Supervisor Cut Up Supervisor Warehouse Supervisor Engineering Supervisor PPIC Supervisor Purchasing Supervisor Finance Accounting Supervisor Personal General Affair Supervisor Further Foreman Sausage Foreman Cut Up Foreman Warehouse Foreman Engineering Foreman PPIC Foreman Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Purchasing Foreman Finance Accounting Foreman Personal General Affair Foreman Keterangan: = Struktur Lini = Struktur Fungsional Gambar 2.1Struktur Organisasi PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division Sumber: PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division Medan

2.5.2 Pembagian Tugas Tanggung Jawab

Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda- bedatersebut saling diintegrasikan koordinasi. Dalam menjalankan aktivitas sehari - hari pada suatu organisasi dibutuhkan personil - personil untuk menduduki jabatan tertentu yang mampu menjalankan tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang dibebankan sesuai dengan jabatan tersebut. Adapun uraian tugas dan tanggung jawab untuk masing-masing jabatan pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divisionditunjukkan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab No. Jabatan Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab 1 Kepala Unit Plant Head a. Memimpin, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas para manager bagian. b. Merencanakan dan menerapkan kebijaksanaan mengenai perbaikan dan perkembangan umum perusahaan. Bertanggung jawab kepada presiden direktur pimpinan perusahaan induk atas jalannya perusahaan. 2 Plant Manager a. Merencanakan dan mengatur jadwal produksi untukk semua jenis produk agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan persediaan di gudang. b. Mengatur pengalokasian sumber daya produksi seperti jam kerja mesin, jam kerja operator, pengiriman bahan baku yang berhubungan dengan proses produksi. c. Melakukan pengawasan dan pengendalian produksi agar hasil produksi sesuai dengan spesifikasi dan standart mutu yang telah ditetapkan. d. Merencanakan perawatan mesin-mesin agar dapat beroperasi dengan lancar. e. Membuat laporan produksi secara berkala mengenai pemakaian bahan baku. Bertanggung jawab terhadap kelancaran proses produksi mulai dari penerimaan bahan baku sampai proses produksi hingga menjadi produk akhir. 3 Further Manager a. Merencanakan dan mengatur produksi further perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan. b. Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan lainnya dalam produksi further. Bertanggung jawab kepada plant manager atas pelaksanaan kegiatan produksi further. Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Lanjutan No. Jabatan Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab 3 Further Manager c. Merencanakan dan mengatur produksi further perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan. d. Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan lainnya dalam produksi further. e. Mengawasi jalannya produksi further sesuai dengan program produksi yang telah ditetapkan. f. Membuat laporan produksi further secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi. g. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi further untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan. 4 SausageManager a. Merencanakan dan mengatur produksi sausage perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan. b. Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan lainnya dalam produksi sausage. c. Mengawasi jalannya produksi sausage sesuai dengan program produksi yang telah ditetapkan. d. Membuat laporan produksi sausage secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi. e. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi sausage untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan. Bertanggung jawab kepada plant manager atas pelaksanaan kegiatan produksi sausage. 5. Cut Up Manager a. Merencanakan dan mengatur proses cut up perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan. b. Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan lainnya dalam proses cut up. c. Mengawasi jalannya sesuai dengan program produksi yang telah ditetapkan. d. Membuat laporan proses cut up secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi. Bertanggung jawab kepada plant manager atas pelaksanaan kegiatan cut up. Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Lanjutan No. Jabatan Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab 6. Warehouse Manager a. Membuat laporan penerimaan persediaan dan pengeluaran bahan baku di gudang. b. Mengkoordinir dan mengawasi pengelolaan persediaan bahan baku di gudang. c. Bertanggung jawab atas sarana dan prasarana pendukung di gudang. Bertanggung jawab atas pengaturan persediaan bahan baku, produk jadi dan bahan penolong di gudang. 7. Engineering Manager a. Membuat jadwal pemeliharaan dan perbaikan terhadap mesin-mesin yang ada dalam pabrik. b. Mengeluarkan perintah kerja kepada maintenance section head untuk melakukan perbaikan pada mesin-mesin berdasarkan jadwal permintaan perbaikan dari masing-masing operator. c. Melatih dan mengawasi keterampilan karyawan yang bekerja di bagian maintenance agar mahir dan dapat bekerja dengan baik. d. Menentukan prioritas kerja dan progressing perbaikan mesin. Bertanggung jawab kepada plant manager atas kondisi mesin-mesin dan peralatan produksi. 8. PPIC Manager a. Membuat daftar rencana produksi pembuatan sausage dan further. b. Melakukan koordinasi dengan pihak marketing dalam pembuatan sales forecast. c. Melakukan koordinasi dengan pihak warehouse raw material tentang jumlah bahan baku di gudang. Bertanggung jawab kepada plant manager 9. Manager Pembelian Purchase Manager a. Membantu plant manager dalam melaksanakan serta mengkoordinir seluruh pengolahan yang berhubungan dengan pembelian, penyimpanan dan pendistribusian bahan-bahan yang digunakan perusahaan. b. Merencanakan sistem pengadaan dan persediaan bahan. c. Mempersiapkan permintaan kebutuhan akan barang dan menentukan standard harga bahan. Bertanggung jawab kepada plant manager, bagian ini bertugas membantu plant manager dalam bidang kegiatan pembelian 10. Manager Akuntansi dan Keuangan Finance and Accounting Manager a. Merencanakan dan mengawasi perencanaan kegiatan akuntansi dari keuangan perusahaan. b. Membantu head of unit dalam melaksanakan anggaran perusahaan. c. Memberikan laporan keuangan kepada pihak pemerintah untuk menetapkan besarnya pajak yang harus dibayar perusahaan. Bertanggung jawab atas penentuan biaya perusahaan seperti biaya produksi dan biaya administrasi. 11. Personalia and General Affair Manager a. Merencanakan perekrutan karyawan sesuai dengan kebutuhan masingmasing departemen. Bertanggungjawab terhadap disiplin kerja karyawan. Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Lanjutan No. Jabatan Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab 11. Personalia and General Affair Manager c. Mengatur kegiatan yang berhubungan dengan karyawan dan menciptakan suasana kerja yang nyaman dan berdisiplin. d. Menampung dan mencari keluhan karyawan. e. Mengatur dan merencanakan training untuk peningkatan ketrampilan karyawan. Bertanggung jawab terhadap disiplin kerja karyawan. 12. Further Supervisor a. Mengawasi jalannya produksi sesuai dengan program produksi further yang telah ditetapkan. b Membuat laporan produksi further secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi. c Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi further untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan. Bertanggung jawab kepada further manager 13. Sausage Supervisor a. Mengawasi jalannya produksi sesuai dengan program produksi sausage yang telah ditetapkan. b Membuat laporan produksi sausage secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi. c Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi sausage untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan. Bertanggung jawab kepada sausage manager 14. Cut Up Supervisor a. Mengawasi jalannya produksi sesuai dengan program proses cut up yang telah ditetapkan. b Membuat laporan proses cut up secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah proses. c Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan proses cut up untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan. Bertanggung jawab kepada cut up manager 15. Warehouse Supervisor a. Membuat laporan penerimaan persediaan dan pengeluaran bahan baku di gudang. b Mengkoordinir dan mengawasi pengelolaan persediaan bahan baku di gudang. Bertanggung jawab atas sarana dan prasarana pendukung di gudang. 16. Engineering supervisor a. Mengeluarkan perintah kerja kepada engineering foreman untuk melakukan perbaikan pada mesin-mesin berdasarkan jadwal permintaan perbaikan dari masing-masing operator. Bertanggung jawab kepada engineeering manager. Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Lanjutan No. Jabatan Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab 16. Engineering supervisor c. Melatih dan mengawasi keterampilan karyawan yang bekerja di bagian maintenance agar mahir dan dapat bekerja dengan baik. d. Menentukan prioritas kerja dan progressing perbaikan mesin. Bertanggung jawab kepada engineering manager. 17. PPIC Supervisor a Mengontrol stock produksi pada raw material. b Mengontrol stock produksi pada finish goods. Bertanggung jawab kepada PPIC manager 18. Purchasing Supervisor a. Membantu purchasing manager dalam melaksanakan serta mengkoordinir seluruh pengolahan yang berhubungan dengan pembelian, penyimpanan dan pendistribusian bahan-bahan yang digunakan perusahaan. b Membantu purchasing manager melaksanakan perencanaan sistem pengadaan dan persediaan bahan. Bertanggung jawab kepada purchasing manager, bagian ini bertugas membantu purchasing manager dalam bidang kegiatan pembelian 19. Finance Accounting Supervisor a. Melaksanakan perhitungan akuntansi terhadap pembelian bahan baku dan asset perusahaan. b Melaksanakan pembayaran transfer dana terhadap pembelian bahan baku dan asset perusahaan. c Melaksanakan penerimaan pembayaran atas penjualan pakan dan juga hasil sampingan produksi. d Melaksanakan perhitungan dan pembayaran upah dan lembar kerja karyawan. Bertanggung jawab kepada Finance Accounting Supervisor manager 20. Personalia and General Affair Supervisor a. Melaksanakan perekrutan karyawan sesuai dengan kebutuhan masing-masing departemen. b Mengawasi kegiatan yang berhubungan dengan karyawan dan menciptakan suasana kerja yang nyaman dan berdisiplin. c Mengawasi pelaksanaan training untuk peningkatan ketrampilan karyawan. Bertanggung jawab langsung kepada Personalia and General Affair Manager 21. Further Foreman a. Merencanakan dan mengatur produksi further perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan. b Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan lainnya. c Mengawasi jalannya produksi sesuai dengan program produksi further yang telah ditetapkan. Bertanggungjawab kepada further supervisor atas pelaksanaan kegiatan produksi further. Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Lanjutan No. Jabatan Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab 21. Further Foreman d Membuat laporan produksi further secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi. e Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi further untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan. Bertanggung jawab kepada further supervisor atas pelaksanaan kegiatan produksi further. 22. Sausage Foreman a. Merencanakan dan mengatur produksi sausage perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan. b Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan lainnya. c Mengawasi jalannya produksi sesuai dengan program produksi sausage yang telah ditetapkan. d Membuat laporan produksi sausage secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi. e Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi sausage untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan. Bertanggung jawab kepada sausage supervisor atas pelaksanaan kegiatan produksi sausage. 23. Cut Up Foreman a. Merencanakan dan mengatur proses cut up perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan. b Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan lainnya. c Mengawasi jalannya proses sesuai dengan program proses cut up yang telah ditetapkan. d Membuat laporan proses cut up secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi. e Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan proses cut up untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan. Bertanggung jawab kepada cut up supervisor atas pelaksanaan kegiatan proses cut up. 24. Warehouse Foreman a. Melakukan penerimaan bahan baku dan membuat laporan dan dokumen penerimaan bahan baku. b Mengatur penyimpanan bahan baku di gudang serta mengatur tata cara pengeluaran dan pemakaian bahan baku. c Membuat laporan atas penerimaan dan pemakaian bahan baku. Bertanggung jawab kepada warehouse supervisor Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Lanjutan No. Jabatan Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab 24. Warehouse Foreman d Melakukan penerimaan produk jadi serta membuat laporan dan dokumen penerimaan produk jadi. e Mengatur penyimpanan produk jadi ke gudang dan mengatur pengeluaran dan pengiriman ke costumer. f Membuat laporan atas penerimaan dan pengeluaran produk jadi tersebut. g Melakukan pengawasan terhadap pengeluaran barang dan komponen mesin dari gudang penyimpanan. h Melakukan pengawasan terhadap penimbangan bahan baku, produk jadi yang masuk maupun yang keluar dari pabrik. i Melakukan pencatatan terhadap jenis dan jumlah bahan baku, produk jadi yang masuk maupun yang keluar dari pabrik. 25. Engineering Foreman a. Mengeluarkan perintah kerja kepada karyawan maintenance untuk melakukan perbaikan pada mesin-mesin dan peralatan berdasarkan jadwal permintaan perbaikan dari masing- masing operator. b Mengawasi langsung perbaikan dan pergantian komponen-komponen alat- alat mekanik maupun electrical dalam plant. c Melatih dan mengawasi keterampilan karyawan yang bekerja di bagian maintenance agar mahir dan dapat bekerja dengan baik. Bertanggung jawab terhadap Engineering Supervisor 26. PPIC Foreman a. Mengawasi karyawan dalam mengontrol raw material. b Mengawasi karyawan dalam mengontrol finish goods Bertanggung jawab kepada PPIC Supervisor 27. Purchasing Foreman a. Mengawasi pengolahan yang berhubungan dengan pembelian, penyimpanan dan pendistribusian bahan- bahan yang digunakan perusahaan. b Mengawasi sistem pengadaan dan persediaan bahan. Purchasing Foreman bertanggung jawab kepada purchasing supervisor 28. Finance Accounting Foreman a. Mengawasi pelaksanakan pembayaran transfer dana terhadap pembelian bahan baku dan asset perusahaan. c Melaksanakan penerimaan pembayaran atas penjualan pakan dan juga hasil sampingan produksi. d Melaksanakan perhitungan dan pembayaran upah dan lembar kerja karyawan. Bertanggung jawab kepada Finance Accounting Supervisor Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Lanjutan No. Jabatan Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab 29. Personalia and General Affair Foreman a. Mengawasi perekrutan karyawan sesuai dengan kebutuhan masing-masing departemen. b Mengawasi kegiatan yang berhubungan dengan karyawan dan menciptakan suasana kerja yang nyaman dan berdisiplin. c Mengawasi pelaksanaan training untuk peningkatan ketrampilan karyawan. Bertanggung jawab langsung kepada Personalia and General Affair Supervisor

2.5.3 Jumlah Tenaga Kerja Jam Kerja

Jumlah tenaga kerja pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division sebanyak 465 orang.Dalam memelihara ketertiban dan kedisiplinan kerja setiap perusahaan mengeluarkan tata tertibperaturan kerja yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan perusahaan, termasuk dalam penetapan jam kerja. Ketentuan jam kerja di PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division diatur menurut aturan shift . a. Jam kerja pada bagian administrasi dan kantor dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2Jam Kerja Bagian Administrasi Hari Jam Kerja WIB Jam Istirahat WIB Senin – Jumat 08.00 – 16.00 12.00 – 13.00 Sumber: PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division Medan b. Jam kerja pada bagian produksi dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3Sistem Pembagian Jam Kerja Bagian Produksi Hari Shift Jam Kerja WIB Istirahat WIB Senin - Minggu I 23.00-07.00 04.00 - 05.00 II 07.00-15.00 12.00 - 13.00 III 15.00-23.00 20.00 - 21.00 Sumber: PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division Medan c. Jam kerja pada bagian keamanan Bagian keamanan dibagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari 5 orang dan melakukan penjagaan bergantian setiap 12 jam sekali dimulai dari : - Jam 08.00 – 20.00 - Jam 20.00 – 08.00

2.5.4 Sistem Pengupahan Fasilitas Lainnya

Sistem pengupahan pada PT. Charoen Pokhpand Indonesia Food Division adalah sebagai berikut: 1. Upah diberikan sesuai dengan UMR yang berlaku. 2. Pemberian upah ditetapkan setelah melihat jam kerja, hari kerja, kerja lembur dan berdasarkan golongan. 3. Sistem pengupahan karyawan perusahaan di bagi atas : a Gaji tetap untuk karyawan tetap. b Gaji harian untuk karyawan harian. c Gaji borongan untuk karyawan borongan 4. Upah Pokok Pengupahan pada perusahaan ini adalah berdasarkan upah bulanan. Besarnya upah disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing karyawan, serta latar belakang pendidikan dan pengalaman. Upah tersebut diberikan untuk masa 21 hari kerja rata-rata dalam sebulan dengan waktu kerja rata-rata 8 jam dalam sehari. 5. Untuk pekerja lembur, dibagi dalam 2 golongan yaitu : a Golongan pekerja yang levelnya dibawah level supervisor, akan mendapat kompensasi kerja lembur sesuai dengan peraturan yang berlaku. b Golongan pekerja yang levelnya setaraf atau diatas supervisor, tidak akan memperoleh pembayaran uang lembur lagi, karena sudah termasuk di dalam gaji pokok. - Apabila kerja lembur dilakukan pada hari biasa maka untuk jam lembur, peraturannya adalah sebesar 1 ½ x upah sejam. - Untuk jam kerja lembur yang dilakukan pada hari bukan hari biasa untuk jam lembur peraturannya adalah sebesar 2 x upah sejam.Disamping pemberian gaji pokok dan upah lembur, juga diberikan uang makan,uang pengobatan, dan asuransi tenaga kerja. Selain pemberian kompensasiupah, perusahaan juga memberikan berbagai insentif bagi karyawan, seperti: 1. Memberikan THR Tunjangan Hari Raya untuk pekerja yang mempunyai masa kerja 1 tahun penuh secara terus menerus, besarnya dalam 1 bulan upah. 2. Memberikan THR Tunjangan Hari Raya untuk pekerja yang mempunyai masa kerja belum mencapai satu tahun, maka biasanya tunjangan ditetapkan menurut perhitungan banyaknya bulan selama yang bersangkutan bekerja dibagi 12 dan dikalikan upah perbulan. 3. Bonus tahunan akan diberikan berdasarkan kemampuan perusahaan dan sepenuhnya ditetapkan oleh perusahaan dengan memperhatikan prestasi kerja masing-masing karyawan. 4. Tunjangan makan diberikan kepada pekerja perbulan, sesuai dengan kemampuan perusahaan, dan dibayar bersama-sama dengan pembayaran upah pekerja. 5. Memperhatikan kebutuhan rohani karyawan. 6. Perusahaan menyediakan tempat ibadah dan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk melaksanakan ibadah. 7. Adanya jaminan kesehatan dan kesejahteraan karyawan. Jaminan kesehatan antara lain : 1. Cuti sakit. 2. Cuti khusus, karena perkawinan atau musibah. 3. Mewajibkan karyawan masuk ASTEK Asuransi Tenaga Kerja.Tunjangan Proyek. 4. Tunjangan Kemalangan. Perusahaan memberikan fasilitas kerja kepada karyawan, seperti: 1. Memberikan pakaian kerja kepada setiap tenaga kerja dalam setahun. 2. Memberikan fasilitas pengobatan cuma-cuma kepada setiap tenaga kerja. 3. Menyediakan perlengkapan kesehatan dan keselamatan kerja yang diperlukan para karyawan, seperti sarung tangan, masker dan penyumbat telinga.

2.6. Proses Produksi

2.6.1. Bahan yang Digunakan

2.6.1.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan sebuah produk. Bahan baku yang digunakan oleh PT Charoen Pokphand IndonesiaFood Division adalah: 1. Ayam beku yang dipesan dari PT Charoen Pokphand IndonesiaFood Divisiondaerah Salatiga dan Serang. Ayam beku ini berupa ayam tanpa bulu, kepala dan ceker. 2. Seasoning bumbu yang berasal dari dalam negeri maupun diekspor 3. Premix tepung yang berasal dari dalam negeri maupun diekspor.

2.6.1.2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah suatu bahan yang digunakan untukmemperlancar proses produksi, tetapi tidak tampak di bagian akhir produk. Bahan penolong yang digunakan adalah sodium laktatdigunakan untuk mengawetkan daging agar umur simpannya lama di departemen sausage dan further. Sedangkan pada departemen cut up sodium laktat digunakan untuk mempercepat proses pencairan daging beku.

2.6.1.3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Kemasan digunakan untuk mengemas sausage dan further. Kemasan memiliki variasi tergantung pada berat produk dan merek produk yang dihasilkan 2. Karton digunakan untuk mengemas kemasan plastik sebelum dibawa ke masyarakat 3. Isolatip digunakan untuk menutup karton dan menempel label 4. Lak Ban digunakan untuk menguatkan kemasan karton pada saat pengapalan dan penyimpanan di gudang.

2.6.2 Uraian Proses

PT. Charoen Pokphand Indonesia bergerak dalam bidang pemotongan dan pengolahan daging ayam. Proses produksi disini dibagi menjadi tiga bagian yaitu cut up department, further production, dan sausage production. Proses pengolahan akan dibedakan berdasarkan ketiga bagian tersebut. 2.6.2.1Departemen Cut Up Departemen Cut Upmerupakan tahapan awal dari setiap proses yang terjadi pada PT Chraoen Pokphand Indonesia. PT Chraoen Pokphand Indonesia cabang Medan belum melakukan proses penyembelihan dan pencabutan bulu ayam evisceration. Bahan baku langsung berupa ayam potong yang sudah dalam beku griller didatangkan dari PT. Charoen Pokphand Jaya Farm yang berada di Salatiga dan Cikande. Uraian proses dari departemen cut up adalah sebagai berikut: 1 Proses awal dilakukan pengambilan griller dari gudang bahan baku chiller room ke departemen cut up 2 Grillerakan didiamkan secara konvensional towing untuk proses drying daging ayam yang dalam keadaan beku selama satu hari. 3 Selanjutnya ayam dibawa ke mesin Screw Chiller untuk dilakukan proses pencucian dan dilanjutkan dengan proses penirisan pada mesin Drift Drum 4 Ayam yang telah ditiriskan dibawa ke stasiun pemotongan dimana ayam dipotong menjadi beberapa bagian seperti paha, dada, dan carcassberdasarkan jenis size dan kebutuhan. 5 Selanjutnya dilakukan proses pemisahan daging dengan tulang pada bagian tertentu juga dilakukan pemisahan daging dengan kulit sesuai dengan permintaan. 6 Bagian-bagian ayam tersebut dipacking menggunakan plastik inner lewat mesin Metal Detector yang kemudian dilakukan penimbangan sesuai kapasitas plastik inner. 7 Bagian-bagian ayam tersebut dibawa ke chilling roomdan disusun pada rak kemudian di bekukan pada mesin ABF hingga suhu -18 o C. 8 Setelah itu ayam ditimbang lagi sesuai ukuran dan masuk kedalam proses packaging sesuai ukuran box dan karung kemudian ayam dalam bentuk packaging masuk ke dalam Coldstorage gudang dengan suhu -18 o C. Berikut Flow Process Diagram uraian proses Departemen Cut Up dapat dilihat pada Gambar 2.2 Gambar 2.2Flow Process DiagramUraian Proses pada Departemen Cut Up

2.6.2.2 Further Production

Berikut merupakan uraian proses produksi pembuatan further pada PT. Charoen Pokphand Indonesia: 1 Tahap pertama yang dilakukan yaitu petugas produksi menyiapkan formula untuk pembuatan suatu macam produk further nugget dimana petugas mempersiapkan komposisi seasoning bahan baku berupa tepung dan premix bumbu dari produk yang akan diproduksi. 2 Selain mempersiapkan seasoning dan premix yang dibutuhkan, petugas juga membuat campuran emulsi yaitu campuran dari kedelai dan air dengan menggunakan mesin bowl cutter. Fungsi dari penggunaan emulsi yaitu untuk mengenyalkan adonan. 3 Daging segar hasil olahan pada departemen cut updimasukkan ke dalam chill room untuk didinginkan. Dari chillroom, petugas melakukan proses grinding daging yaitu proses untuk menggiling daging menjadi halus. Proses grinding dilakukan dengan menggunakan mesin autogrind. 4 Langkah berikutnya yaitu mencampur semua adonan yang telah dipersiapkan seperti seasoning, premix, daging giling, dan emulsi dengan air dan nitrogen. 5 Setelah semua adonan tercampur, langkah berikutnya yaitu melakukan forming pencetakan adonan. Terdapat berbagai cetakan yang dipergunakan tergantung dengan jenis produk yang akan diproduksi. Proses forming dilakukan dengan menggunakan mesin reforfomer. 6 Adonan yang telah dibentuk tadi selanjutnya dibaluri dengan tepung breadcrumb atau biasa disebut remah roti. 7 Proses selanjutnya yaitu proses penggorengan. Proses penggorengan terbagi menjadi dua yaitu proses precook dan cook. Pada proses precook adonan digoreng setengah matang, selanjutnya masuk pada proses cook, adonan digoreng hingga benar – benar matang. Proses precook dan cook dilakukan pada mesin fryer. 8 Selanjutnya petugas menyeleksi produk yang telah jadi apakah defect atau tidak. Apabila produk tersebut defect akan dilakukan rework pada mesin unimix, yaitu dicampur lagi dengan adonan-adonan yang lain. Produk defectyang direworkmempunyai batasan jumlah pada tiap batch maksimal sebanyak 5. 9 Langkah berikutnya yaitu memasukkan adonan pada mesin insulated quick freeze IQF untuk dibekukan. Setelah itu adonan dijalankan oleh conveyor menuju televator untuk dinaikkan menuju mesin MHW. Pada mesin MHW adonan ditakar sesuai dengan ukuran per kemasan. 10 Selanjutnya proses packaging dimana adonan yang telah sesuai takaran tadi dikemas pada kemasan plastic menggunakan mesin Kawasima. 11 Langkah berikutnya yaitu menimbang kemasan menggunakan mesin check weighter, apabila ukuran berat yang tertera tidak sesuai maka produk tersebut akan secara otomatis dipisahkan. Produk yang terpisah tadi dilepas kembali kemasannya lalu dijalankan pada conveyor untuk melalui proses penakaran ulang pada mesin MHW. 12 Apabila produk tersebut sudah sesuai beratnya dengan spesifikasi, maka kemasan – kemasan produk tadi dikemas dalam carton box dan selanjutnya ditransfer ke warehouse finished product. Berikut merupakan flowchartproses produksi pembuatan nugget pada PT. Charoen Pokphand Indonesia dapat dilihat pada Gambar 2.3 Start Membua t campuran emulsi Menyiapkan kuantitas sea sonig dan premix sesua i formula Melakukan proses grinding daging Melakukan proses mixing emulsi, seasoning premix, daging giling, air,dan nitrogen Melakukan forming a donan Melapisi a donan ya ng telah dibent uk denga n tepung breadcrumb Melakukan proses precook a donan Melakukan proses cook adonan Menyeleksi nug get apa kah defect atau t idak Tidak Ya Melakukan proses frozen nugget Melakukan proses penaka ran nugget Melakukan proses pa cka ging nug get ke dalam kemasan plastik Melakukan pengukura n berat produk apakah sesuai at au tidak Ya Tidak Melakukan proses pa cka ging produk jadi nugg et ke dalam carton box End Gambar 2.3Flowchart Proses Produksi Pembuatan Nugget

2.6.2.3 Sausage Production

Berikut merupakan uraian proses produksi pembuatan sausagepada PTCharoen Pokphand Indonesia: 1 Tahap pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan formula bahan baku pembuatan sosis, seperti seasoning dan premix sesuai dengan takarannya masing – masing. 2 Sama seperti proses produksi further, setelah mempersiapkan formula bahan baku, petugas membuat campuran emulsi dan melakukan proses grinding daging. 3 Selanjutnya semua adonan dicampur hingga merata menggunakan air dan nitrogen menggunakan mesin unimix. 4 Setelah semua bahan tercampur, adonan tadi dicampur atau dicacah kembali pada mesin emulsi fryer, tetapi tanpa menggunakan nitrogen. 5 Langkah berikutnya adalah mencetak adonan. Adonan tersebut akan otomatis masuk pada pelapis sosis yang disebut casing dengan menggunakan mesin stuffer. 6 Lalu adonan sosis dipanggang pada mesin smoke house dengan suhu 80- 100°C 7 Setelah melalui proses pemanggangan, sosis dipotong sesuai ukuran menggunakan mesin sausage cutter. Apabila ukuran panjang sosis tidak sesuai, maka sosis tersebut akan di-rework pada proses mixing di mesin unimix. 8 Sosis yang telah dipotong dengan panjang sesuai kriteria tersebut selanjutnya dipacking pada kemasan plastik. Proses packing menggunakan man power, sehingga tidak ada mesin yang digunakan dalam proses packaging tersebut. 9 Setelah dikemas, produk sosis melalui proses pengepressan kemasan. Proses ini dilakukan pada mesin vacuum pack yang gunanya agar kemasan menjadi kedap udara. 10 Langkah selanjutnya adalah melakukan proses pembekuan sosis pada mesin IQF yang sebelumnya melalui mesin check weighter untuk mengecek berat kemasan yang sebelumnya melalui mesin metal detector. 11 Kemasan tersebut kemudian dipacking pada kemasan carton box kemudian melalui mesin check weighter untuk mengecek berat selanjutnya ditransferke warehouse finished product. Berikut merupakan flowchartproses produksi pembuatan sosis pada PT. Charoen Pokphand Indonesia. Start Membua t campuran emulsi Menyiapkan kuantitas sea sonig dan premix sesua i for mula Melakukan proses grinding daging Melakukan proses mixing emulsi, seasoning premix, daging giling, dan air Melakukan proses penggilingan adonan kembali Melakukan proses pemanggangan adonan Melakukan proses pemotongan sosis Menyeleksi sosis apakah reject at au tidak Tidak Ya Melakukan proses pa cka ging pada kemasa n plast ik Melakukan proses pr essing kemasa n Melakukan proses frozen Melakukan pengukura n ber at apakah sesuai a tau tidak Ya Tidak Melakukan proses pa cka ging produk jadi sosis ke dalam carton box End Gambar 2.4. Flowchart Proses Produksi Pembuatan Sausage 2.7. Mesin dan Peralatan 2.7.1. Mesin Produksi Mesin produksi adalah semua mesin-mesin yang secara langsung berperan dalam proses produksi. 1. Divisi Further Mesin produksi yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division pada divisi further ditunjukkan pada Tabel 2.4. Tabel 2.4.Mesin Produksi Divisi Further No Mesin Fungsi Spesifikasi Merk Daya Asal Jumlah 1. Autogrind Menggiling ayam menjadi halus Laska Type Cutter KCU 200 DC 400V, 50 Hz, 95 Kw, 238 A Austria 1 2. Mixer Menggabungkan adonan dengan premix dan seasoning Inotec Type IM-1000 400 V, 50 Hz - 1 3. Mesin cetakan Mencetak adonan yang sudah dihaluskan Besch 3047035 400 V3, 50 Hz - 1 4. Mesin frying I Penggorengan pertama pada adonan yang sudah dicetak EFR 4000650 400 V - 1 5. Mesin frying II Penggorengan kedua pada adonan EFR 6000650 400 V - 1 6. Checkweighter Menimbang berat produk Inritsu 300V, 60 Hz - 2 7. Metal detector Mendeteksi kandungan metal pada adonan IQ 3 230 V, 50 Hz, 1,2 A European Union 1 2. Divisi Sausage Mesin produksi yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division pada divisi further ditunjukkan pada Tabel 2.5. Tabel 2.5Mesin Produksi Divisi Sausage No Mesin Fungsi Spesifikasi Merk Daya Asal Jumlah 1. Autogrind Menggiling ayam menjadi halus Laska Type Cutter KCU 200 DC 400V, 50 Hz, 95 Kw, 238 A Austria 1 2. Mixer Menggabungkan adonan dengan premix dan seasoning Inotec Type IM-1000 400 V, 50 Hz 1 3. Emulsifier Mengemulsi adonan Inotec Type 1175 CD-75D 400 V, 50 Hz, 142 A 1 4. Smoke House Proses pemasakan sausage dan mendinginkan sausage Maurer-Atmos GmbH 400 V, 50 Hz, 1,9 Kw Germany 1 5. Metal detector Mendeteksi kandungan metal pada adonan IQ3 230 V, 50 Hz, 1,2 A European Union 1 6. Cutter Memotong sosis sesuai ukuran Inotec GmbH 2Kw 2 7. Vacum Sealer Memvakumkan kemasan yang telah diisi sosis 50 Hz, 29 A, 36 Volt 3 8. Checkweighter Menimbang berat produk Inritsu 300V, 60 Hz 2 9. IQF Mendinginkan produk sausage yang telah dikemas Mavel Singapore 380 V, 50 Hz, 103 A 1

2.7.2 Peralatan

Peralatan yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division adalah sebagai berikut: 1. Thermometer untuk mengukur suhu cairan. 2. Timbangan Digital yang berfungsi sebagai penimbang bahan baku pada saat penerimaan bahan baku 3. Hand Truck ialah alat yang juga berfungsi sebagai material handling dipabrik.

2.8 Utilitas

Utilitas merupakanunit penunjang bagi unit-unit yang lain dalam suatu pabrik atau sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal sampai akhir terutama pada perusahan manufaktur. Sesuai dengan istilahnya, fungsi sarana penunjang ini adalah mendukung dan membantu kelancaran proses produksi serta mempermudah jalannya kegiatan manufaktur. Utilitasi yang digunakan pada PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah: 1. Water Treatment Air memegang peranan penting dalam kelangsungan proses produksi, kapasitas air yang digunakan untuk keseluruhan proses produksi adalah 300m 3 , Kegunaan air di perusahaan adalah : a Keperluan proses produksi b Keperluan laboratorium c Keperluan mesinboiler d Keperluan karyawan e Keperluan injeksi kondensor f Sebagai zat pendingin dan pembersih Sumber air yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan semuanya berasal dari air tanah. Air tanah tersebut dilakukan proses pengolahan terlebih dahulu sehingga kualitasnya sama dengan air minum. 2. Boiler Uap adalah salah satu unit pendukung di bagian produksi, yaitu digunakan pada proses pemasakan sosis di smoke house. Uap yang digunakan dihasilkan dari mesin steamboiler. Di PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan terdapat 1 unit steam boiler dengan kapasitas 2 tonjam. 3. Pemanas Minyak Goreng Pada proses penggorengan nugget digunakan sumber panas yang dihasilkan dari mesin Thermal Oil Boiler. Di PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan terdapat 1 unit Thermal Oil Boiler dimana tabung boiler diproduksi di bengkel lokal sedangkan burner diimpor dengan spesifikasi burner sebagai berikut: Merk Burner : Riello Tipe : 618 M Model : ENNEEMME 1400 Bahan bakar : Solar 4. Sumber Listrik Dalam memenuhi pasokan listik untuk seluruh kegiatan yang berlangsung, PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan mendapat pasokan listrik dari Perusahaan Listrik Negara PLN. Hal ini disebabkan karena mereka masih belum bisa membangun unit pembangkit listrik sendiri. Selain itu agar kegiatan produksi tetap bisa berjalan ketika tidak ada pasokan listrik dari PLN, PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan menggunakan genset sebagai sumber listrik cadangan genset merek PRIME dengan daya 1825 KVA.

2.9 Safety and Fire Protection

Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 adalah suatu program yang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuan dari dibuatnya program K3 adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan dan penyakit akibat kerja. PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan sangat memperhatikan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini diperlihatkan dengan ketatnya penggunaan alat pelindung diri APD. Berikut ini merupakan beberapa APD yang biasanya digunakan para pekerja di dalam plant, diantaranya : 1 Sepatu boot, berfungsi untuk melindungi kaki dari berbagai macam resiko bahaya. Salah satunya untuk melindungi pekerja agar tidak tergelincir saat berada di plant yang lantainya sangat licin. 2 Baju pelindung, berfungsi untuk melindungi tubuh dari berbagai macam kotoran. 3 Masker, berfungsi untuk meminalisir bau amis tidak sedap selama bekerja di plant dan untuk melindungi produk makanan olahan agar tidak tercemar oleh nafas pekerja. 4 Hair cap penutup rambut, berfungsi untuk melindungi produk makanan olahan agar tidak tercemar oleh rambut para pekerja. 5 Baju pelindung khusus, baju pelindung khusus tersebut digunanakan oleh pekerja yang bekerja pada proses pembekuan freezing fungsinya untuk melindungi diri dari suhu yang ekstrim. Agar produk makanan olahan tetap terjaga kehigienisannya, maka para pekerja sebelum bekerja di plant harus membersihkan tangannya dengan sabun dan larutan klorin 500ppm dan berjalan melewati kolam yang berisi larutan clorine 200 ppm. Larutan chlorine yang digunakan berfungsi untuk mensterilkan diri dari kotoran kontaminan. Pergantian larutan klorin dilakukan secara kondisional, minimal dilakukan setiap pergantian shift. Sedangkan pembersihan pada plant secara keseluruhan cleaning total dilakukan secara rutin setiap minggunya. PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan menerapkan sistem pengamanan kebakaran sebagai berikut: