V-30
Charoen Pokphand Indonesia Food Division, memproduksi dan men-supply produk yang bermutu tinggi untuk keperluan industri makanan di Indonesia
seperti KFC, CFC, Wendys dan restaurant lain. PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division, sangat mengutamakan kebersihan dan kualitas dari produk yang
dihasilkan, untuk itu masalah sanitasi dan hygenis serta jaminan halal sangat diutamakan, untuk menghasilkan produk bermutu tinggi dan memenuhi harapan
serta kebutuhan pelanggan. PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division mengeluarkan kebijakan
mutu yang merupakan kebijakan perusahaan yaitu: Senantiasa menghasilkan produk yang bermutu tinggi, halal dan aman untuk dikonsumsi dalam rangka
pencapaian visi misi perusahaan sehingga dapat memberikan jaminan kepuasan kepada pelanggan. Menggalang kerjasama, partisipasi aktif dan positif semua
karyawan dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu kerja secara terus- menerus. Seuai dengan motto “A Tradition of Quality”
2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha
Ruang lingkup bidang usaha pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division adalah :
1. PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division merupakan industry
manufaktur yang memproduksi makanan olahan daging ayam yaitu sausage dan further.
2. Bahan baku utama adalahayam yang sudah beku yang berasal dari PT. Charoen
Pokphand Indonesia Food Division dari Cikande dan Salatiga.
V-31
2.3 Lokasi Perusahaan
PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divisionmerupakan industri yang bergerak dalam bidang pemotongan dan pengolahandaging ayam. Industri ini
terletak di Jalan Pulau Solor No. 2 Desa Saentis, Kawasan Industri Medan Tahap II, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera
Utara.Bangunan PT. Charoen Pokphand IndonesiaFood Divisionterdiri dari dua lantai. Pada lantai pertama terdapat kantor Personalia,Product Development and
Quality Control, ruang rapat, gudang, sedangkan ketigaPlant berada di lantai atas. Selain itu, di perusahaan juga terdapat satu pos satpam di pintugerbang masuk,
kantin, dan masjid.
2.4 Daerah Pemasaran
Pasar merupakan tempat bertemunya antara produsen dan konsumen untuk melakukan proses transaksi atas suatu barang atau jasa. Pemasaran adalah suatu
fungsi yang mencerminkan cara bagaimana memperlakukan pasar dan produk sehingga dapat memenuhi tujuan dalam memuaskan kebutuhan konsumen.
Daerah pemasaran PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division saat ini adalahKFC, CFC, Wendys dan restaurant lainnya yang berada diwilayah
Sumatera, untuk Sumatera bagian Utara, PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divisionini men-supply pada daerah Aceh, Batam, Medan, sedangkan untuk
Sumatera bagian Selatan terdapat daerah Palembang, Jambi, dan Lampung.
V-32
2.5 Organisasi dan Manajemen
2.5.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi adalah merupakan bagan yang memberikan gambaran secara skematis tentang penetapan dan pembagianpekerjaan yang harus dilakukan
sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan serta menetapkan hubungan antara unsur-unsur organisasi secara jelas dan terperinci.Bentuk
organiasi yang terdapat pada PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division adalah bentuk organisasi fungsional dan lini atau merupakan hubungan campuran.
Wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada unit-unit organiasi yang ada di bawahnya dalam bidang-bidang pekerjaan tertentu sesuai kebutuhan organisasi.
Struktur organisasi lini adalah suatu struktur organisasi dimana wewenang dan kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di
bawahnya menurut garis vertikal. Sedangkan struktur organisasi fungsional adalah struktur organisasi di mana organisasi diatur berdasarkan pengelompokan
aktivitas dan tugas yang sama untuk membentuk unit-unit kerja seperti produksi, operasi, pemasaran, keuangan, personalia, dan sebagainya yang memiliki fungsi
yang terspesialisasi. Spesialisasi di sini akan memberikan efisiensi kerja yang lebih tinggi lagi.
Bentuk organisasi pada PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division terlihat pada Gambar 2.1.
Plant Head
Plant Manager
Further Manager
Sausage Manager
Cut Up Manager
Warehouse Manager
Engineering Manager
PPIC Manager
Purchasing Manager
Finance Accounting Manager
Personal General Affair Manager
Further Supervisor
Sausage Supervisor
Cut Up Supervisor
Warehouse Supervisor
Engineering Supervisor
PPIC Supervisor
Purchasing Supervisor
Finance Accounting Supervisor
Personal General Affair Supervisor
Further Foreman
Sausage Foreman
Cut Up Foreman
Warehouse Foreman
Engineering Foreman
PPIC Foreman
Karyawan Karyawan
Karyawan Karyawan
Karyawan Karyawan
Karyawan Karyawan
Karyawan Purchasing
Foreman Finance Accounting
Foreman Personal General
Affair Foreman
Keterangan: = Struktur Lini
= Struktur Fungsional
Gambar 2.1Struktur Organisasi PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division
Sumber: PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division Medan
2.5.2 Pembagian Tugas Tanggung Jawab
Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-
bedatersebut saling diintegrasikan koordinasi. Dalam menjalankan aktivitas sehari - hari pada suatu organisasi dibutuhkan personil - personil untuk
menduduki jabatan tertentu yang mampu menjalankan tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang dibebankan sesuai dengan jabatan tersebut. Adapun uraian
tugas dan tanggung jawab untuk masing-masing jabatan pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divisionditunjukkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
No. Jabatan
Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab
1 Kepala Unit
Plant Head a.
Memimpin, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas para
manager bagian. b.
Merencanakan dan menerapkan kebijaksanaan mengenai perbaikan dan
perkembangan umum perusahaan. Bertanggung jawab
kepada presiden direktur pimpinan
perusahaan induk atas jalannya perusahaan.
2 Plant Manager
a. Merencanakan dan mengatur jadwal
produksi untukk semua jenis produk agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan
persediaan di gudang.
b. Mengatur pengalokasian sumber daya
produksi seperti jam kerja mesin, jam kerja operator, pengiriman bahan baku
yang berhubungan dengan proses produksi.
c. Melakukan pengawasan dan pengendalian
produksi agar hasil produksi sesuai dengan spesifikasi dan standart mutu yang telah
ditetapkan.
d. Merencanakan perawatan mesin-mesin
agar dapat beroperasi dengan lancar. e.
Membuat laporan produksi secara berkala mengenai pemakaian bahan baku.
Bertanggung jawab terhadap kelancaran
proses produksi mulai dari penerimaan bahan
baku sampai proses produksi hingga
menjadi produk akhir.
3 Further
Manager a.
Merencanakan dan mengatur produksi further perusahan agar sesuai dengan
spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan.
b. Mengawasi dan mengkoordinir
pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan lainnya dalam
produksi further. Bertanggung jawab
kepada plant manager atas pelaksanaan
kegiatan produksi further.
Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Lanjutan
No. Jabatan
Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab
3 Further
Manager c.
Merencanakan dan mengatur produksi further perusahan agar sesuai dengan
spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan.
d. Mengawasi dan
mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku,
bahan penolong dan bahan-bahan lainnya dalam produksi further.
e. Mengawasi jalannya produksi further
sesuai dengan program produksi yang telah ditetapkan.
f. Membuat laporan produksi further
secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.
g. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan
produksi further untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan
sehingga dapat dilakukan perbaikan.
4 SausageManager
a. Merencanakan dan mengatur produksi
sausage perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang
telah ditentukan.
b. Mengawasi dan mengkoordinir
pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan
lainnya dalam produksi sausage.
c. Mengawasi jalannya produksi sausage
sesuai dengan program produksi yang telah ditetapkan.
d. Membuat laporan produksi sausage
secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.
e. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan
produksi sausage untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan
sehingga dapat dilakukan perbaikan. Bertanggung jawab
kepada plant manager atas pelaksanaan
kegiatan produksi sausage.
5. Cut Up Manager
a. Merencanakan dan mengatur proses cut
up perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang
telah ditentukan.
b. Mengawasi dan mengkoordinir
pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan
lainnya dalam proses cut up.
c. Mengawasi jalannya sesuai dengan
program produksi yang telah ditetapkan. d.
Membuat laporan proses cut up secara periodik mengenai pemakaian bahan
dan jumlah produksi. Bertanggung jawab
kepada plant manager atas pelaksanaan
kegiatan cut up.
Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Lanjutan
No. Jabatan
Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab
6. Warehouse
Manager a.
Membuat laporan penerimaan persediaan dan pengeluaran bahan baku di gudang.
b. Mengkoordinir dan mengawasi
pengelolaan persediaan bahan baku di gudang.
c. Bertanggung jawab atas sarana dan
prasarana pendukung di gudang. Bertanggung jawab atas
pengaturan persediaan bahan baku, produk jadi
dan bahan penolong di gudang.
7. Engineering
Manager a.
Membuat jadwal pemeliharaan dan perbaikan terhadap mesin-mesin yang
ada dalam pabrik. b.
Mengeluarkan perintah kerja kepada maintenance section head untuk
melakukan perbaikan pada mesin-mesin berdasarkan jadwal permintaan
perbaikan dari masing-masing operator.
c. Melatih dan mengawasi keterampilan
karyawan yang bekerja di bagian maintenance agar mahir dan dapat
bekerja dengan baik. d.
Menentukan prioritas kerja dan progressing perbaikan mesin.
Bertanggung jawab kepada plant manager
atas kondisi mesin-mesin dan peralatan produksi.
8. PPIC Manager
a. Membuat daftar rencana produksi
pembuatan sausage dan further. b.
Melakukan koordinasi dengan pihak marketing dalam pembuatan sales
forecast. c.
Melakukan koordinasi dengan pihak warehouse raw material tentang jumlah
bahan baku di gudang. Bertanggung jawab
kepada plant manager
9. Manager
Pembelian Purchase
Manager a.
Membantu plant manager dalam melaksanakan serta mengkoordinir
seluruh pengolahan yang berhubungan dengan pembelian, penyimpanan dan
pendistribusian bahan-bahan yang digunakan perusahaan.
b. Merencanakan sistem pengadaan dan
persediaan bahan. c.
Mempersiapkan permintaan kebutuhan akan barang dan menentukan standard
harga bahan. Bertanggung jawab
kepada plant manager, bagian ini bertugas
membantu plant manager dalam bidang kegiatan
pembelian
10. Manager
Akuntansi dan Keuangan
Finance and Accounting
Manager a.
Merencanakan dan mengawasi perencanaan kegiatan akuntansi dari
keuangan perusahaan. b.
Membantu head of unit dalam melaksanakan anggaran perusahaan.
c. Memberikan laporan keuangan kepada
pihak pemerintah untuk menetapkan besarnya pajak yang harus dibayar
perusahaan. Bertanggung jawab atas
penentuan biaya perusahaan seperti biaya
produksi dan biaya administrasi.
11. Personalia and
General Affair Manager
a. Merencanakan perekrutan karyawan
sesuai dengan kebutuhan masingmasing departemen.
Bertanggungjawab terhadap disiplin kerja
karyawan.
Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Lanjutan
No. Jabatan
Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab
11. Personalia and
General Affair Manager
c. Mengatur kegiatan yang berhubungan
dengan karyawan dan menciptakan suasana kerja yang nyaman dan
berdisiplin.
d. Menampung dan mencari keluhan
karyawan. e.
Mengatur dan merencanakan training untuk peningkatan ketrampilan
karyawan. Bertanggung jawab
terhadap disiplin kerja karyawan.
12. Further
Supervisor a. Mengawasi jalannya produksi sesuai
dengan program produksi further yang telah ditetapkan.
b Membuat laporan produksi further secara periodik mengenai pemakaian bahan dan
jumlah produksi. c Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan
produksi further untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga
dapat dilakukan perbaikan. Bertanggung jawab
kepada further manager
13. Sausage
Supervisor a.
Mengawasi jalannya produksi sesuai dengan program produksi sausage yang
telah ditetapkan. b Membuat laporan produksi sausage
secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.
c Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi sausage untuk mengetahui
kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.
Bertanggung jawab kepada sausage manager
14. Cut Up
Supervisor a.
Mengawasi jalannya produksi sesuai dengan program proses cut up yang telah
ditetapkan. b Membuat laporan proses cut up secara
periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah proses.
c Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan proses cut up untuk mengetahui
kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.
Bertanggung jawab kepada cut up manager
15. Warehouse
Supervisor a.
Membuat laporan penerimaan persediaan dan pengeluaran bahan baku
di gudang. b Mengkoordinir dan mengawasi
pengelolaan persediaan bahan baku di gudang.
Bertanggung jawab atas sarana dan prasarana
pendukung di gudang.
16. Engineering
supervisor a.
Mengeluarkan perintah kerja kepada engineering foreman untuk melakukan
perbaikan pada mesin-mesin berdasarkan jadwal permintaan perbaikan dari
masing-masing operator. Bertanggung jawab
kepada engineeering manager.
Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Lanjutan
No. Jabatan
Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab
16. Engineering
supervisor c. Melatih dan mengawasi keterampilan
karyawan yang bekerja di bagian maintenance agar mahir dan dapat
bekerja dengan baik. d. Menentukan prioritas kerja dan
progressing perbaikan mesin. Bertanggung jawab
kepada engineering manager.
17. PPIC
Supervisor a Mengontrol stock produksi pada raw
material. b Mengontrol stock produksi pada finish
goods. Bertanggung jawab
kepada PPIC manager
18. Purchasing
Supervisor a.
Membantu purchasing manager dalam melaksanakan serta mengkoordinir
seluruh pengolahan yang berhubungan dengan pembelian, penyimpanan dan
pendistribusian bahan-bahan yang digunakan perusahaan.
b Membantu purchasing manager melaksanakan perencanaan sistem
pengadaan dan persediaan bahan. Bertanggung jawab
kepada purchasing manager,
bagian ini bertugas membantu
purchasing manager dalam bidang kegiatan
pembelian
19. Finance
Accounting Supervisor
a. Melaksanakan perhitungan akuntansi terhadap pembelian bahan baku dan asset
perusahaan. b Melaksanakan pembayaran transfer dana
terhadap pembelian bahan baku dan asset perusahaan.
c Melaksanakan penerimaan pembayaran atas penjualan pakan dan juga hasil
sampingan produksi. d Melaksanakan perhitungan dan
pembayaran upah dan lembar kerja karyawan.
Bertanggung jawab kepada Finance
Accounting Supervisor manager
20. Personalia and
General Affair Supervisor
a. Melaksanakan perekrutan karyawan
sesuai dengan kebutuhan masing-masing departemen.
b Mengawasi kegiatan yang berhubungan dengan karyawan dan menciptakan
suasana kerja yang nyaman dan berdisiplin.
c Mengawasi pelaksanaan training untuk peningkatan ketrampilan karyawan.
Bertanggung jawab langsung
kepada Personalia and General
Affair Manager
21. Further
Foreman a.
Merencanakan dan mengatur produksi further perusahan agar sesuai dengan
spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan.
b Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku,
bahan penolong dan bahan-bahan lainnya.
c Mengawasi jalannya produksi sesuai dengan program produksi further yang
telah ditetapkan. Bertanggungjawab
kepada further supervisor atas
pelaksanaan kegiatan produksi further.
Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Lanjutan
No. Jabatan
Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab
21. Further
Foreman d Membuat laporan produksi further secara
periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.
e Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi further untuk mengetahui
kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.
Bertanggung jawab kepada further supervisor
atas pelaksanaan kegiatan produksi further.
22. Sausage
Foreman a.
Merencanakan dan mengatur produksi sausage perusahan agar sesuai dengan
spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan.
b Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku,
bahan penolong dan bahan-bahan lainnya.
c Mengawasi jalannya produksi sesuai dengan program produksi sausage yang
telah ditetapkan. d Membuat laporan produksi sausage
secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.
e Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi sausage untuk mengetahui
kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.
Bertanggung jawab kepada sausage
supervisor atas pelaksanaan kegiatan
produksi sausage.
23. Cut Up
Foreman a.
Merencanakan dan mengatur proses cut up perusahan agar sesuai dengan
spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan.
b Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku,
bahan penolong dan bahan-bahan lainnya.
c Mengawasi jalannya proses sesuai dengan program proses cut up yang telah
ditetapkan. d Membuat laporan proses cut up secara
periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.
e Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan proses cut up untuk mengetahui
kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.
Bertanggung jawab kepada cut up supervisor
atas pelaksanaan kegiatan proses cut up.
24. Warehouse
Foreman a.
Melakukan penerimaan bahan baku dan membuat laporan dan dokumen
penerimaan bahan baku. b Mengatur penyimpanan bahan baku di
gudang serta mengatur tata cara pengeluaran dan pemakaian bahan baku.
c Membuat laporan atas penerimaan dan pemakaian bahan baku.
Bertanggung jawab kepada warehouse
supervisor
Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Lanjutan
No. Jabatan
Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab
24. Warehouse
Foreman d Melakukan penerimaan produk jadi serta
membuat laporan dan dokumen penerimaan produk jadi.
e Mengatur penyimpanan produk jadi ke gudang dan mengatur pengeluaran dan
pengiriman ke costumer. f Membuat laporan atas penerimaan dan
pengeluaran produk jadi tersebut. g Melakukan pengawasan terhadap
pengeluaran barang dan komponen mesin dari gudang penyimpanan.
h Melakukan pengawasan terhadap penimbangan bahan baku, produk jadi
yang masuk maupun yang keluar dari pabrik.
i Melakukan pencatatan terhadap jenis dan jumlah bahan baku, produk jadi yang
masuk maupun yang keluar dari pabrik.
25. Engineering
Foreman a. Mengeluarkan perintah kerja kepada
karyawan maintenance untuk melakukan perbaikan pada mesin-mesin
dan peralatan berdasarkan jadwal permintaan perbaikan dari masing-
masing operator.
b Mengawasi langsung perbaikan dan pergantian komponen-komponen alat-
alat mekanik maupun electrical dalam plant.
c Melatih dan mengawasi keterampilan karyawan yang bekerja di bagian
maintenance agar mahir dan dapat bekerja dengan baik.
Bertanggung jawab terhadap Engineering
Supervisor
26. PPIC Foreman
a. Mengawasi karyawan dalam mengontrol
raw material. b Mengawasi karyawan dalam mengontrol
finish goods Bertanggung jawab
kepada PPIC Supervisor
27. Purchasing
Foreman a.
Mengawasi pengolahan yang berhubungan dengan pembelian,
penyimpanan dan pendistribusian bahan- bahan yang digunakan perusahaan.
b Mengawasi sistem pengadaan dan persediaan bahan.
Purchasing Foreman bertanggung jawab
kepada purchasing supervisor
28. Finance
Accounting Foreman
a. Mengawasi pelaksanakan pembayaran
transfer dana terhadap pembelian bahan baku dan asset perusahaan.
c Melaksanakan penerimaan pembayaran atas penjualan pakan dan juga hasil
sampingan produksi. d Melaksanakan perhitungan dan
pembayaran upah dan lembar kerja karyawan.
Bertanggung jawab kepada Finance
Accounting Supervisor
Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Lanjutan
No. Jabatan
Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab
29. Personalia and
General Affair Foreman
a. Mengawasi perekrutan karyawan sesuai
dengan kebutuhan masing-masing departemen.
b Mengawasi kegiatan yang berhubungan dengan karyawan dan menciptakan
suasana kerja yang nyaman dan berdisiplin.
c Mengawasi pelaksanaan training untuk peningkatan ketrampilan karyawan.
Bertanggung jawab langsung
kepada Personalia and General
Affair Supervisor
2.5.3 Jumlah Tenaga Kerja Jam Kerja
Jumlah tenaga kerja pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division sebanyak 465 orang.Dalam memelihara ketertiban dan kedisiplinan kerja setiap
perusahaan mengeluarkan tata tertibperaturan kerja yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan perusahaan, termasuk dalam penetapan jam kerja.
Ketentuan jam kerja di PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division diatur menurut aturan shift .
a. Jam kerja pada bagian administrasi dan kantor dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2Jam Kerja Bagian Administrasi Hari
Jam Kerja WIB Jam Istirahat WIB
Senin – Jumat 08.00 – 16.00
12.00 – 13.00
Sumber: PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division Medan
b. Jam kerja pada bagian produksi dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3Sistem Pembagian Jam Kerja Bagian Produksi Hari
Shift Jam Kerja WIB
Istirahat WIB
Senin - Minggu I
23.00-07.00 04.00 - 05.00
II 07.00-15.00
12.00 - 13.00 III
15.00-23.00 20.00 - 21.00
Sumber: PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division Medan
c. Jam kerja pada bagian keamanan
Bagian keamanan dibagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari 5 orang dan melakukan penjagaan bergantian setiap 12 jam sekali dimulai dari :
- Jam 08.00 – 20.00 - Jam 20.00 – 08.00
2.5.4 Sistem Pengupahan Fasilitas Lainnya
Sistem pengupahan pada PT. Charoen Pokhpand Indonesia Food Division adalah sebagai berikut:
1. Upah diberikan sesuai dengan UMR yang berlaku. 2. Pemberian upah ditetapkan setelah melihat jam kerja, hari kerja, kerja lembur
dan berdasarkan golongan. 3. Sistem pengupahan karyawan perusahaan di bagi atas :
a Gaji tetap untuk karyawan tetap. b Gaji harian untuk karyawan harian.
c Gaji borongan untuk karyawan borongan 4.
Upah Pokok Pengupahan pada perusahaan ini adalah berdasarkan upah bulanan. Besarnya
upah disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing karyawan, serta latar belakang pendidikan dan pengalaman. Upah tersebut
diberikan untuk masa 21 hari kerja rata-rata dalam sebulan dengan waktu kerja rata-rata 8 jam dalam sehari.
5. Untuk pekerja lembur, dibagi dalam 2 golongan yaitu :
a Golongan pekerja yang levelnya dibawah level supervisor, akan mendapat kompensasi kerja lembur sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b Golongan pekerja yang levelnya setaraf atau diatas supervisor, tidak akan memperoleh pembayaran uang lembur lagi, karena sudah termasuk di
dalam gaji pokok. - Apabila kerja lembur dilakukan pada hari biasa maka untuk jam lembur,
peraturannya adalah sebesar 1 ½ x upah sejam. - Untuk jam kerja lembur yang dilakukan pada hari bukan hari biasa untuk jam
lembur peraturannya adalah sebesar 2 x upah sejam.Disamping pemberian gaji pokok dan upah lembur, juga diberikan uang makan,uang pengobatan, dan
asuransi tenaga kerja. Selain pemberian kompensasiupah, perusahaan juga memberikan berbagai
insentif bagi karyawan, seperti: 1.
Memberikan THR Tunjangan Hari Raya untuk pekerja yang mempunyai masa kerja 1 tahun penuh secara terus menerus, besarnya dalam 1 bulan upah.
2. Memberikan THR Tunjangan Hari Raya untuk pekerja yang mempunyai
masa kerja belum mencapai satu tahun, maka biasanya tunjangan ditetapkan menurut perhitungan banyaknya bulan selama yang bersangkutan bekerja
dibagi 12 dan dikalikan upah perbulan. 3.
Bonus tahunan akan diberikan berdasarkan kemampuan perusahaan dan sepenuhnya ditetapkan oleh perusahaan dengan memperhatikan prestasi kerja
masing-masing karyawan. 4.
Tunjangan makan diberikan kepada pekerja perbulan, sesuai dengan kemampuan perusahaan, dan dibayar bersama-sama dengan pembayaran upah
pekerja.
5. Memperhatikan kebutuhan rohani karyawan.
6. Perusahaan menyediakan tempat ibadah dan memberikan kesempatan kepada
karyawan untuk melaksanakan ibadah. 7.
Adanya jaminan kesehatan dan kesejahteraan karyawan. Jaminan kesehatan antara lain :
1. Cuti sakit.
2. Cuti khusus, karena perkawinan atau musibah.
3. Mewajibkan karyawan masuk ASTEK Asuransi Tenaga Kerja.Tunjangan
Proyek. 4.
Tunjangan Kemalangan. Perusahaan memberikan fasilitas kerja kepada karyawan, seperti:
1. Memberikan pakaian kerja kepada setiap tenaga kerja dalam setahun.
2. Memberikan fasilitas pengobatan cuma-cuma kepada setiap tenaga kerja.
3. Menyediakan perlengkapan kesehatan dan keselamatan kerja yang diperlukan
para karyawan, seperti sarung tangan, masker dan penyumbat telinga.
2.6. Proses Produksi
2.6.1. Bahan yang Digunakan
2.6.1.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan sebuah produk. Bahan baku yang digunakan oleh PT Charoen
Pokphand IndonesiaFood Division adalah:
1. Ayam beku yang dipesan dari PT Charoen Pokphand IndonesiaFood Divisiondaerah Salatiga dan Serang. Ayam beku ini berupa ayam tanpa bulu,
kepala dan ceker. 2. Seasoning bumbu yang berasal dari dalam negeri maupun diekspor
3. Premix tepung yang berasal dari dalam negeri maupun diekspor.
2.6.1.2. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah suatu bahan yang digunakan untukmemperlancar proses produksi, tetapi tidak tampak di bagian akhir produk. Bahan penolong yang
digunakan adalah sodium laktatdigunakan untuk mengawetkan daging agar umur simpannya lama di departemen sausage dan further. Sedangkan pada departemen
cut up sodium laktat digunakan untuk mempercepat proses pencairan daging beku.
2.6.1.3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk
akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah sebagai berikut : 1.
Kemasan digunakan untuk mengemas sausage dan further. Kemasan memiliki variasi tergantung pada berat produk dan merek produk yang
dihasilkan 2.
Karton digunakan untuk mengemas kemasan plastik sebelum dibawa ke masyarakat
3. Isolatip digunakan untuk menutup karton dan menempel label
4. Lak Ban digunakan untuk menguatkan kemasan karton pada saat
pengapalan dan penyimpanan di gudang.
2.6.2 Uraian Proses
PT. Charoen Pokphand Indonesia bergerak dalam bidang pemotongan dan pengolahan daging ayam. Proses produksi disini dibagi menjadi tiga bagian yaitu
cut up department, further production, dan sausage production. Proses
pengolahan akan dibedakan berdasarkan ketiga bagian tersebut.
2.6.2.1Departemen Cut Up
Departemen Cut Upmerupakan tahapan awal dari setiap proses yang terjadi pada PT Chraoen Pokphand Indonesia. PT Chraoen Pokphand Indonesia
cabang Medan belum melakukan proses penyembelihan dan pencabutan bulu ayam evisceration. Bahan baku langsung berupa ayam potong yang sudah dalam
beku griller didatangkan dari PT. Charoen Pokphand Jaya Farm yang berada di Salatiga dan Cikande.
Uraian proses dari departemen cut up adalah sebagai berikut: 1
Proses awal dilakukan pengambilan griller dari gudang bahan baku chiller room ke departemen cut up
2 Grillerakan didiamkan secara konvensional towing untuk proses drying
daging ayam yang dalam keadaan beku selama satu hari. 3
Selanjutnya ayam dibawa ke mesin Screw Chiller untuk dilakukan proses pencucian dan dilanjutkan dengan proses penirisan pada mesin Drift Drum
4 Ayam yang telah ditiriskan dibawa ke stasiun pemotongan dimana ayam
dipotong menjadi beberapa bagian seperti paha, dada, dan carcassberdasarkan jenis size dan kebutuhan.
5 Selanjutnya dilakukan proses pemisahan daging dengan tulang pada bagian
tertentu juga dilakukan pemisahan daging dengan kulit sesuai dengan permintaan.
6 Bagian-bagian ayam tersebut dipacking menggunakan plastik inner lewat
mesin Metal Detector yang kemudian dilakukan penimbangan sesuai kapasitas plastik inner.
7 Bagian-bagian ayam tersebut dibawa ke chilling roomdan disusun pada rak
kemudian di bekukan pada mesin ABF hingga suhu -18
o
C. 8
Setelah itu ayam ditimbang lagi sesuai ukuran dan masuk kedalam proses packaging sesuai ukuran box dan karung kemudian ayam dalam bentuk
packaging masuk ke dalam Coldstorage gudang dengan suhu -18
o
C. Berikut Flow Process Diagram uraian proses Departemen Cut Up dapat
dilihat pada Gambar 2.2
Gambar 2.2Flow Process DiagramUraian Proses pada Departemen Cut Up
2.6.2.2 Further Production
Berikut merupakan uraian proses produksi pembuatan further pada PT. Charoen Pokphand Indonesia:
1 Tahap pertama yang dilakukan yaitu petugas produksi menyiapkan formula
untuk pembuatan suatu macam produk further nugget dimana petugas mempersiapkan komposisi seasoning bahan baku berupa tepung dan premix
bumbu dari produk yang akan diproduksi. 2
Selain mempersiapkan seasoning dan premix yang dibutuhkan, petugas juga membuat campuran emulsi yaitu campuran dari kedelai dan air dengan
menggunakan mesin bowl cutter. Fungsi dari penggunaan emulsi yaitu untuk mengenyalkan adonan.
3 Daging segar hasil olahan pada departemen cut updimasukkan ke dalam chill
room untuk didinginkan. Dari chillroom, petugas melakukan proses grinding daging yaitu proses untuk menggiling daging menjadi halus. Proses grinding
dilakukan dengan menggunakan mesin autogrind. 4
Langkah berikutnya yaitu mencampur semua adonan yang telah dipersiapkan seperti seasoning, premix, daging giling, dan emulsi dengan air dan nitrogen.
5 Setelah semua adonan tercampur, langkah berikutnya yaitu melakukan
forming pencetakan adonan. Terdapat berbagai cetakan yang dipergunakan tergantung dengan jenis produk yang akan diproduksi. Proses forming
dilakukan dengan menggunakan mesin reforfomer.
6 Adonan yang telah dibentuk tadi selanjutnya dibaluri dengan tepung
breadcrumb atau biasa disebut remah roti. 7
Proses selanjutnya yaitu proses penggorengan. Proses penggorengan terbagi menjadi dua yaitu proses precook dan cook. Pada proses precook adonan
digoreng setengah matang, selanjutnya masuk pada proses cook, adonan digoreng hingga benar – benar matang. Proses precook dan cook dilakukan
pada mesin fryer. 8
Selanjutnya petugas menyeleksi produk yang telah jadi apakah defect atau tidak. Apabila produk tersebut defect akan dilakukan rework pada mesin
unimix, yaitu dicampur lagi dengan adonan-adonan yang lain. Produk defectyang direworkmempunyai batasan jumlah pada tiap batch maksimal
sebanyak 5. 9
Langkah berikutnya yaitu memasukkan adonan pada mesin insulated quick freeze IQF untuk dibekukan. Setelah itu adonan dijalankan oleh conveyor
menuju televator untuk dinaikkan menuju mesin MHW. Pada mesin MHW adonan ditakar sesuai dengan ukuran per kemasan.
10 Selanjutnya proses packaging dimana adonan yang telah sesuai takaran tadi
dikemas pada kemasan plastic menggunakan mesin Kawasima. 11
Langkah berikutnya yaitu menimbang kemasan menggunakan mesin check weighter, apabila ukuran berat yang tertera tidak sesuai maka produk tersebut
akan secara otomatis dipisahkan. Produk yang terpisah tadi dilepas kembali kemasannya lalu dijalankan pada conveyor untuk melalui proses penakaran
ulang pada mesin MHW.
12 Apabila produk tersebut sudah sesuai beratnya dengan spesifikasi, maka
kemasan – kemasan produk tadi dikemas dalam carton box dan selanjutnya ditransfer ke warehouse finished product.
Berikut merupakan flowchartproses produksi pembuatan nugget pada PT. Charoen Pokphand Indonesia dapat dilihat pada Gambar 2.3
Start
Membua t campuran emulsi Menyiapkan kuantitas sea sonig dan
premix sesua i formula Melakukan proses grinding daging
Melakukan proses mixing emulsi, seasoning premix, daging giling,
air,dan nitrogen Melakukan forming a donan
Melapisi a donan ya ng telah dibent uk denga n tepung breadcrumb
Melakukan proses precook a donan Melakukan proses cook adonan
Menyeleksi nug get apa kah defect atau t idak
Tidak Ya
Melakukan proses frozen nugget Melakukan proses penaka ran nugget
Melakukan proses pa cka ging nug get ke dalam kemasan plastik
Melakukan pengukura n berat produk apakah sesuai at au tidak
Ya Tidak
Melakukan proses pa cka ging produk jadi nugg et ke dalam carton box
End
Gambar 2.3Flowchart Proses Produksi Pembuatan Nugget
2.6.2.3 Sausage Production
Berikut merupakan uraian proses produksi pembuatan sausagepada PTCharoen Pokphand Indonesia:
1 Tahap pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan formula bahan baku
pembuatan sosis, seperti seasoning dan premix sesuai dengan takarannya masing – masing.
2 Sama seperti proses produksi further, setelah mempersiapkan formula bahan
baku, petugas membuat campuran emulsi dan melakukan proses grinding daging.
3 Selanjutnya semua adonan dicampur hingga merata menggunakan air dan
nitrogen menggunakan mesin unimix. 4
Setelah semua bahan tercampur, adonan tadi dicampur atau dicacah kembali pada mesin emulsi fryer, tetapi tanpa menggunakan nitrogen.
5 Langkah berikutnya adalah mencetak adonan. Adonan tersebut akan otomatis
masuk pada pelapis sosis yang disebut casing dengan menggunakan mesin stuffer.
6 Lalu adonan sosis dipanggang pada mesin smoke house dengan suhu 80-
100°C 7 Setelah melalui proses pemanggangan, sosis dipotong sesuai ukuran
menggunakan mesin sausage cutter. Apabila ukuran panjang sosis tidak sesuai, maka sosis tersebut akan di-rework pada proses mixing di mesin
unimix.
8 Sosis yang telah dipotong dengan panjang sesuai kriteria tersebut selanjutnya
dipacking pada kemasan plastik. Proses packing menggunakan man power, sehingga tidak ada mesin yang digunakan dalam proses packaging tersebut.
9 Setelah dikemas, produk sosis melalui proses pengepressan kemasan. Proses
ini dilakukan pada mesin vacuum pack yang gunanya agar kemasan menjadi kedap udara.
10 Langkah selanjutnya adalah melakukan proses pembekuan sosis pada mesin IQF yang sebelumnya melalui mesin check weighter untuk mengecek berat
kemasan yang sebelumnya melalui mesin metal detector. 11 Kemasan tersebut kemudian dipacking pada kemasan carton box kemudian
melalui mesin check weighter untuk mengecek berat selanjutnya ditransferke warehouse finished product.
Berikut merupakan flowchartproses produksi pembuatan sosis pada PT. Charoen Pokphand Indonesia.
Start
Membua t campuran emulsi Menyiapkan kuantitas sea sonig dan
premix sesua i for mula Melakukan proses grinding daging
Melakukan proses mixing emulsi, seasoning premix,
daging giling, dan air Melakukan proses penggilingan adonan
kembali Melakukan proses pemanggangan
adonan Melakukan proses pemotongan sosis
Menyeleksi sosis apakah reject at au tidak
Tidak Ya
Melakukan proses pa cka ging pada kemasa n plast ik
Melakukan proses pr essing kemasa n
Melakukan proses frozen Melakukan pengukura n ber at
apakah sesuai a tau tidak Ya
Tidak
Melakukan proses pa cka ging produk jadi sosis ke dalam carton box
End
Gambar 2.4. Flowchart Proses Produksi Pembuatan Sausage 2.7.
Mesin dan Peralatan 2.7.1. Mesin Produksi
Mesin produksi adalah semua mesin-mesin yang secara langsung berperan dalam proses produksi.
1. Divisi Further
Mesin produksi yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division pada divisi further ditunjukkan pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4.Mesin Produksi Divisi Further
No Mesin
Fungsi Spesifikasi
Merk Daya
Asal Jumlah
1. Autogrind
Menggiling ayam menjadi halus
Laska Type Cutter KCU
200 DC 400V, 50
Hz, 95 Kw, 238
A Austria
1
2. Mixer
Menggabungkan adonan dengan premix
dan seasoning Inotec Type
IM-1000 400 V,
50 Hz -
1 3.
Mesin cetakan Mencetak adonan
yang sudah dihaluskan Besch
3047035 400 V3,
50 Hz -
1 4.
Mesin frying I Penggorengan
pertama pada adonan yang sudah dicetak
EFR 4000650
400 V -
1 5.
Mesin frying II
Penggorengan kedua pada adonan
EFR 6000650
400 V -
1 6.
Checkweighter Menimbang berat
produk Inritsu
300V, 60 Hz
- 2
7. Metal detector
Mendeteksi kandungan metal pada
adonan IQ
3
230 V, 50 Hz,
1,2 A European
Union 1
2. Divisi Sausage
Mesin produksi yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division pada divisi further ditunjukkan pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5Mesin Produksi Divisi Sausage
No Mesin
Fungsi Spesifikasi
Merk Daya
Asal Jumlah
1. Autogrind
Menggiling ayam menjadi halus
Laska Type Cutter KCU
200 DC 400V, 50
Hz, 95 Kw, 238
A Austria
1 2.
Mixer Menggabungkan adonan
dengan premix dan seasoning
Inotec Type IM-1000
400 V, 50 Hz
1 3.
Emulsifier Mengemulsi adonan
Inotec Type 1175 CD-75D
400 V, 50 Hz, 142 A
1 4.
Smoke House Proses pemasakan
sausage dan mendinginkan sausage
Maurer-Atmos GmbH
400 V, 50 Hz, 1,9
Kw Germany
1 5.
Metal detector Mendeteksi kandungan
metal pada adonan IQ3
230 V, 50 Hz, 1,2 A
European Union
1 6.
Cutter Memotong sosis sesuai
ukuran Inotec GmbH
2Kw 2
7. Vacum Sealer
Memvakumkan kemasan yang telah diisi sosis
50 Hz, 29 A, 36
Volt 3
8. Checkweighter
Menimbang berat produk
Inritsu 300V, 60
Hz 2
9. IQF
Mendinginkan produk sausage yang telah
dikemas Mavel
Singapore 380 V, 50
Hz, 103 A 1
2.7.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division adalah sebagai berikut:
1. Thermometer untuk mengukur suhu cairan.
2. Timbangan Digital yang berfungsi sebagai penimbang bahan baku pada saat
penerimaan bahan baku 3.
Hand Truck ialah alat yang juga berfungsi sebagai material handling dipabrik.
2.8 Utilitas
Utilitas merupakanunit penunjang bagi unit-unit yang lain dalam suatu pabrik atau sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal
sampai akhir terutama pada perusahan manufaktur. Sesuai dengan istilahnya, fungsi sarana penunjang ini adalah mendukung dan membantu kelancaran proses
produksi serta mempermudah jalannya kegiatan manufaktur. Utilitasi yang digunakan pada PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah:
1. Water Treatment
Air memegang peranan penting dalam kelangsungan proses produksi, kapasitas air yang digunakan untuk keseluruhan proses produksi adalah
300m
3
, Kegunaan air di perusahaan adalah : a Keperluan proses produksi
b Keperluan laboratorium c Keperluan mesinboiler
d Keperluan karyawan e Keperluan injeksi kondensor
f Sebagai zat pendingin dan pembersih Sumber air yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan
semuanya berasal dari air tanah. Air tanah tersebut dilakukan proses pengolahan terlebih dahulu sehingga kualitasnya sama dengan air minum.
2. Boiler
Uap adalah salah satu unit pendukung di bagian produksi, yaitu digunakan pada proses pemasakan sosis di smoke house. Uap yang digunakan dihasilkan
dari mesin steamboiler. Di PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan terdapat 1 unit steam boiler dengan kapasitas 2 tonjam.
3. Pemanas Minyak Goreng
Pada proses penggorengan nugget digunakan sumber panas yang dihasilkan dari mesin Thermal Oil Boiler. Di PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan
terdapat 1 unit Thermal Oil Boiler dimana tabung boiler diproduksi di bengkel lokal sedangkan burner diimpor dengan spesifikasi burner sebagai
berikut: Merk Burner
: Riello Tipe
: 618 M Model
: ENNEEMME 1400 Bahan bakar
: Solar
4. Sumber Listrik
Dalam memenuhi pasokan listik untuk seluruh kegiatan yang berlangsung, PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan mendapat pasokan listrik dari
Perusahaan Listrik Negara PLN. Hal ini disebabkan karena mereka masih belum bisa membangun unit pembangkit listrik sendiri. Selain itu agar
kegiatan produksi tetap bisa berjalan ketika tidak ada pasokan listrik dari PLN, PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan menggunakan genset sebagai
sumber listrik cadangan genset merek PRIME dengan daya 1825 KVA.
2.9 Safety and Fire Protection
Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 adalah suatu program yang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif
apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuan dari dibuatnya program K3 adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan sangat memperhatikan faktor
keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini diperlihatkan dengan ketatnya penggunaan alat pelindung diri APD. Berikut ini merupakan beberapa APD
yang biasanya digunakan para pekerja di dalam plant, diantaranya :
1 Sepatu boot, berfungsi untuk melindungi kaki dari berbagai macam resiko
bahaya. Salah satunya untuk melindungi pekerja agar tidak tergelincir saat berada di plant yang lantainya sangat licin.
2 Baju pelindung, berfungsi untuk melindungi tubuh dari berbagai macam
kotoran. 3
Masker, berfungsi untuk meminalisir bau amis tidak sedap selama bekerja di plant dan untuk melindungi produk makanan olahan agar tidak tercemar oleh
nafas pekerja. 4
Hair cap penutup rambut, berfungsi untuk melindungi produk makanan olahan agar tidak tercemar oleh rambut para pekerja.
5 Baju pelindung khusus, baju pelindung khusus tersebut digunanakan oleh
pekerja yang bekerja pada proses pembekuan freezing fungsinya untuk melindungi diri dari suhu yang ekstrim.
Agar produk makanan olahan tetap terjaga kehigienisannya, maka para pekerja sebelum bekerja di plant harus membersihkan tangannya dengan sabun
dan larutan klorin 500ppm dan berjalan melewati kolam yang berisi larutan clorine 200 ppm. Larutan chlorine yang digunakan berfungsi untuk mensterilkan
diri dari kotoran kontaminan. Pergantian larutan klorin dilakukan secara kondisional, minimal dilakukan setiap pergantian shift. Sedangkan pembersihan
pada plant secara keseluruhan cleaning total dilakukan secara rutin setiap minggunya.
PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan menerapkan sistem pengamanan kebakaran sebagai berikut: