Tahapan dalam melakukan pengukuran waktu adalah sebagai berikut: 1.
Penetapan Tujuan Pengukuran Dalam melakukan pengukuran waktu kerja, tujuan pengukuran harus
ditetapkan terlebih dahulu dan untuk apa hasil pengukuran digunakan. Dalam penentuan tujuan tersebut, dibutuhkan adanya tingkat kepercayaan dan
tingkat ketelitian yang digunakan dalam pengukuran jam henti. 2.
Melakukan Penelitian Pendahuluan Dalam penelitian pendahuluan yang harus dilakukan adalah mengamati dan
mengidentifikasi kondisi kerja dan metode kerja. Dalam penelitian ini perlu dianalisis hasil pengukuran waktu kerja, apakah masih ada kondisi yang tidak
optimal, jika perlu dilakukan perbaikan kondisi kerja dan cara kerja yang baik.
3. Memilih Operator
Operator yang akan melakukan pekerjaan harus dipilih yang memenuhi beberapa persyaratan agar pengukuran dapat berjalan baik, dan dapat
diandalkan hasilnya. Syarat tersebut yang dibutuhkan berkemampuan normal dan dapat bekerja sama menjalankan prosedur kerja yang baik.
4. Melatih Operator
Operator harus dilatih terlebih dahulu agar terbiasa dengan kondisi dan cara yang telah ditetapkan dan telah dibakukan untuk menyelesaikan pekerjaan
secara wajar.
5. Menguraikan Pekerjaan Atas Beberapa Elemen Pekerjaan
Pekerjaan dibagi menjadi beberapa elemen pekerjaan yang merupakan gerakan bagian dari pekerjaan yang bersangkutan. Pengukuran waktu
dilakukan atas elemen pekerjaan. Ada beberapa pedoman yang harus diperhatikan dalam melakukan pemisahan menjadi beberapa elemen
pekerjaan yaitu: a.
Uraikan pekerjaan tersebut, tetapi harus dapat diamati oleh alat ukur dan dapat dicatat dengan menggunakan jam henti.
b. Jangan sampai ada elemen yang tertinggal karena jumlah waktu elemen
kerja tersebut merupakan siklus penyelesaian suatu pekerjaan. c.
Antara elemen satu dengan elemen yang lain pemisahannya harus jelas. Hal ini dilakukan agar tidak timbul keraguan dalam menentukan kapan
berakhirnya atau mulainya suatu pekerjaan. 6.
Menyiapkan Alat Pengukuran Alat yang digunakan melakukan pengukuran waktu baku tersebut yaitu:
a. Jam henti stopwatch
b. Lembar pengamatan
c. Pena atau pensil
d. Papan pengamatan
3.3.2. Tingkat Ketelitian dan Tingkat Keyakinan
Tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah pencerminan tingkat kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan untuk melakukan
sampling dalam pengambilan data.
7
7
Sutalaksana, Z. I.,A. Ruhana, dan J.H. Tjakraatmadja. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung. 1979. hal 135-136.
Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenamya. Hal ini biasanya dinyatakan
dengan persen dari waktu penyelesaian sebenamya, yang seharusnya dicari. Sedangkan tingkat keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukur akan
hasil yang diperoleh telah memenuhi syarat ketelitian yang ditentukan. Tingkat keyakinan 95 berarti 95 dari total data yang diambil, peneliti yakin 95 dari
total data berada pada batas control diatas batas kontrol bawah dan dibawah batas kontrol atas. Tingkat ketelitian 5 berarti peneliti memberi batas toleransi
error pada instrument alat ukurnya sebesar 5.
3.3.3. Pengujian Keseragaman Data
Selama melakukan pengukuran, operator mungkin mendapatkan data yang tidak seragam. Untuk itu digunakan alat yang dapat mendeteksinya yaitu peta
kendali. Batas kendali dibentuk dari data yang merupakan batas yang menetukan seragam tidaknya data. Data dikatakan seragam, jika berada dalam batas control
dan data dikatakan tidak seragam jika berada diluar batas control.
Dalam penentuan batas kontrol atas BKA dan batas kontrol bawah BKB untuk tingkat kepercayaan 95 dan tingkat ketelitian 5 digunakan batas
2σ. Peta kontrol mempunyai batas-batas: BKA =
� � + 2σ
X �
BKA = �
� + 2σ
X �
Keterangan: X
� = Harga rata-rata dari harga rata-rata subgroup
σ
X �
= Standar deviasi dari distribusi harga rata-rata subgroup x
3.3.4. Pengujian Kecukupan Data
Uji kecukupan data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil dari lapangan penelitian telah mencukupi untuk digunakan dalam menyelesaikan
permasalahan yang ada. Misalkan serangkaian pengukuran pendahuluan telah dilakukan dan hasil pengukuran ini dapat dikelompokkan ke dalam subgroup
berukuran n, dimana : X
�j = Data pengamatan ke-j j= 1,2,3, ..., N
Xi = Harga rata-rata data pengamatan pada subgroup ke-i i= 1,2,3, ..., k
k = Banyaknya subgroup
n = Besarnya subgroup
X �
= Harga rata-rata dari harga rata-rata subgroup N
= Jumlah pangamatan pendahuluan N’
= Jumlah pengamatan yang diperlukan σ
= Standar deviasi data pengamatan