Ditinjau dari jenis data yang digunakan, penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif quantitative research dikarenakan penelitian ini menggunakan
populasi atau sampel tertentu dengan memakai instrumen pengumpulan data dan analisis yang bersifat kuantitatif.
4.3. Objek Penelitian
Objek penelitian yang diamati adalah urutan pengerjaan job nugget yang diproduksi sesuai dengan rentang waktu penelitian dan dinyatakan dalam rencana
produksi mingguan. Jadwal produksi ini berisi urutan job yang akan dikerjakan mulai dari mesin Autogrind, Bowl Cutter, Mixer, Refoformer sampai proses
packing dengan memperhatikan kapasitas yang tersedia dan tingkat utilitas stasiun kerja.
4.4. Variabel Penelitian
Variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Independen
a. Permintaan tiap jenis produk pada periode tertentu dalam rentang waktu 1 minggu.
b. Kapasitas stasiun kerja yang tersedia yang dinyatakan dalam
batchsatuan waktu c.
Waktu standar operator baik operator mesin Autogrind, Bowl Cutter, Mixer, Refoformer, dan packing.
Variabel-variabel ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi suatu penjadwalan produksi
2. Variabel Dependen Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi dalam penelitian ini.
Variabel tersebut yaitu hasil penjadwalan produksi.
4.5. Kerangka Berpikir Penelitian
Penelitian dapat dilaksanakan apabila tersedia sebuah perancangan kerangka berpikir yang baik sehingga langkah-langkah penelitian lebih sistematis.
Kerangka berpikir inilah yang merupakan landasan awal dalam melaksanakan penelitian. Adapun kerangka berpikir penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 4.1.
Proses Penjadwalan Produksi dengan metode Algoritma Genetik
Jumlah permintaan produk
Waktu standar tiap operator
Hasil Penjadwalam Produksi Kapasitas stasiun kerja
tersedia
Gambar 4.1. Kerangka Berpikir Penelitian
4.6. Rancangan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tahap awal penelitian yaitu studi pendahuluan yang menunjukkan fenomena
gejala masalah yang ditemukan di PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division. Masalah yang ditemukan adalah kegagalan penyelesaian produk tepat