Maksud dan Tujuan Didirikannya BUMN

29 dan tidak berlaku lagi. UU BUMN mulai berlaku sejak tanggal diundangkannya, yaitu tanggal 19 Juni 2003. 38 Hal-hal diataslah yang mendasari negara dalam mendirikan BUMN sebagai suatu badan usaha yang mengurus dan mengelola cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak, kemudian bumi dan air dan kekayaan alam untuk memakmurkan kehidupan rakyat. Tidak ada satu pasal pun didalam UUD 1945 yang menjelaskan secara rinci mengenai BUMN. Pendirian BUMN merupakan suatu penafsiran atas Pasal 33 UUD 1945.

B. Maksud dan Tujuan Didirikannya BUMN

Pemerintah Indonesia mendirikan Badan Usaha Milik Negara dengan dua tujuan utama, yaitu tujuan yang bersifat ekonomi dan tujuan yang bersifat sosial. Dalam tujuan yang bersifat ekonomi, BUMN dimaksudkan untuk mengelola sektor-sektor bisnis strategis agar tidak dikuasai pihak-pihak tertentu. Bidang- bidang usaha yang menyangkut hajat hidup orang banyak, seperti perusahaan listrik, minyak dan gas bumi, sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 33 UUD 1945, seyogyanya dikuasai oleh BUMN. Dengan adanya BUMN diharapkan dapat terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat yang berada di sekitar lokasi BUMN. Tujuan BUMN yang bersifat sosial antara lain dapat dicapai melalui penciptaan lapangan kerja serta upaya untuk membangkitkan perekonomian lokal. Penciptaan lapangan kerja dicapai melalui perekrutan tenaga kerja oleh BUMN. Upaya untuk membangkitkan perekonomian 38 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia Bandung: Citra Aditya Bakti, 2010, hlm. 169. Universitas Sumatera Utara 30 lokal dapat dicapai dengan jalan mengikut-sertakan masyarakat sebagai mitra kerja dalam mendukung kelancaran proses kegiatan usaha. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk memberdayakan usaha kecil, menengah dan koperasi yang berada di sekitar lokasi BUMN. 39 Tujuan dari pendirian BUMN menurut Rees dalam Sri Maemunah, antara lain: 40 1 Guna efisiensi ekonomi yang meliputi alokasi teknologi dan manajerial. 2 Kemampuan memperoleh laba, yang merupakan sumber pendapatan negara berupa pajak penghasilan atas laba yang diperoleh BUMN dan bagian laba yang diterima pemerintah sebagai pemilik. Meningkatkan kemampuan laba adalah penting bagi BUMN karena menjadi sumber dana intern juga merupakan sumber pendapatan pemerintah. 3 Distribusi pendapatan, merupakan alat pemerintah untuk mengadakan distribusi pendapatan melalui kebijksanaan harga di bawah rata-rata atau dengan keputusan investasi yang mengabaikan economies of scale untuk meningkatkan pendapatan riil golongan tertentu. 4 Tujuan bersifat makro, sebagai alat kebijaksanaan pemerintah mempunyai tujuan yang bersifat aggregate, antara lain untuk memperluas kesempatan kerja, memperbaiki neraca pembayaran, menekan inflasi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan menurut Sri Maemunah sendiri, maksud dan tujuan dilakukannya pendiran BUMN, antara lain: 41 1. Menunjang perkembangan ekonomi. 2. Mencapai pemerataan secara horizontal dan vertikal melalui perintisan usaha dan pembinaan pengusaha golongan ekonomi lemah dan koperasi. 3. Menjaga stabilitas dengan menyediakan persediaan barang yang cukup terutama menyangkut hajat hidup orang banyak. 4. Mencapai efisiensi teknik agar dapat menjual dengan harga yang terjangkau tanpa mengurangi mutu dan kemampuan memupuk dana dari keuntungan. 5. Menunjang terselenggaranya rencana pembangunan. 39 Nanang Yusroni dan Dumadi Tri Restiysnto, “Privatisasi Badan Usaha Milik Negara BUMN, Eksistensi, Dan Kinerja Ekonomi Nasional Dalam Sistem Ekonomi Pasar,” Jurnal Ekonomi dan Bisinis , No. 3 April, 2007, hlm. 73. 40 http:tutorialkuliah.blogspot.com200909tujuan-didirikannya-bumnbumd.html diakses pada tanggal 11 Juli 2015 41 Ibid. Universitas Sumatera Utara 31 Menurut pasal 2 ayat 1 UU BUMN berserta penjelasannya menyatakan bahwa maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah: 1. Memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya. Dengan penjelasan bahwa BUMN diharapkan dapat menigkatkan mutu pelayanaan pada masyarakat sekaligus memberikan kontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan membantu penerimaan keuangan negara. 2. Mengejar keuntungan, dengan penjelasan bahwa meskipun maksud dan tujuan persero adalah untuk mengejar keuntungan, dalam hal-hal tertentu adalah untuk melakukan pelayanan umum. Persero dapat diberikan tugas khusus dengan memerhatikan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat. Dengan demikian, penugasan pemerintah harus disertai dengan pembiayaannya kompensasi berdasarkan perhitungan bisnis atau komersial. Sedangkan untuk perum yang tujuannya menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan umum, dalam pelaksanaannya harus memerhatikan prinsip- prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat. 3. Menyelanggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang danatau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak. Dengan pejelasan bahwa maksud dan tujuan seperti ini, setiap hasil usaha dari BUMN, baik barang maupun jasa, dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. 4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi. Dengan penjelasan bahwa kegiatan perintisan merupakan suatu kegiatan usaha untuk menyediakan barang danatau jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Namun, kegiatan tersebut belum dapat dilakukan oleh swasta dan koperasi karena secara komersial tidak menguntungkan. Oleh karena itu, tugas tesebut dapat dilakukan melalui penugasan kepada BUMN. Dalam hal adanya kebutuhan masyarakat luas yang medesak, pemerintah dapat pula menugasi suatu BUMN yang mempunyai fungsi pelayanan kemanfaatan umum untuk melaksanakan program kemitraan dengan pengusaha golongan ekonomi lemah. BUMN dapat menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk keperluan pembinaan usaha kecilkoperasi serta pembinaan masyarakat sekitar BUMN.Penyisihan dan pengguna laba untuk keperluan pembinaan yang dimaksud, diatur dengan keputusan menteri.Sedangkan untuk usaha kecilkopersi dimaksud dalam pasal ini adalah usaha kecilkoperasi yang menerima kriteria sebagai usaha kecil sesuai dengan peraturan perundang- undangan Pasal 88 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003.BUMN dalam batas kepatutan hanya dapat memberikan donasi untuk amal dan tujuan sosial sesuai dengan peraturan perundang-undangan pasal 90 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003. 42 42 Abdulkadir Muhammad., Op.Cit . hlm. 172. Universitas Sumatera Utara 32 5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat. Dengan penjelasan bahwa kegiatan BUMN harus sesuai dengan maksud dan tujuannya serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, ketertiban umum, danatau kesusilaan. 43 Undang-Undang Nomor 19 Prp Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara sebagai undang-undang yang pernah berlaku juga menyebutkan secara jelas menegenai sifat pendirian BUMN, dimana BUMN merupakan suatu kesatuan produksi yang bersifat: 44 1. memberi jasa; 2. menyelenggarakan kemanfaatan umum; dan 3. memupuk pendapatan. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diketahui bahwa dengan sifat BUMN yang memberi jasa dan menyelenggarakan kemanfaatan umum serta memupuk pendapatan, maka disini terlihat perbedaannya secara mendasar dengan usaha swasta dan koperasi yang mendasarkan pemupukan keuntungan sebagai hal yang utama. Selain itu, perumusan dalam ketentuan tersebut diatas jelas pula dimaksudkan untuk membangun suatu tatanan ekonomi nasional dengan mengutamakan kebutuhan rakyat dan ketentraman serta kesenangan kerja dalam perusahaan demi terwujudnya suatu masyarakat yang adil dan sejahtera. 45 Berdasarkan sifat, maksud dan tujuan pendirian BUMN seperti tersebut diatas, maka merupakan konsekuensi logis dari perwujudan tujuan bernegara, yakni untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat berdasarkan Pancasila dan 43 Ibid. 44 Pasal 4 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 19 Prp Tahun 1960 Tentang Perusahaan Negara. 45 Aminuddin Ilmar, Op.Cit ., hlm.75-76. Universitas Sumatera Utara 33 UUD 1945, khususnya yang berkenaan dengan penguasaan negara dalam cabang- cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak. Oleh karena itu, perumusan mengenai sifat, maksud dan tujuan pendirian BUMN itu harus pula sejalan dengan tujuan umum dari negara, yakni meningkatkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga sudah selayaknya jika BUMN tidak hanya difungsikan sebagai unit ekonomi yang melaksanakan fungsi profitisasi semata, akan tetapi diharuskan pula melaksanakan fungsi sosial. 46 Masalah yang terjadi sekarang terkait maksud dan tujuan didirikannya BUMN adalah bahwa terjadi tabrakan antara profitisasi dari BUMN dan juga fungsi sosial yang tetap harus diemban oleh BUMN. Hal inilah yang memicu terjadinya perdebatan diantara para kalangan yang menyatakan bahwa tujuan serta peranan BUMN haruslah dipertegas. Namun disatu sisi, kedua hal inilah yang menjadi ciri khas dari BUMN itu sendiri. Fungsi profitisasi dan fungsi sosial itulah yang membedakan antara BUMN dengan koperasi ataupun dengan usaha swasta. Keinginan pemerintah untuk semua BUMN ke dalam bentuk BUMN Persero dengan mengukur tingkat keberhasilan BUMN melalui pengukuran secara kuantitatif dengan dasar return on investment ROI, keseimbangan modal dan aset serta keuntungan, tanpa memperhatikan maksud dan tujuan pendirian BUMN pada awal mulanya sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1969 tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara merupakan suatu kesalahan yang 46 Ibid., hlm. 77. Universitas Sumatera Utara 34 sangat mendasar. Seperti dikemukakan oleh Mar’ie Muhammad dan Astar Siregar 1985, bahwa peran penting dari BUMN sangat ditentukan oleh sifat, maksud, dan tujuan pendirian BUMN tersebut. 47

C. Bentuk-Bentuk BUMN