Sistematika Penulisan Landasan Konstitusional BUMN di Indonesia

21 sumber lain yang terkait dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini. Tujuannya adalah untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan terkait dengan judul skripsi “Akibat Hukum Privatisasi BUMN terhadap Terhadap Kewenangan Negara. ” 4. Analisis data Pada penelitian hukum normatif, pengolahan data pada hakikatnya merupakan kegiatan untuk mengadakan sistemasi terhadap bahan-bahan hukum tertulis. Sistematisasi berarti membuat klarifikasi terhadap bahan-bahan hukum tertulis tersebut untuk memudahkan pekerjaan analisis dan konstruksi. Penelolaan data yang digunakan oleh penulis adalah pengelolaan data kualitatif yakni upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. 31

G. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini akan menjabarkan secara sistematis mengenai isi dari penulisan skripsi ini. Skripsi ini terbagi atas 5 lima bab yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain. Adapun sistematika penulisan yang terdapat dalam skripsi ini, antara lain: 31 https:bersukacitalah.wordpress.comtagtahap-tahap-analisis-kualitatif diakses pada tanggal 06 Juli 2015 Universitas Sumatera Utara 22 BAB I PENDAHULUAN Bab ini mengemukakan apa yang menjadi latar belakang penulisan skripsi, rumusan permasalahan sebagai pembahasan yang akan dijabarkan didalam skripsi ini, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian yang digunakan serta sistematika penulisan skripsi. BAB II KEDUDUKAN BUMN DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA Bab ini membahas mengenai landasan konstitusional BUMN di Indonesia, fungsi dan tujuan didirikannya BUMN, bentuk-bentuk BUMN, kedudukan BUMN sebagai badan hukum, serta kedudukan BUMN sebagai bagian dari keuangan negara. BAB III PENGATURAN PRIVATISASI BUMN Bab ini membahas mengenai sejarah privatisasi BUMN, maksud dan tujuan dilakukannya privatisasi BUMN dan tata cara privatisasi BUMN. BAB IV AKIBAT HUKUM PRIVATISASI BUMN TERHADAP KEWENANGAN NEGARA Bab ini membahas mengenai peran dan wewenang negara sebelum adanya privatisasi BUMN, kendala hukum dalam privatisasi BUMN serta akibat hukum privatisasi BUMN terhadap kewenangan negara. Universitas Sumatera Utara 23 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab terakhir ini akan mengemukakan kesimpulan dari bab-bab yang telah dibahas sebelumnya terkait akibat hukum privatisasi BUMN terhadap kewenangan negara serta saran-saran terkait dengan hal yang sama dengan kesimpulan. Universitas Sumatera Utara 24 BAB II KEDUDUKAN BUMN DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA

A. Landasan Konstitusional BUMN di Indonesia

Badan Usaha Milik Negara BUMN merupakan salah satu pengerak perekonomian Indonesia yang diharapkan dapat menyokong upaya peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia. Dalam perannya, BUMN tidak saja menjalankan fungsi-fungsi produksi akan tetapi juga ikut menjalankan fungsi-fungsi pengadaan barang dan jasa. BUMN juga memiliki peran penting karena terlibat secara langsung dalam proses alokasi sumber daya yang bersifat ekonomi bagi masyarakat. Berdasarkan hasil studi tentang BUMN yang dilakukan oleh United Nation a nd Development Orga niza tion UNI-DO yakni organisasi dibawah naungan PBB untuk pengembangan industri bersama ICPE International Center For Public Enterprise yang berpusat di Ljubljana, Yugoslavia, dimana dikemukakan bahwa pada umumnya negara-negara yang mempunyai usaha negara atau BUMN mencantumkan hasrat dan latar belakang penguasaan negara pada bidang kehidupan yang vital dan strategis, oleh karena bidang itu menyangkut kepentingan umum atau masyarakat banyak. 32 Kehadiran maupun pendirian usaha negara atau BUMN di setiap negara sering kali berbeda. Namun demikian, umumnya latar belakang pendirian usaha negara atau BUMN tidak hanya didasarkan pada alasan ideologis semata, 32 Aminuddin Ilmar, Op.Cit ., hlm.72. Universitas Sumatera Utara 25 akantetapi sering kali pula didasari alasan ekonomis, sosial, politik, warisan sejarah, dan sebagainya. Keberadaan BUMN di Indonesia belum berapa lama dan merupakan peninggalan atau warisan sejarah pemerintah Hindia Belanda melalui program nasionalisasi, dan setelah itu baru dilekatkan pula alasan ekonomis dan politis setelah BUMN difungsikan sebagai “agent of development.” 33 Keberadaan BUMN di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari amanat Pasal 33 UUD 1945. Sebagaimana dikemukakan oleh bagian penjelasan Pasal tersebut, Dalam Pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang seorang. Sebab itu, perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan. Pasal 33 UUD 1945 adalah pasal mengenai perekonomian yang berada di Bab XIV UUD 1945 yang berjudul “Kesejahteraan Sosial.” Kesejahteraan Sosial adalah bagian yang tak terpisahkan dari cita-cita kemerdekaan. Dengan menempatkan pasal 33 UUD 1945 dibawah j udul Bab “Kesejahteraan Sosial,” itu berarti pembangunan ekonomi nasional haruslah bermuara pada peningkatan kesejahteraan sosial. Peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat dapat dilihat dari meningkatnya pendapatan perkapita, meningkatkan pendidikan masyarakat, dan meningkatkan harapan hidup masyarakat, yang merupakan salah satu parameter atau ukuran terhadap keberhasilan pembangunan suatu bangsa, bukan semata-mata pertumbuhan ekonomi mikro. Pasal 33 UUD 1945 merupakan pasal 33 Ibid ., hlm.73. Universitas Sumatera Utara 26 yang mulia, karena pasal ini mengutamakan kepentingan bersama masyarakat, tanpa mengabaikan kepentingan individu orang-perorang. Melihat penjelasan Pasal 33 UUD 1945 itu dapat diketahui bahwa ayat 1, 2 dan 3 Pasal 33 UUD 1945 pada dasarnya adalah dasar dari demokrasi ekonomi atau sistem ekonomi kerakyatan yang hendak diselenggarakan di Indonesia. Sebagaimana diketahui, sistem ekonomi kerakyatan adalah sebuah sistem perekonomian yang sangat menekankan pentingnya partisipasi seluruh anggota masyarakat dalam proses penyelenggaraan perekonomian. Sehubungan dengan itu, dalam sistem ekonomi kerakyatan, setiap anggota masyarakat tidak dapat hanya diperlakukan sebagai objek perekonomian. Ia adalah subjek perekonomian, yaitu yang memiliki hak untuk berpartisipasi secara langsung dalam proses penyelenggaraan perekonomian, serta dalam mengawasi berlangsungnya proses perekonomian tersebut. 34 Berdasarkan rumusan UUD 1945 terdapat secara eksplisit ataupun implisit pandangan-pandangan dan nilai-nilai fundamental, UUD 1945 disamping sebagai konstitusi politik political constitution, juga merupakan konstitusi ekonomi economic constitution, bahkan konstitusi sosial social constitution. UUD 1945 sebagai sebuah konstitusi negara secara substansi, tidak hanya terkait dengan pengaturan lembaga-lembaga kenegaraan dan struktur pemerintahan semata. Namun Iebih dari itu, konstitusi juga memiliki dimensi pengaturan ekonomi dan kesejahteraan sosial yang tertuang di dalam Pasal 33 UUD 1945. Pasal 33 34 Aminuddin Ilmar, Op.Cit ., hlm 12. Universitas Sumatera Utara 27 Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan bagi sistem ekonomi Pancasila, yang lebih dikenal dengan demokrasi ekonomi. 35 Sewaktu menyusun UUD 1945, para perintis kemerdekaan menyadari bahwa Indonesia sebagai kolektivitas politik masih belum memiliki modal yang cukup untuk melaksanakan pembangunan ekonomi. Indonesia hanya memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia, sementara faktor produksi yang lain, seperti modal dan teknologi, belum tersedia. Atas dasar kenyataan inilah kemudian dirumuskan landasan hukum tentang asas keadilan di bidang ekonomi dan kesejahteraan sebagaimana tertera dalam Pasal 33 UUD 1945. 36 Pasal 33 UUD 1945 merupakan landasan konstitusional bagi keberadaan BUMN di Indonesia. Memang tidak secara langsung dituliskan atau tercatat didalam UUD 1945, namum Pasal 33 ayat UUD 1945 menyatakan bahwa perekonomian disusun berdasarkan asas kekeluargaan, kemudian cabang-cabang yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai negara serta bumi dan air serta seluruh kekayaan alam dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat. Secara eksplisit, Pasal 33 UUD ini menyatakan bahwa negara akan mengambil peran dalam kegiatan ekonomi. Oleh karena itu, selama Pasal 33 UUD 1945 masih tercantum dalam konstitusi, selama itu pula keterlibatan pemerintah termasuk BUMN dalam perekonomian Indonesia masih tetap diperlukan. Khusus untuk BUMN, pembinaan usaha diarahkan guna mewujudkan visi yang telah dirumuskan.Paling tidak ada 3 visi yang saling terkait, yakni visi founding 35 http:www.lutfichakim.com201112analisis-penafsiran-pasal-33-uud-1945.html diakses pada tanggal 08 Juli 2015 36 Riant Nugroho Dwidjowijoto dan Randy R. Wrihatnolo, Op.Cit. , hlm. 1. Universitas Sumatera Utara 28 fa ther yang ada dalam UUD 1945, visi dari lembagabadan pengelolaan BUMN, dan visi masing-masing perusahaan BUMN. Kesemuanya ini harus dapat diterjemahkan dalam ukuran yang jelas untuk dijadikan pedoman dalam pembinaan. 37 Terkait dengan kedudukan seperti itu, maka peran BUMN dalam sistem ekonomi kerakyatan dapat dikategorikan sebagai salah satu instrumen bagi negara dalam mewujudkan demokrasi ekonomi, yaitu untuk menjamin pengutamaan kemakmuran masyarakat di atas kemakmuran orang seorang. Jika koperasi adalah instrumen demokrasi ekonomi yang dimiliki oleh para anggotanya, maka BUMN adalah instrumen demokrasi ekonomi yang dimiliki seluruh rakyat Indonesia. Selanjutnya, Badan Usaha Milik Negara diatur dalam UU BUMN Lembaran Negara Nomor 70 Tahun 2003. Undang-undang ini mengganti tiga undang-undang sebelumnya, yaitu Indonesische Berdrijvenwet Stb. No. 149 Tahun 1927 sebagaimana telah beberapa kali diubah dan ditambah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1955; Undang-Undang Nomor 19 Prp Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara; dan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Penganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1969 tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara Menjadi Undang-Undang. Sejak diundangkannya UU BUMN, ketiga undang-undang itu dinyatakan dicabut 37 Ibid ., hlm.1-2. Universitas Sumatera Utara 29 dan tidak berlaku lagi. UU BUMN mulai berlaku sejak tanggal diundangkannya, yaitu tanggal 19 Juni 2003. 38 Hal-hal diataslah yang mendasari negara dalam mendirikan BUMN sebagai suatu badan usaha yang mengurus dan mengelola cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak, kemudian bumi dan air dan kekayaan alam untuk memakmurkan kehidupan rakyat. Tidak ada satu pasal pun didalam UUD 1945 yang menjelaskan secara rinci mengenai BUMN. Pendirian BUMN merupakan suatu penafsiran atas Pasal 33 UUD 1945.

B. Maksud dan Tujuan Didirikannya BUMN