Tata Cara Privatisasi BUMN

65 c. mendorong penetapan harga komersial, organisasi yang berorientasi pada keuntungan, dan sikap-sikap bisnis; d. menghapus jasa-jasa dari kontrol keuangan sektor publik. 3. Ekonomi a. memperluas skop kekuatan pasar dan meningkatkan persaingan dalam perekonomian; b. mengurangi ukuran sektor publik dan membuka pasar baru untuk modal swasta. 4. Politik a. mengendalikan kekuatan perkumpulan dagang mencapai pasar tenaga kerja yang lebih fleksibel; b. mendorong kepemilikan saham untuk individu dan karyawan dan memperluas kepemilikan kekayaan; c. memperoleh dukungan politik dengan memenuhi permintaan industrti dan menciptakan kesempatan lebih banyak akumulasi modal spekulatif; d. meningkatkan kemandirian, individualisme, dan merusak secara perlahan kepedulian dan tanggung jawab kolektif.

C. Tata Cara Privatisasi BUMN

Pada tanggal 5 september 2005, pemerintah menetapkan kebijakan tentang privatisasi BUMN melalui penetapan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2005 tentang Tata Cara Privatisasi Perusahaan Perseroan Persero. Peraturan pemerintah ini merupakan peraturan turunan dari Pasal 83 UU BUMN. Menurut Pasal 82 UU BUMN, tata cara privatisasi adalah: 1. Privatisasi harus didahului dengan tindakan seleksi atas perusahaan- perusahaan dan mendasarkan pada kriteria yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah. 2. Terhadap perusahaan yang diseleksi dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan, setelah mendapat rekomendasi dari Menteri Keuangan, selanjutnya disosialisasikan kepada masyarakat serta dikonsultasikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Privatisasi hanya dapat dilakukan kepada saham milik negara dalam persero danatau saham dalam simpanan. Tidak semua BUMN persero dapat di privatisasikan, ada BUMN persero yang tidak dapat di privatisasi, antara lain: Universitas Sumatera Utara 66 1. Persero yang bidang usahanya hanya dapat dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara, dan hal ini telah diatur berdasarkan ketentuan perundang-undangan. 2. Persero yang bergerak di sektro pertahanan dan keamanan tidak dapat di privatisasi. 3. Persero yang diberikan ketentuan khusus oleh pemerintah terkait dengan kepentingan masyarakat di sektor untuk melaksanakan kegiatan tertentu tidak dapat di privatisasi. 4. Persero yang mengurusi perihal sumber daya alam dilarang untuk di privatisasi yang secara tegas telah diatur didalam peraturan perundang- undangan. Sedangkan untuk BUMN Persero yang akan di privatisasi, harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. industri atau sektor usahanya kompetitif; atau 2. industri atau sektor usahanya terkait dengan teknologi yang cepat berubah. Kriteria tersebut diatas sangat cocok untuk BUMN Persero yang akan atau segera di privatisasi. Tujuan privatisasi adalah agar perusahaan yang di privatisasi dapat mengejar keuntungan yang sebanyak-banyaknya atau profitisasi. Sektor yang kompetitif merupakan sektor yang sangat mempengaruhi kemajuan perusahaan. Perusahaan dengan sektor yang kompetitif dipaksa untuk lebih berinovasi dalam kegiatan produksinya guna mengejar keuntungan bagi perusahaan karena di sektor ini, siapa saja dapat mengusahakannya. Untuk perusahaan yang industri atau sektronya terkait dengan teknologi yang cepat berubah, hal ini juga merupakan kriteria yang penting bagi BUMN Universitas Sumatera Utara 67 Persero yang akan di privatisasi. Perkembangan atau perubahan teknologi yang pesat memaksa perusahaan tersebut untuk mengembangkan teknologi yang sudah ada atau berinovasi seperti halnya perusahaan di sektor kompetitif, hal ini semata - mata agar tidak kalah saing dengan perusahaan lain. Guna mendapatkan keuntungan yang banyak, perusahaan harus meningkatkan hasil produksi perusahaan dan oleh karena itu, perusahaan di sektor ini memerluka investasi yang sangat besar untuk menggantikan teknologi tersebut. Jangan lupa bahwa privatisasi dilakukan dengan memperhatikan prinsip- prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran. Terdapat 3 cara dalam pelaksanaan privatisasi, antara lain: 106 1. penjualan saham berdasarkan ketentuan pasar modal; 2. penjualan saham secara langsung kepada investor; 3. penjualan saham kepada manajemen danatau karyawan Persero yang bersangkutan. Pengertian dari “penjualan saham berdasarkan ketentuan pasar modal” antara lain adalah penjualan saham melalui penawaran umum Initial Public Offeringgo public , penerbitan obligasi konversi, dan efek lain yang bersifat ekuitas. Termasuk dalam pengertian ini adalah penjualan saham kepada mitra strategis direct placement bagi BUMN yang telah terdaftar di bursa. Pengertian dari “penjualan saham langsung kepada investor” adalah penjualan saham kepada mitra strategis direct placement atau kepada investor lainnya termasuk financial investor.Cara ini, khusus berlaku bagi penjualan saham 106 Pasal 5 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2005 tentang Tata Cara Privatisasi Perusahaan Perseroan Persero Universitas Sumatera Utara 68 BUMN yang belum terdaftar di bursa.Hal ini dikarenakan belum pernah dilakukannya penawaran umum oleh perusahaan ini. Lebih lanjut t erkait dengan “penjualan saham kepada manajemen Manajemen Buy OutMBO danatau karyawan Employee Buy OutEBO yang bersangkutan” adalah penjualan sebagian besar atau seluruh saham suatu perusahaan langsung kepada manajemen danatau karyawan perusahaan yang berangkutan. Yang dimaksud dengan manajemen disini adalah direksi. Dalam hal manajemen danatau karyawan tidak dapat membeli sebagian atau seluruhnya saham perusahaan, maka penawaran akan dilakukan berdasrkan kemampuan mereka. Guna menetukan cara privatisasi, perlu diperhatikan beberapa faktor, diantaranya: 107 1. berdasarkan hasil kajian, cara yang dipilih adalah yang terbaik; 2. kondisi pasar modal, terutama dalam rangka menstimulasi pertumbuhan pasar modal 3. kebutuhan modal persero dalam rangka meningkatkan perputaran arus kas, modal kerja, dan investasi; 4. prospek usaha persero; 5. kebutuhan teknologi baru dan keahlian manajemen oleh persero; 6. perluasan jaringan usaha persero; 7. peningkatan efisien dan pelayanan masyarakat; 8. perluasan kepemilikan saham kepada masyarakat; 9. peningkatan prestasi kerja manajemen dan karyawan; 10. kemungkinan penjualan kepada karyawan danatau manajemen; 11. keperluan dana oleh negara. Wacana privatisasi BUMN di Indonesia berkembang dalam bentuk beberapa metode, antara lain melalui penjualan saham di pasar modal, private pla cement oleh investor dalam negeri dengan penyertaan dibawah 50, private 107 Riant Nugroho dan Randy R. Wrihatnolo, Op.Cit ., hlm. 209. Universitas Sumatera Utara 69 pla cement oleh investor dalam negeri dengan penyertaan diatas 50, private pla cement oleh investor luar negeri dengan penyertaan dibawah 50, private pla cement oleh investor luar negeri dengan penyertaan diatas 50. Setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Dengan memerhatikan kelebihan dan kelemahan setiap metode, kemudian membandingkan dengan privatisasi yang ideal sebagaimana diuraikan sebelumnya, dapat dilihat metode yang paling cocok untuk privatisasi, antara lain: 108 1. Privatisasi melalui pasar modal Pada strategi privatisasi melalui pasar modal, pemerintah menjual kepada publik semua atau sebagian saham yang dimiliki atas BUMN tertentu kepada publik melalui pasar modal. Umumnya, pemerintah hanya menjual sebagian dari saham yang dimiliki atas BUMN tersebut. Strategi ini akan menghasilkan perusahaan yang dimiliki bersama antara pemerintah dan swasta. Proporsi kepemilikan pemerintah atas BUMN ini akan menurun. Privatisasi melalui pasar modal cocok untuk memprivatisasi BUMN yang besar, memeiliki keuntungan yang memadai, atau potensi keuntungan yang memadai dalam waktu dekat dapat direalisasikan. Privatisasi melalui pasar modal dapat dilaksanakan apabila BUMN bisa memberikan informasi lengkap tentang keuangan, manajemen, dan informasi lain, yang diperlukan masyarakat sebagai calon investor. Privatisasi melalui pasar modal akan menghasilkan dana yang bisa dipakai untuk menutup defisit APBN. Namun demikian, privatisasi tidak akan banyak 108 Riant Nugroho dan Randy R. Wrihatnolo, Op.Cit ., hlm. 189-195. Universitas Sumatera Utara 70 mengubah pola pengelolaan BUMN. Privatisasi BUMN melalui pasar modal akan mendatangkan investor dalam jumlah banyak dengan rasio penyertaan yang relatif kecil. Pemerintah masih menjadi pemegang saham mayoritas. Tidak ada pergeseran peran pemerintah dalam BUMN setelah privatisasi. Tidak ada transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak ada perubahan budaya kerja, serta tidak ada perluasan pasar di pasar global. Privatisasi melalui pasar modal belum tentu dapat memacu pertumbuhan perekonomian. Hal ini bisa dilihat dari komposisi investor yang membeli saham BUMN di pasar modal. Apabila sebagian besar penyertaan modal dilakukan oleh investor dalam negeri, berarti tidak banyak pertumbuhan uang yang beredar di masyarakat, sehingga sulit untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Namun sebaliknya, apabila sebagian besar investor berasal dari luar negeri, uang beredar akan semakin meningkat, yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 2. Privatisasi melalui private placement oleh investor dalam negeri dengan penyertaan di bawah 50 Pada strategi ini, pemerintah menjual sebagian kecil kurang dari 50 dari saham yang dimiliki atas BUMN tertentu kepada satu atau sekelompok investor dalam negeri. Calon investor pada umumnya telah di identifikasi terlebih dahulu sehingga pemerintah dapat memilih investor mana yang cocok untuk dijadikan partner usahanya. Privatisasi dengan private placement oleh investor dalam negeri akan menghasilkan dana bagi pemerintah yang dapat dipakai untuk menutup Universitas Sumatera Utara 71 devisit APBN 2002. Namun dengan penyertaan modal di bawah 50, investor baru tidak memiliki kekuatan yang dominan untuk ikut menentukan kebijakan perusahaan, sehingga peran pemerintah masih tetap dominan dalam BUMN. Secara umum kebijakan manajemen tidak akan mengalami perubahan, demikian pula teknologi dan budaya kerja yang ada tidak mengalami perubahan yang signifikan. Strategi penyertaan modal dari investor dalam negeri ini tidak menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat, sehingga perekonomian tidak terdongkrak dengan adanya privatisasi. 3. Privatisasi melalui private placement oleh investor dalam negeri dengan penyertaan di atas 50 Seperti halnya alternatif sebelumnya, privatisasi melalui privat placement oleh investor dalam negeri dengan penyertaan di atas 50 akan menghasilkan dana bagi pemerintah untuk menutup devisit anggaran. Namun demikian alternatif ini tidak dapat mendongkrak perekonomian nasional, karena dana yang ditanamkan di BUMN berasal dari dalam negeri sektor swasta. Penyertaan investor di atas 50 akan menyebabkan investor baru memiliki kekuatan untuk ikut menentukan kebijakan dalam menjalankan kegiatan operasional BUMN, sehingga akan terjadi pergeseran peran pemerintah dari pemilik dan pelaksana usaha menjadi regulator dan promotor kebijakan. Visi, misi dan strategi BUMN mungkin mengalami perubahan. Demikian pula pemanfaatan teknologi informasi, proses bisnis internal, serta budaya kerja akan mengalami perubahan. Kemampuan akses ke pasar internasional Universitas Sumatera Utara 72 barangkali masih diragukan, karena sangat tergantung dari kemampuan investor baru untuk menembus pasar internasional. 4. Privatisasi melalui private placement oleh investor luar negeri dengan penyertaan di bawah 50 Alternatif ini akan menyebabkan adanya aliran dana masuk ke Indonesia, yang sangat berarti untuk mempercepat perputaran perekonomian dan penyerapan tenaga kerja. Investor luar negeri pada umumnya menginginkan adanya good corporate government dalam mengelola BUMN. Namun dengan penyertaan kurang dari 50 investor baru tidak memiliki kekuatan untuk memaksakan kehendaknya.Investor luar negeri dapat diharapkan untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi baru kepada BUMN. Keikutsertaan investor luar negeri dalam pengelolaan BUMN diharapkan dapan memberikan suasana baru dalam lingkungan BUMN, dan diharapkan dapat merubah budaya kerja karyawan BUMN menjadi lebih baik. Namun demikian semua harapan tersebut masih tergantung kepada pemerintah Indonesia yang masih memegang mayoritas saham BUMN tersebut. 5. Privatisasi melalui private placement oleh investor luar negeri dengan penyertaan di atas 50 Strategi privatisasi melalui privat placement oleh investor luar negeri dengan penyertaan di atas 50 akan membawa dampak yang signifikan bagi BUMN dan pemerintah Indonesia. Pemerintah akan memperoleh dana yang diperlukan untuk menutup devisit APBN. Penyertaan modal dari luar negeri akan menyebabkan bertambahnya uang beredar di Indonesia, yang Universitas Sumatera Utara 73 diharapkan dapat mendongkrak percepatan perputaran perekonomian dan penyediaan lapangan kerja. Dengan penyertaan yang lebih besar, investor asing memiliki kekuatan untuk menentukan kebijakan dalam BUMN, sehingga akan terjadi pergeseran peran pemerintah dari pemilik dan pelaksana usaha menjadi regulator dan promotor kebijakan. 6. Public offering Pada strategi public offering, pemerintah menjual kepada publik semua atau sebagian saham yang dimiliki atas BUMN tertentu kepada publik melalui pasar modal. Umumnya, pemerintah hanya menjual sebagian dari saham yang dimiliki atas BUMN tersebut. Strategi ini akan menghasilkan suatu perusahaan yang dimiliki bersama antara pemerintah dan swasta. Public offering ini cocok untuk memprivatisasi BUMN yang cukup besar, memiliki potensi keuntungan yang memadai dan dalam waktu dekat dapat direalisasi. BUMN harus bisa memberikan informasi lengkap tentang keuangan, manajemen, dan informasi lainnya, yang diperlukan masyarakat sebagai calon investor. Public offering ini akan dapat terealisasi apabila telah tersedia pasar modal, atau suatu badan formal yang dibentuk dalam rangka menginformasikan, menarik, dan menjaring publik. Di samping itu harus cukup tersedia likuiditas di pasar modal tersebut. Metode public offering telah dipilih dalam rangka privatisasi beberapa BUMN di Indonesia, antara lain PT. Semen Gresik, PT. Indosat, PT. Timah, PT. Telkom, PT. Aneka Tambang, dan Bank BNI. Universitas Sumatera Utara 74 7. Private sale Pada strategi ini, pemerintah menjual semua atau sebagian saham yang dimiliki atas BUMN tertentu kepada satu atau sekelompok investor tertentu. Calon investor pada umumnya sudah di identifikasi terlebih dulu, sehingga pemerintah dapat memilih investor mana yang paling cocok untuk dijadikan partner usahanya. Strategi private sale ini fleksibel, tidak harus melalui pasar modal. Cocok untuk privatisasi BUMN yang memiliki kinerja rendah, yang belum layak untuk melakukan public offering. BUMN ini memerlukan investor yang memiliki usaha di bidang industri yang sama, memiliki posisi keuangan yang kuat, dan memiliki kinerja dan teknologi yang baik. Strategi ini juga cocok untuk negara negara yang belum memiliki pasar modal, atau belum memiliki badan formal yang mampu menjaring investor. 8. New private investment New priva te investment dapat ditempuh oleh pemerintah apabila pemerintah atau BUMN menghadapi keterbatasan untuk mengembangkan u saha BUMN tersebut. Dalam hal ini, pemerintah tidak menjual saham yang dimiliki atas BUMN, tetapi mengundang investor untuk menyertakan modal, sehingga modal BUMN akan bertambah. Penambahan modal tersebut sepenuhnya masuk ke BUMN, dan tidak ada dana yang diterima oleh pemerintah secara langsung. Kebijakan ini akan menyebabkan proporsi kepemilikan saham pemerintah atas BUMN tersebut menjadi berkurang. Universitas Sumatera Utara 75 New private investment cocok untuk mengembangkan BUMN, namun BUMN yang mengalami kekurangan dana, misalnya dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi atau menyediakan infrastruktur dalam rangka peningkatan produksi. Jadi sasaran utamanya bukan untuk menjual BUMN tersebut. Contoh penggunaan metode new private investment ini adalah Senegambia Hotel, Zambia Breweries. 9. Sale of assets Pada strategi ini pemerintah tidak menjual saham yang dimiliki atas saham BUMN tertentu, tetapi menjual aset BUMN secara langsung kepada pihak swasta. Alternatif lain, pemerintah tidak menjual aset BUMN secara langsung, tetapi menggunakannya sebagai kontribusi pemerintah dalam pembentukan perusahaan baru, bekerjasama dengan pihak swasta. Dalam memilih mitra usaha, tentunya pemerintah akan memilih pihak -pihak yang telah dikenal sebelumnya. Kebijakan penjualan aset ini lebih fleksibel dan lebih mudah dilaksanakan, dibandingkan menjual perusahaan secara keseluruhan. Kebijakan ini cocok untuk dilaksanakan apabila menjual perusahaan secara keseluruhan merupakan target yang sulit dicapai. Pemerintah dapat menjual seluruh aset yang dimiliki BUMN, wr ite off semua utang, dan melikuidasi BUMN tersebut. Metode sale of assets ini dipakai oleh pemerintah Australia pada waktu memprivatisasi Bellconen Mall, pemerintah Togo pada waktu memprivatisasi Sodeto, serta pemerintah Gabon pada waktu memprivatisasi Societe de Bois Piza. Universitas Sumatera Utara 76 10. Fragmentation Pada strategi fragmentation ini, BUMN direorganisasi atau dipecah-pecah fragmentation menjadi beberapa perusahaan atau dibuat suatu holding company dengan beberapa anak perusahaan. Salah satu atau beberapa anak perusahaan kemudian dijual kepada pihak swasta. Kebijakan ini akan menghasilkan beberapa pemilik baru atas satu BUMN sehingga diharapkan dapat menciptakan suasana bisnis yang lebih kompetitif. Strategi ini cocok untuk menjual BUMN yang besar dengan harga ya ng mahal. Karena mahal biasanya tidak banyak calon investor yang tertarik untuk membeli. Dengan dipecah-pecah, harganya menjadi lebih murah dan alternatif untuk seorang investor untuk membeli menjadi lebih banyak, dimana ia dapat memilih bagian yang paling menarik untuk dibeli. Sebuah BUMN yang besar dapat menjadi perusahaan monopoli. Dengan dipecah-pecah, BUMN bisa menjadi beberapa perusahaan yang saling bersinergi dan dapat menimbulkan persaingan yang sehat. Indonesia telah menerapkan metode fragmentation pada saat memprivatisasi PT Krakatau Steel. Metode ini juga telah dipakai oleh pemerintah singapura pada saat memprivatisasi Port of Singapore, dan pemerintah Malaysia pada saat memprivatisasi Port Kelong. 11. ManagementEmployee buy out Pada strategi ini, Pemerintah mengalokasikan sejumlah saham untuk dibeli oleh para manajer dan karyawan BUMN, atau koperasi karyawan BUMN. Strategi ini cocok untuk transfer kepemilikan BUMN dari pemerintah kepada Universitas Sumatera Utara 77 para manajer dan karyawan BUMN. Dengan memiliki saham, para manajer dan karyawan BUMN diharapkan akan bekerja lebih serius, sehingga kinerja BUMN akan meningkat. Strategi ini juga cocok untuk BUMN yang akan diprivatisasi, namun belum layak untuk melakukan public offering karena kinerjanya yang kurang baik. Daripada BUMN dilikuidasi, maka strategi ini merupakan alternatif yang lebih baik. Strategi ManagementEmployee Buy Out dipilih oleh pemerintah Iceland untuk memprivatisasi Icelandair. Pemerintah Inggris juga menerapkan metode yang sama untuk memprivatisasi National Bus Company Ship Builder. 12. Kontrak manajemen Dalam strategi kontrak manajemen, pemerintah mengundang perusahaan swasta untuk “mengelola” BUMN selama periode tertentu, dengan memberikan imbalan tertentu dituangkan dalam kontrak kerjasama. Perusahaan tersebut harus bergerak dibidang yang sama, memiliki pengalaman yang cukup, memiliki teknologi dan sumber daya manusia yang lebih baik. Strategi kontrak manajemen dimaksudkan untuk: 1. meningkatkan kinerja BUMN, melalui peningkatan efisiensi dan atau efektifitas penggunaan aset BUMN; 2. memperoleh keuntungan yang optimal; 3. transfer manajemen, budaya kerja, skill, dan teknologi. Tidak ada transfer kepemilikan dalam strategi ini. Privatisasi yang dilakukan hanya bersifat privatisasi pengelolaan, bukan privatisasi kepemilikan. Strategi kontrak manajemen dapat dipakai sebagai strategi antara sebelum privatisasi Universitas Sumatera Utara 78 kepemimpinan dilaksanakan. Kontrak manajemen merupakan strategi yang baik apabila kondisi BUMN belum layak untuk dijual. Strategi ini dapat dipakai untuk meningkatkan kinerja BUMN, baik untuk BUMN yang memberikan pelayanan umum kepada masyarakat, maupun BUMN yang akan diprivatisasi kepemilikannya. Pemerintah Malaysia menerapkan metode kontrak manajemen dalam rangka privatisasi North Kelong Bypass dan Labuan Water Supply. Pemerintah Srilanka menerapkan metode yang sama dalam rangka memprivatisasi Airlanka dan Sugar Corportion. Sementara itu, pemerintah Fiji juga menerapkan metode ini dalam rangka privatisasi Air Pacific. 13. KontrakSewa Aset Kontraksewa aset adalah strategi di mana pemerint mengundang perusahaan swasta untuk menyewa aset atau fasilitas yang dimiliki BUMN selama periode tertentu. PemerintahBUMN dengan segera akan mendapatkan uang sewa dari perusahaan penyewa, tanpa melihat apakah perusahaan tersebut memperoleh keuntungan atau tidak. Perusahaan penyewa berkewajiban untuk memelihara aset atau fasilitas yang disewanya. Aset atau fasilitas yang disewa bisa termasuk SDM yang mengelola fasilitas atau aset tersebut. Strategi ini cocok untuk meningkatkan return on assets ROA, sehingga aset BUMN bisa dimanfaatkan secara optimal. PT. Tambang Timah Indonesia telah menerapkan metode ini. Demikian pula Port Kelang dan Na tiona l Pa rk Fa cilities dari Malaysia, serta Port of Singapore dari Universitas Sumatera Utara 79 Singapura. BUMN-BUMN tersebut telah menyewakan asset yang dimiliki dalam rangka meningkatkan ROA. 14. Likuidasi Likuidasi merupakan alternatif terakhir yang dapat dilakukan pemerintah terhadap BUMN. Alternatif ini dapat dipilih apabila BUMN tersebut adalah BUMN komersial, bukan BUMN public utilities atau memberikan public services , tetapi dalam kenyataannya tidak pernah mendapatkan keuntungan dan selalu menjadi beban negara. 15. Initial Public Offering IPO Initia l Public Offering merupakan strategi privatisasi BUMN dengan cara menjual sebagian saham yang dikuasai pemerintah kepada investor publik untuk pertama kalinya. Artinya, saham BUMN tersebut belum pernah dijual melalui pasar modal pada waktu sebelumnya. Metode IPO dapat menghasilkan dana segar dalam jumlah yang besar bagi pemerintah, tanpa harus kehilangan kendali atas BUMN tersebut. Investor publik pada umumnya membeli saham untuk tujuan investasi, dengan persentase kepemilikan yang relatif kecil. Pada umumnya mereka tidak bermaksud ikut serta dalam kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian, IPO ini cocok dipilih apabila jumlah nilai saham yang akan di privatisasi cukup besar, BUMN memiliki kondisi keuangan yang baik, menilai kinerja manajemen yang baik, tersedia cukup waktu untuk melaksanakan IPO, serta cukup tersedia likuiditas dana di pasar modal. Universitas Sumatera Utara 80 16. Right Issue RI Right Issue adalah strategi privatisasi BUMN dengan cara menjual sebagian saham yang dikuasai pemerintah kepada publik —sebelumnya, BUMN tersebut telah melakukan penjualan saham melalui pasar modal. Pada dasar metode Right Issue tidak jauh beda dengan metode IPO. Metode Right Issue tidak menyebabkan pemerintah, apabila masih menjadi pemegang saham mayoritas, kehilangan kendali atas BUMN yang di privatisasi. Right Issue cocok dipilih apabila jumlah nilai saham yang akan di privatisasi cukup besar, BUMN pernah melakukan penawaran sahamnya melalui IPO, memiliki kondisi keuangan yang baik, memiliki kinerja manajemen yang baik, tersedia cukup waktu untuk melaksanakan IPO, serta tersedia likuiditas dana di pasar modal. 17. Startegic Sales SS Stra tegic Sa les merupakan strategi privatisasi untuk menjual saham BUMN yang dikuasai pemerintah kepada investor tunggal, atau sekelompok investor tertentu. Beberapa metode yang termasuk kedalam kelompok strategic sales, antara lain stra tegic priva te sa le, new priva te investment, ma na gementemployee buy out, da n fra gmenta tion . Pada dasarnya, strategic sa le dimaksudkan untuk mendatangkan dan melibatkan investor baru dalam pengelolaan BUMN. Disamping membawa dana segar, diharapkan investor baru juga membawa sesuatu yang strategis untuk meningkatkan kinerja BUMN, misalnya teknologi baru, budaya dan metode kerja yang efektif dan efisien, perluasan penguasaan pasar, dan sebagainya. Dengan demikian, Universitas Sumatera Utara 81 pemilihan investor baru harus dilakukan dengan selektif, dikaitkan dengan permasalahan BUMN yang diprivatisasi. Strategic Sale merupakan pilihan yang baik bila BUMN yang di privatisasi memiliki kinerja yang kurang baik atau memiliki kondisi keuangan yang kurang sehat. Strategi ini dapat dilaksanakan dalam tempo yang relatif lebih cepat, dengan biaya yang lebih kecil dibandingkan strategi penjualan saham kepada publik, sehingga cocok untuk diimplementasikan apabila waktu yang diperlukan untuk privatisasi sangat terbatas atau nilai saham yang di privatisasi kecil. Strategic Sale juga merupakan pilihan yang baik apabila likuiditas pasar modal kurang memadai. 18. Other Private Offering Other Priva te Offering merupakan strategi privatisasi dengan target individua l investor atau sekelompok investor tertentu, melalui strategi selain yang disebutkan dalam metode strategic sale. Beberapa metode yang dapat diterapkan dalam strategi ini anatar lain metode sale of assets, management contra ct, sewa aset, dan likuidasi. Metode ini pada dasarnya tidak dimaksudkan untuk menjual saham BUMN yang dikuasai pemerintah, melainkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya BUMN yang dinilai masih dibawah standar. Berdasarkan berbagai macam cara atau metode dalam melakukan privatisasi, maka dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan privatisasi terhadap BUMN harus terlebih dahulu dilihat apa metode apa yang betul-betul cocok untuk kebutuhan BUMN yang akan di privatisasi tersebut. Tentu dengan metode yang dilakukan secara benar dan sesuai dengan apa yang cocok diterapkan terhadap Universitas Sumatera Utara 82 BUMN, maka privatisasi BUMN akan memberikan dampak yang baik yakni berupa efiseinsi perusahaan, meningkatkan kinerja BUMN, penerapan prinsip good corpora te governa nce , mendorong terjadi perubahan budaya kerja serta dapat menghasilkan keuntungan yang dapat digunakan untuk mengisi defisit anggara APBN. Universitas Sumatera Utara 83 BAB IV AKIBAT HUKUM PRIVATISASI BUMN TERHADAP KEWENANGAN NEGARA

A. Peran dan Wewenang Negara Sebelum Adanya Privatisasi BUMN