Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008.
USU Repository © 2009
dalam perjanjian, sewaktu-waktu dapat diganti kedudukan dengan kreditur baru. Perjanjian yang dapat diganti ini dapat dijumpai dalam bentuk perjanjian
aan order atau perjanjian atas order atau atas perintah.Demikian juga dalam perjanjian aan fonder, perjanjian atas nama atau kepada pemegang pembawa
pada surat-surat tagihan hutang. Tentang siapa-siapa yang dapat menjadi debitur, sama keadaannya dengan
orang-orang yang dapat menjadi kreditur, yaitu : a. Individu sebagai persoon yang bersangkutan,
1 Natuurlijke Persoon
2 Rechts Persoon
b. Seorang atas kedudukan atau keadaan tertentu bertindak atas orang tertentu. Seorang yang dapat diganti menggantikan kedudukan debitur semula, baik
atas dasar bentuk perjanjian maupun izin dan persetujuan kreditur KUH Perdata membedakan tiga golongan yang tersangkut pada perjanjian
yaitu :
12
1 Para pihak yang mengadakan perjanjian itu sendiri.
2 Para ahli waris mereka dan mereka yang mendapat hak dari padanya.
3 Pihak ketiga
II. Objek Perjanjian Kredit
Objek dari perjanjian kredit adalah prestasi. Kreditur berhak atas prestasi yang diperjanjikan dan debitur wajib melaksanakan prestasi dimaksud. Kalau
12
Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, Hal. 70.
Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008.
USU Repository © 2009
demikian intisari atau hekekat perjanjian adalah prestasi. Sesuai dengan Pasal 1234 KUH Perdata prestasi yang diperjanjikan itu adalah untuk menyerahkan
sesuatu, melakukan sesuatu atau berbuat sesuatu atau untuk tidak berbuat sesuatu te geven, te doen, of niet te doen. Memberikan sesuatu te geven sesuai dengan
ketentuan pada Pasal 1235 KUHPerdata, berarti suatu kewajiban untuk menyerahkan atau melever levering benda.
Tetapi perjanjian untuk menyerahkan bukan semata-mata yang berwujud benda nyata saja, maupun jenis dan jumlah benda tertentu. Dalam perjanjian
memberikan sesuatu te geven termasuk kedalamnya penikmatan genot dari suatu barang. Melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu te doen of niet te
doen bisa bersifat positif dan bisa pula bersifat negatif. Bersifat positif jika isi perjanjian ditentukan untuk melakukan berbuat sesuatu te doen. Perjanjian yang
berupa prestasi negatif adalah verbintenis yang memperjanjikan untuk tidak berbuat atau melakukan sesuatu niet te doen.
Objek atau voorwerp perjanjian harus dapat ditentukan. Prestasi dapat berupa dana, uang, benda dan jasa. Tentang objek perjanjian harus dapat
ditentukan adalah suatu yang logis dan praktis. Takkan ada arti perjanjian jika Undang-Undang tidak menentukan hal demikian. Itulah sebabnya pasal 1320 ayat
3 menentukan objek prestasi perjanjian harus memenuhi syarat yaitu objeknya harus tertentu een bepaalde onderwerp. Atau sekurang-kurangnya objek itu
mempunyai jenis tertentu seperti yang dirumuskan dalam pasal 1333 KUHPerdata.
Agar perjanjian itu memenuhi kekuatan hukum yang sah, bernilai dan mempunyai kekuatan yang mengikat, prestasi yang jadi objek perjanjian harus
Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008.
USU Repository © 2009
tertentu. Sekurang-kurangnya jenis objek itu harus tertentu. Pada Pasal 1320 ayat 4 KUHPerdata disebutkan isi persetujuan harus memuat atau causa yang
diperbolehkan geoorloofde oorzaak. Apa yang menjadi objek atau apa yang menjadi isi dan tujuan prestasi yang melahirkan perjanjian, harus causa yang sah.
Karena itu persetujuan overeenkomst yang mengisi perjanjian itu tidak boleh bertentangan dengan undang-undang, kepentingan umum openbare orde dan
nilai-nilai kesusilaan goede zeden. Setiap perjanjian yang objeknya bertentangan dengan yang diperbolehkan undang-undang, ketertiban umum dan kesusilaan
maka perjanjian itu melanggar persyaratan yang semestinya, seperti yang diatur pada Pasal 1320 ayat 4 KUHPerdata.
Prestasi yang harus dilaksanakan debitur harus benar-benar sesuatu yang mungkin dapat dilaksanakan. Adalah sesuatu hal yang benar-benar bertentangan
dengan kepatuhan untuk membebani seorang debitur dengan suatu prestasi yang tak mungkin dilaksanakan. Akan tetapi dalam mempersoalkan masalah prestasi
yang tak mungkinonmogeljk ini harus dibedakan antara prestasi yang pada dirinya sendiri benar-benar atau mutlak tidak mungkin, dengan tidak mungkin dari
sudut pandangan debitur. Perjanjian yang prestasinya sama sekali tidak mungkin dilakukan sejak
dari semula membuat persetujuan, perjanjian yang demikian dengan sendirinya dianggap tidak berharga ongeldia, dan tidak ada kewajiban debitur untuk
memenuhinya. Sebab ketidak mungkinan itu telah menghapuskan kewajiban itu sendiri. Hal ini telah menjadi prinsip umum dalam kehidupan hukum yang
berbunyi “impossibilium nulla obligatio est”, artinya ketidakmungkinan meniadakan kewajiban. Apabila pada saat dibuat perjanjian prestasi semula
Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008.
USU Repository © 2009
memang benar-benar mungkin mogelijk, kemudian oleh karena sesuatu hal menjadi tidak mungkin, maka perjanjian seperti ini tetap sah dan berharga.
Masalah sampai dimana pengaruh kejadian yang menyebabkan ketidak mungkinan melaksanakan prestasi, maka persoalan ini termasuk ruang lingkup
overmacht. Menilai overmacht atau noodtuestand yang diatur dalam Pasal 1244 dan 1245 KUHPerdata ialah pada saat pelaksanaannya.
Umumnya orang membedakan antara absolut overmacht dan relatif overmacht. Pada absolut overmach pelaksanaan perjanjian sama sekali sungguh-
sungguh tidak mungkin dilaksanakan oleh debitur. Pada relatif overmacht pelaksanaan perjanjian masih mungkin dilakukan tapi dengan jalan memikul
kerugian yang sangat berat bagi pihak debitur, sehingga kerugian baik berupa pembiayaan pelaksanaan benar-benar merupakan penderitaan yang besar bagi
debitur. Jadi dalam hal perjanjian kredit, maka kreditur berkewajiban untuk
menyerahkan sejumlah uang atau sejumlah barang pada debitur peminjam, sedangkan debitur berkewajiban untuk melakukan pelunasan hutang pada jangka
waktu tertentu sesuai dengan yang diperjanjikan.
C. Syarat – syarat dan Bentuk – bentuk Perjanjian Kredit 1. Syarat-Syarat Perjanjian Kredit