Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008.
USU Repository © 2009
BAB IV ANALISIS KEDUDUKAN PENJAMIN BORG DALAM
PEMBERIAN KREDIT BAGI PELAKU USAHA KECIL DAN MENENGAH DI BANK BNI KOTA MEDAN
A. Tanggung Jawab Penjamin Dalam Pemberian Kredit.
Dalam Undang – Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, tidak disebutkan secara tegas mengenai kewajiban atau keharusan tersedianya jaminan
atas kredit yang dimohonkan oleh calon debitur, seperti yang diatur oleh Undang – Undang Perbankan sebelumnya yaitu Undang – Undang no.10 tahun 1998
tentang Perbankan. Dalam Pasal 8 Undang –Undang No.7 Tahun 1992, disebutkan dalam memberikan kredit, bank umum wajib mempunyai keyakinan
atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan.
Jaminan penanggungan utang adalah jaminan yang bersifat perorangan yang menimbulkan hubungan langsung dengan orang tertentu. Jaminan yang
bersifat perorangan ini hanya dapat dipertahankan terhadap debitur tertentu terhadap harta kekayaan debitur seumumnya.
Jaminan yang bersifat perorangan ini mempunyai azas kesamaan Pasal 1131 dan Pasal 1132 KUHPerdata artinya tidak membedakan piutang mana yang
lebih dahulu terjadi dan piutang yang terjadi kemudian., keduanya mempunyai kedudukan yang sama terhadap harta kekayaan Penjamin dan tidak mengindahkan
urutan terjadinya. 75
Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Jaminan perorangan adalah jaminan berupa pernyataan kesanggupan yang diberikan oleh seorang pihak ketiga, guna menjamin pemenuhan kewajiban –
kewajiban debitur kepada pihak kreditur, apabila debitur yang bersangkutan cidera janji wanprestasi. Jaminan semacam ini pada dasarnya adalah
penanggungan utang yang diatur dalam Kitab Undang – Undang Hukum Perdata buku III Bab XVII Pasal 1820 sampai Pasal 1850.
Perjanjian penanggungan bentuknya bebas, karena itu penanggungan dapat dibuat dalam bentuk akta notaril atau akta dibawah tangan, dan juga dapat
diadakan dalam bentuk sehelai surat atau surat pernyataan lisan.
32
32
H.F.A.Vollmar, Pengantar Studi Hukum Perdata, Jilid II, CV.Rajawali Jakarta, 1988, Hal. 445.
Subjek jaminan perorangan adalah pihak – pihak yang terlibat dalam pembuatan perjanjian penjaminan yaitu kreditu dan penjamin. Kreditur adalah
pihak yang berpiutang atau pihak yang memberikan pinjaman kepada debitur. Penjamin adalah pihak ketiga yang berarti bukan debitur, bisa orang perorangan
atau korporasi yang berbadan hukum atau korporasi yang tidak berbadan hukum yang mengadakan perjanjian dengan kreditur untuk menjamin pelunasan hutang
debitur kepada kreditur jika debitur wanprestasi. Selain beberapa orang menjadi penjamin untuk satu debitur yang sama dan
untuk hutang yang sama, ada kemungkinan juga seorang penjamin mengakibatkan diri bersama – sama debiturnya dalam satu perjanjian, sehingga terjadi jamin
menjamin. Ini dinamakan Penjamin Solider Solidaire Borg atau Hoofdelijke Borg. Dalam kondisi seperti ini akan memperkuat kedudukan kreditur karena
kreditur dapat menuntut kepada penjamin dan debitur masih bertanggung jawab untuk seluruh hutang.
Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Ada beberapa penjamin yang telah mengikatkan diri sebagai penjamin untuk satu orang debitur dan untuk utang yang sama. Adanya beberapa penjamin
yang menjamin satu orang debitur dan untuk hutang yang sama memang telah diantisipasi pembuat undang – undang yang diatur dalam pasal 1836
KUHPerdata. Dari pasal ini ditegaskan bahwa masing – masing penjamin bertanggung jawab untuk menjamin seluruh hutang artinya tidak dibolehkan
seorang penjamin hanya menjamin sebagian dari jumlah hutangnya, kecuali para penjamin telah menggunakan hak istimewanya yaitu meminta pemecahan
hutangnya. Penjamin yang mengikatkan diri kepada kreditur dapat dilakukan dengan
sepengetahuan debitur atau diluar pengetahuan debitur. Seorang penjamin yang telah mengikatakan diri sebagai penjamin membawa akibat hukum yang bagi
penjamin untuk melunasi hutang debitur si berutang utama manakala debitur cidera janji. Namun kewajiban penjamin untuk melunasi hutang debitur tersebut
baru dilakukan setelah kreditur mengesekusi harta kekayaan milik debitur yang hasilnya tidak mencukupi untuk melunasi hutangnya. Selama kreditur belum
melakukan eksekusi atau penjualan harta kekayaan debitur, penjamin tidak memiliki kewajiban membayar hutang debitur yang dijaminnya.
Bisa dikatakan bahwa tanggung jawab penjamin hanyalah sebagai cadangan atau subsider dalam hal penjualan harta kekayaan debitur dapat dijual.
Hal ini sesuai Pasal 1831 KUHPerdata yang menegaskan bahwa si penjamin tidaklah diwajibkan membayar kepada kreditur, selainnya jika si debitur lalai,
sedangkan harta benda si debitur ini harus lebih dahulu di sita dan dijual untuk melunasi hutangnya.
Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Namun pasal 1832 KUHPerdata memberikan pengecualian terhadap ketentuan Pasal 1831 KUHPerdata sehingga memberikan peluang kepada kreditur
untuk dapat menuntut langsung kepada seorang penjamin untuk melunasi hutang seluruhnya tanpa harus menjual harta benda debitur terlebih dahulu, dalam hal
penjamin telah melepaskan hak keistimewaan untuk menuntut dilakukan lelang- sita dahulu atas harta benda debitur.
Penjamin membayar hutang debitur, penjamin dapat meminta kepada kreditur untuk menyita dan melelang harta kekayaan debitur terlebih dahulu, baru
kemudian harta kekayaan penjamin jika hasil lelang harat sebitur tidak cukup untuk melunasi hutangnya. Permintaan penjamin harus disampaikan pertama kali
saat jawaban atas gugatan kreditur di Pengadilan. Hak istimewa penjamin untuk meminta supaya harta kekayaan debitur
disita-dilelang terlebih dahulu, menjadi hapus manakala penjamin dengan tegas melepaskan hak istimewanya yang dinyatakan dalam perjanjianakta borgtocht.
Penjamin yang meminta kepada kreditur agar menyita dan melelang harta kekayaan debitur terlebih dahulu mempunyai kewajiban menunjukkan harta
kekayaan debitur dan wajib menyediakan biaya sita dan lelang. Dalam ketentuan PT.Bank Negara Indonesia Persero Tbk tanggung
jawab penjamin yaitu menanggung dan karenanya mengikatkan diri untuk membayar sebagaimana mestinya hutang debitur apabila debitur ingkar janji yang
sesuai dengan perjanjian penanggungan Borgstelling. Penjamin juga menjamin dan bertanggung jawab bahwa barang – barang
tersebut adalah benar – benar hak miliknya, bebas dari sitaan oleh pihak manapun dan dalam bentuk apapun serta tidak dijaminkannya secara bagaimanapun kepada
Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008.
USU Repository © 2009
pihak lain dan penerima kredit menjamin bahwa bank tidak akan mendapat tuntutan atau gugatan apapun dari pihak lain yang menyatakan mempunyai hak
atas barang – barang tersebut baik sebagai pemilik atau sebagai pemegang jaminan.
Penjamin juga menjamin tidak akan melakukan suatu perbuatan hukum apapun juga tanpa seizin Bank BNI yang dapat mengakibatkan beralihnya
pemiliknya pemilikkan atas seluruh atau sebagian harta kekayaan penjamin selama penjamin masih terikat sebagai Penanggung Hutang Borg.
B. Kedudukan Penjamin Bila Debitur Wanprestasi