Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008.
USU Repository © 2009
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian dan analisis dalam bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil penelitian bahwa yang menjadi dasar bagi pihak bank dalam
memberikan kredit kepada pelaku usaha kecil dan menengah adalah berdasarkan KUHPerdata dan BPP. Berdasarkan ketentuan PT. Bank
Negara Indonesia persero Tbk tanggung jawab penjamin yaitu menanggung dan karenya mengikatkan diri untuk membayar sebagaimana
mestinya hutang debitur apabila ingkar janji yang sesuai dengan perjanjian penanggungan Borgstelling. Penjamin juga bertanggung jawab dan
menjamin barang – barang tersebut adalah benar – benar hak miliknya, bebas dari sitaan oleh pihak manapun dan dalam bentuk apapun serta tidak
dijaminkannya secara bagaimanapun kepada pihak lain dan penerima kredit menjamin bahwa bank tidak akan mendapat tuntutan atau gugatan
apapun dari pihak lain yang menyatakan mempunyai hak atas barang – barang tersebut baik sebagai pemilik atau sebagai pemegang jaminan.
Serta penjamin juga menjamin tidak akan melakukan suatu perbuatan hukum apapun juga tanap seizin Bank BNI yang dapat mengakibatkan
beralihnya pemiliknya pemilikkan atas seluruh atau sebagian harta kekayaan penjamin selama penjamin masih terikat sebagai Penanggung
Hutang
Borg. 85
Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008.
USU Repository © 2009
2. Kedudukan penjamin bila debitur atau pelaku usaha kecil dan menengah
wanprestasi merupakan hal yang sedikit rumit, namun demikian penjamin tetap mempunyai kewajiban untuk melunasi hutang si debitur manakala si
debitur cidera janji atau wanprestasi. Penjamin ikut memikul segala akibat yang menimbulkan kerugian moril maupun meterril, jika timbul suatu
keadaan yang menimpa obyek yang dimaksudkan dalam perjanjian. 3.
Bank BNI menyelesaikan kredit yang bermasalah, yang penyelesaiannya ditangani oleh Bank BNI sendiri yaitu Bank BNI melakukan teguran
secara tertulis kepada penanggung hutang untuk memenuhi kewajibannya, disamping secara aktif mencari informasi tentang harta kekayaan
penanggung hutang, lalu pihak Bank BNI memberikan kesempatan kepada debitur untuk menjual jaminan yang diberikan secara sendiri atau dapat
dikuasakan kepada pihak Bank BNI dengan cara debitur membuat surat kuasa bahwa mempercayakan pihak Bank BNI yang akan menjual jaminan
tersebut. Tetapi didalam proses pemberian kredit sampai penyelesaian hutang, belum ada yang diselesaikan dengan proses hukum.
Penyelesaiannya hanya sebatas menempuh jalan damai, yang mengikut sertakan penjamin dalam menyelesaikannya.
B. Saran